Raja Belanda: Permintaan Maaf Awali Proses Panjang
26 Desember 2022
Raja Willem-Alexander menyambut permintaan maaf pemerintah Belanda atas praktik perbudakan selama 250 tahun kolonialisme. Dia menyebut langkah tersebut sebagai “awal dari sebuah perjalanan panjang.”
Iklan
Pernyataan Raja Willem-Alexander itu diungkapkan dalam sebuah pidato menyambut Hari Natal, Minggu (25/12). Awal pekan lalu, Perdana Menteri Mark Rutte secara resmi meminta maaf atas praktik perbudakan oleh pemerintah Belanda, yang dicapnya sebagai "kejahatan terhadap kemanusiaan.”
"Tidak seorangpun yang hidup saat ini bertanggungjawab atas tindakan tidak manusiawi yang dikenakan terhadap para pria, perempuan dan anak-anak,” kata Willem-Alexander di Istana Huis ten Bosch di ibu kota Den Haag.
"Tapi dengan secara jujur menghadapi sejarah kita bersama dan mengakui adanya kejahatan terhadap kemanusiaan, yaitu perbudakan, kita merintis masa depan untuk semua. Sebuah masa depan, di mana kita menolak semua bentuk diskriminasi, eksploitasi dan ketidakadilan.”
"Permintaan maaf yang disampaikan pemerintah adalah awal dari sebuah perjalanan panjang.”
Menengok Lagi Jejak Peninggalan Kolonialisme Belanda di Bandung
Mulai dari bangunan bergaya arsitektur Neo Gothic hingga Art Deco. Gedung-gedung peninggalan masa kolonial di Bandung tidak habis menyajikan cerita dan daya tarik.
Foto: N. Indradona/DW
Gold, Glory, Gospel
Bangsa-bangsa dari Benua Eropa secara besar-besaran menjelajah samudera sejak abad ke-15 Masehi dengan membawa tiga misa utama ke wilayah yang mereka singgahi, termasuk Indonesia. Cikal-bakal kolonialisme dan imperialisme ini mengejar kekayaan, kekuasaan, dan membawa misi misionaris. Dalam gambar: Gereja Bethel, Bandung, yang didirikan pada abad ke-17.
Foto: N. Indradona/DW
Arsitektur Neo Gothic
Dirancang oleh arsitek asal Belanda C.P. Wolff Schoemaker dan dibangun oleh M. Kunst asal Belanda, Gereja Katedral Santo Petrus dibangun pada tahun 1921. Gereja ini diresmikan dan diberkati oleh Uskup E.S. Luypen pada 19 Februari 1922. C.P. Wolff Schoemaker juga adalah sosok di balik berdirinya Gereja Bethel yang didirikan sekitar tahun 1885-an.
Foto: N. Indradona/DW
Arsitektur Art Deco
Pada zaman pemerintahan Hindia Belanda, Gedung Merdeka punya fasilitas hiburan yang memanjakan meneer-meneer dari negeri tulip. Misalnya, ruangan dansa, ruang makan yang luas, ruang bermain sepatu roda, biliar, bowling, dan perpustakaan dengan ruang baca. Saat itu, jangan harap orang lokal bisa menikmati fasilitas gedung yang dulunya bernama Sociteit Concordia!
Foto: N. Indradona/DW
Concordia Bioscoop
Setelah puas berbelanja di kawasan elite Braga, biasanya para tuan dan nyonya Belanda lanjut nonton film di bioskop ini. Sekarang, gedung ini bernama bioskop De Majestic. Lagi-lagi C.P. Wolff Schoemaker menjadi sosok yang membidani bioskop ini. Pembangunannya dikerjakan oleh Technisch Bureau Sunda pada tahun 1920-an.
Foto: N. Indradona/DW
Bekas Rumah Andries de Wilde
Balai Kota Bandung ini dulunya adalah rumah milik Asisten Residen Priangan, Andreas de Wilde. Rumah ini dijadikan kantor dinas oleh pemerintahan kolonial Belanda sejak 1 April 1906, setelah Gubernur Jenderal J.N. van Heutz menetapkan Bandung sebagai kota madya.
Foto: N. Indradona/DW
Bank tabungan, asuransi, dan hipotek
Bangunan yang menjadi gedung Bank Jawa Barat (BJB) ini dibangun tahun 1935 dan dulunya bernama Bank DENIS. Bank DENIS menjadi bank simpan-pinjam dan hipotek pertama di Hindia Belanda. Bangunan karya Albert Frederik Aalbers ini kemudian digunakan sebagai kantor BJB sejak 20 Mei 1961. Menurut komunitas Aleut, dulu bagian bawah gedung ini disewakan untuk kafe, rumah makan dan toserba.
