Permainan dan Perkusi. Program untuk Anak-Anak dan Remaja dalam Beethovenfest 2008
19 September 2008Festival musik Beethovenfest bukan hanya menampilkan sejumlah besar konser, melainkan juga menawarkan sejumlah aktivitas yang berkaitan dengan musik, bagi anak-anak dan remaja.
Mengejar Jawaban dan Petunjuknya
Acara pertama diadakan untuk anak-anak yang berusia antara lima sampai 10 tahun. Karena masih berusia sangat muda, anak-anak ditemani orang tua mereka. Acara ini diadakah pada hari Minggu di sebuah toko besar di Bonn bernama “Knauber“, yang menjual berbagai bahan untuk hobi. Mulai dari tanaman, benang rajutan, alat lukis, alat masak sampai obeng, paku dan alat pertukangan lainnya. Acara ini diberi nama “Musikalische Schnitzeljagd“ yang berarti permainan kejar-kejaran dalam musik.
Yang dikejar dalam permainan ini adalah jawaban dari sebuah pertanyaan. Untuk mendapat jawabannya anak-anak harus mengumpulkan sejumlah petunjuk terlebih dahulu. Setiap petunjuk diberikan oleh musisi yang sudah tersebar di posisi tertentu di seluruh penjuru toko, yang luasnya sekitar satu hektar tersebut. Para musisi tergabung dalam orkestra "Die Deutsche Kammerphilharmonie" Bremen, yang bermain dalam konser pembukaan Beethovenfest.
Harpa, Celo, Terompet dan Lainnya
Pertama-tama anak-anak dibagi menjadi beberapa kelompok, yang nama-namanya seperti nama instrumen musik. Misalnya kelompok terompet, harpa, celo dan sebagainya. Tiap kelompok dipimpin seorang pembimbing yang mengusung gambar sebuah instrumen.
Di sini pelajaran musik sudah dimulai, karena anak-anak harus mencari tahu bagaimana bentuk sebuah harpa atau terompet untuk mengetahui kelompoknya. Tetapi dengan bantuan orang tua dan pembimbing setiap anak dapat menemukan kelompoknya dalam waktu cukup cepat. Setelah itu dimulailah perjalanan dari satu stasiun ke stasiun berikutnya.
Fagott dan Oboe
Anak-anak yang tergabung dalam kelompok celo misalnya, pertama-tama mengunjungi dua musisi yang memainkan alat musik tiup fagott dan oboe. Musisi menerangkan bagaimana jalan udara di dalam dua alat musik itu, sehingga dapat menghasilkan suara. Anak-anak diberi penjelasan, bahwa kedua instrumen itu membutuhkan apa yang disebut “Mundstück”, yaitu alat spesial yang digunakan untuk meniupkan udara dari mulut. Tanpa alat itu, instrumen tidak berfungsi.
Dipertunjukkan juga, bahwa fagott yang suaranya terdengar berat adalah alat musik tiup yang bernada paling rendah dalam orkestra, dan dalam film kartun sering digunakan untuk mengiringi karakter orang tua. Sementara oboe yang terdengar jauh lebih ringan, digunakan untuk anak-anak atau juga hewan kecil seperti bebek.
Biola dan Banteng
Musisi berikutnya, yang berada di sudut lain toko “Knauber“ memainkan biola. Di samping itu ia juga bercerita tentang seekor banteng muda bernama Ferdinand yang hidup di Spanyol.
Lain dengan banteng lainnya yang bersemangat untuk ikut dalam adu banteng, Ferdinand lebih senang duduk di bawah pohon, menikmati keindahan alam dan bunga-bunga di sekitarnya. Melalui cerita itu anak-anak secara tidak langsung diajarkan untuk lebih senang perdamaian. Permainan biola yang cepat dan terdengar agresif mengisyaratkan adu kekuatan dan keributan seperti dalam adu banteng. Sementara nada-nada yang dimainkan dengan lambat dan riang menunjukkan karakter Ferdinand yang tenang dan ceria.
Mirip Biola Tetapi Berbeda
Di bagian alat pertukangan di toko itu sudah menunggu seorang musisi yang memainkan alat musik Bratsche. Ia memainkan bagi anak-anak sebuah karya komponis Paul Hindemith yang termasuk modern. Yang menarik dalam karya ini, Hindemith jelas-jelasan menetapkan, bahwa komposisi ini harus dimainkan dengan cepat sekali, tidak beraturan dan tidak perlu indah.