Foto: N. Indradona/DW
De Javasche Bank
Gedung Bank Indonesia di Bandung ini memiliki peran penting bagi aksi kolonialisme Belanda di Afrika Selatan. De Javasche Bank (DJB) di Kota Bandung ini didirikan pemerintah Hindia Belanda pada tahun 1915 sampai 1918 adalah DJB ke-15 yang dibangun untuk membiayai meluasnya dampak Perang Boer (1889-1902) di Afrika Selatan.
Foto: N. Indradona/DW
Masjid Raya Bandung
Walau bukan warisan peninggalan pemerintah Hindia Belanda, masjid ini merupakan salah satu bangunan tertua di Bandung. Masjid ini didirikan tahun 1812 dan awalnya hanya terbuat dari kayu dan bambu. Tahun 1850, Raden Adipati Aria Wiranatakusumah IV melakukan renovasi besar-besaran untuk memperkokoh bangunan tersebut. (ae)
Foto: N. Indradona/DW
8 foto1 | 8
Minim tindakan konkret
Tahun depan, pemerintah Belanda sudah merencanaan sejumlah acara peringatan dan menjanjikan dana sebesar 200 juta Euro untuk berbagai inisiatif sosial.
Iklan
Willem-Alexander mengaku sejarah perbudakan akan mendominasi agenda monarki dan berjanji bahwa anggota keluarga kerajaan akan "terlibat” aktif dalam proyek nasional ini.
Meski begitu, warga keturunan budak di Pulau Sint Maarten di Karibik dan Suriname di Amerika Selatan mengritik sikap pemerintah Belanda yang menjauhi dialog. Salah satu titik perselisihan adalah uang kompensasi.
"Saya tidak melihat adanya tindakan nyata oleh Belanda dan ini disayangkan,” kata Iwan Wijngaarde, kepala Federasi Afro-Suriname kepada AFP. "Apa yang kurang adalah tanggungjawab dan pengawasan,”imbuh Armand Zunder, Presiden Komisi Reparasi Nasional Suriname.
Kota Ikonis Eropa: Amsterdam
Amsterdam jadi tujuan wisata utama jutaan turis setiap tahunnya. DW Travel mengajak Anda mengunjungi kota ikonis di Belanda ini. Berikut tips dan daftar destinasi yang wajib dikunjungi di Amsterdam.
Foto: Daniel Kalker/picture alliance
Destinasi populer: Rijksmuseum
Museum nasional Belanda ini dibangun lebih dari 200 tahun yang lalu dan menyimpan karya-karya beberapa pelukis paling terkenal di negara itu. Selain lukisan terkenal "The Night Watch" karya Rembrandt, museum ini juga memamerkan berbagai karya Vermeer, van Dyck dan Jan Steen. Museum juga menampilkan banyak koleksi gambar, foto dan cetakan, serta benda-benda antik dari sejarah Belanda.
Foto: Paulo Amorim/NurPhoto/picture alliance
Wajib dikunjungi: Anne Frank House
Remaja Yahudi Anne Frank, yang terkenal setelah meninggal, karena buku hariannya saat bersembunyi bersama keluarganya di gedung di jalan Prinsengracht 263-267 selama PD II. Pada bulan Agustus 1944 mereka ditemukan dan ditangkap oleh Nazi. Rumah itu sekarang menjadi museum dan memungkinkan pengunjung untuk mempelajari lebih lanjut tentang buku harian Anne Frank dan bagaimana keluarganya tinggal.
Foto: Daniel Kalker/picture alliance
Bersepeda di Taman Vondel
Dibuka pada tahun 1865, Taman Vondel merupakan taman terbesar di Amsterdam. Ini adalah tempat yang ideal untuk dijelajahi dengan sepeda atau berjalan kaki. Ada banyak penjelajahan yang bisa dilakukan di ruang hijau seluas 120 hektare ini. Di taman ini kerap diselenggarakan konser gratis di teater terbuka atau di paviliun musik.
Foto: Koen van Weel/ANP/picture alliance
Berjalan-jalan di kawasan kota tua
Berjalan-jalan santai di sekitar kota tua Amsterdam adalah suatu keharusan. Sangat mudah untuk melihat mengapa kawasan itu dinobatkan sebagai situs Warisan Dunia UNESCO: banyak bangunan bersejarah berjajar di jalan-jalan sempit menghadap kanal. Secara keseluruhan, kota ini memiliki sekitar 160 kanal. Jangan lewatkan Bloemenmarkt (Pasar Bunga) di kanal Singel, Bethanienstraat, dan Groenburgwal.