Alat musik Bratsche sosoknya tidak berbeda jauh dari biola, tetapi ukurannya lebih besar. Sesuai besarnya, nada yang dapat dimainkan sebuah Bratsche lebih rendah daripada biola. Sementara celo yang berukuran lebih besar daripada Bratsche nadanya lebih rendah lagi. Dan kontrabas adalah alat musik gesek dengan tangga nada paling rendah dalam sebuah orkestra.
"Ode an die Freude"
Setelah anak-anak melalui semua stasiun yang ditetapkan, mereka sudah mengumpulkan semua petunjuk untuk dapat menjawab pertanyaan, apa karya paling terkenal Ludwig van Beethoven. Jawabannya: Ode an die Freude atau dalam bahasa Indonesianya: ode untuk kegembiraan.
Dari semua kertas jawaban diundi tiga orang pemenang, yang mendapat hadiah dari penyelenggara Beethovenfest, tetapi anak-anak lainnya juga merasa senang, karena semua mendapat hadiah balon.
Perkusi Yang Kuat
Anak-anak yang sudah berusia lebih dari 10 tahun juga dapat ikut dalam aktivitas musik selama Beethovenfest. Yaitu dalam acara workshop bersama tiga orang musisi dari kelompok bernama “Power! Percussion“ yang mengkhususkan diri pada alat musik perkusi, yaitu Rudolf Bauer, Jürgen Weishaupt dan Hannes Eitner. Mereka menjadi pembimbing dalam workshop ini.
Para peserta dibagi dalam tiga kelompok. Tiap kelompok memiliki pembimbing yang mengajarkan ritme serta cara memainkan alat musik pukul dengan benar. Misalnya saja sound chips, yang terbuat dari lempengan plastik berbentuk bundar. Pertama-tama ritme yang diajarkan sangat sederhana. Kemudian satu kelompok dibagi-bagi lagi, dan tiap kelompok kecil mulai menabuh dengan ketukan yang berbeda. Sehingga akhirnya ritme yang dihasilkan bervariasi.
Aktivitas Setelah Sekolah Berakhir
Para peserta yang sebagian besar murid sekolah meluangkan waktu mereka setelah sekolah usai untuk datang ke acara ini. Kebanyakan dari mereka disertai guru musik dari sekolah. Salah seorang guru musik yang hadir adalah bapak Michael Küßner.
Ia mengajar musik, bahasa Jerman dan Perancis. Ia juga kerap bermain musik. Sebetulnya semua muridnya harus hadir, tapi sayangnya hanya sedikit yang bisa datang. Tujuan kedatangannya adalah untuk mencari masukan agar dapat mengajarkan ritme kepada murid-murid dan membangkitkan kegemaran bermusik.
Salah Pukul Tidak Masalah
Walaupun ada yang kerap salah pukul, para murid yang ikut sangat tertarik, merasa senang dan dengan patuh mengikuti pengarahan para pembimbing. Dan bukan hanya anak-anak saja yang terkesan, bahkan guru musik Michael Küßner.
Ia tidak tahan hanya menjadi pengamat dan minta ijin untuk diperbolehkan ikut memainkan alat musik. Pak Küßner mengatakan, ia sangat terkesan dengan workshop ini. Ia juga sudah mendapat ide-ide baru, karena itu ia ikut bermain bersama musisi-musisi muda.
Koreografi Mendukung Penampilan
Setelah hafal ritme-ritme yang harus dimainkan serta tanda-tanda yang harus diperhatikan, yang menandai perubahan ritme, anak-anak diajari koreografi yang menyertai tiap ritme. Misalnya jika ritme berubah menjadi cepat, anak-anak melangkah ke depan kemudian menekukkan lutut.
Awalnya apa yang dilakukan tiap kelompok nampak kurang menarik. Tetapi setelah digabung ritme menjadi sangat kaya, dan musik yang indah tercipta, walaupun tidak ada melodi yang dimainkan. Dengan cara ini, kader-kader musisi baru bisa dikembangkan, dan minat musik pada anak-anak ditingkatkan.