Foto: Moritz Wolf/imageBROKER/picture alliance
Berlayar mengarungi kanal
Jika Anda ingin melihat kanal dan bangunan bersejarah kota dari sudut yang berbeda, berlayar di kanal adalah cara yang tepat. Ada alasan mengapa Amsterdam disebut "Venesia dari Utara." Kota ini memiliki 100 kilometer grachten (kanal), sekitar 90 pulau, dan 1.500 jembatan. "Grachtengordel" adalah sabuk kanal yang dibangun pada abad ke-17 di sekitar kota tua.
Foto: Moritz Wolf/imageBROKER/picture alliance
Sebuah gereja di red light district
"Gereja tua" atau "oude kerk" dalam bahasa Belanda, yang berasal dari abad ke-13 dan merupakan bangunan tertua di pusat kota ini adalah gereja terpenting di kota itu. Tidak hanya arsitekturnya yang luar biasa, lokasinya juga: ia berdiri di tengah red light district yang terkenal. Dari rumah bordil hingga toko seks, "Rossebuurt", begitu penduduk setempat menyebut lingkungan itu, terkenal di dunia.
Foto: Peter Dejong/AP Photo/picture alliance
Wisata kuliner: ikan herring
Ikan segar adalah makanan pokok masakan Belanda dan dapat ditemukan di sekitar kota. Cobalah "Hollandse Nieuwe," atau ikan herring yang diasinkan dengan bawang merah dan timun, atau "broodje haring," sandwich dingin dengan ikan herring mentah yang diawetkan dengan garam, acar, dan bawang bombay dalam roti. Jika ikan herring mentah bukan pilihan Anda, Anda mungkin lebih suka ikan putih kibbeling.
Foto: Remko de Waal/ANP/picture alliance
Tempat nongkrong asyik: De Pijp
Bekas lingkungan kelas pekerja sekarang menjadi kawasan trendi yang telah menarik banyak pelajar, seniman, dan orang-orang dari seluruh dunia. Dengan lorong-lorongnya, berbagai restoran, dan Taman Sarphati yang cantik, ada alasan mengapa De Pijp populer. Pastikan untuk mengunjungi pasar "Alber Cuypstraat", buka setiap hari kecuali hari Minggu. Sekitar 300 kiosnya menawarkan segalanya.
Foto: Robin Van Lonkhuijsen/ANP/picture alliance
Pecinta seni? Dermaga NDSM jawabannya
Feri gratis membawa Anda ke lokasi dermaga NDSM di mana kawasan para seniman dengan bar, galeri, dan seni jalanan berada. Selain konser dan festival yang diadakan di sana, pasar loak terbesar di Eropa, IJ-Hallen, berlangsung selama satu akhir pekan dalam sebulan. Dengan barang antik, pakaian vintage, dan segala sesuatu di antaranya, Anda pasti akan menemukan sesuatu di 750 kiosnya.
Mungkin tempat paling populer untuk melihat Amsterdam dari atas adalah dari atas Menara A'DAM. Terletak di seberang teluk IJ yang memisahkan dua bagian kota, skybar dan dek pengintai menawarkan pemandangan kota tua kota yang indah. Ini juga merupakan rumah bagi ayunan tertinggi di dunia: pada ketinggian 100 meter, ayunan itu menggantung di tepi gedung, memikat pecandu adrenalin. (Ed: rap/)
Foto: Micha Korb/pressefoto_korb/picture alliance
10 foto1 | 10
Perbudakan di Nusantara
Belanda mencatat "masa keemasan” pada abad ke16 dan 17, di tengah puncak kolonialisme. Saat itu, kerajaan di Den Haag menguasai dua wilayah kepulauan di Hindia Timur dan Barat atau Karibik.
Menurut PM Rutte, hingga tahun 1814 lebih dari 600.000 orang budak Afrika dikirim Belanda ke wilayah jajahannya di Amerika Selatan, terutama "Suriname, Curacao dan St. Eustatius,” kata dia, Senin (19/12) lalu.
Tapi ketika sejarah perbudakan transatlantik oleh Belanda sudah banyak dikenal, perdagangan manusia di bekas koloninya di Asia cendrung minim penelitian.
Perbudakan di Asia Tenggara, termasuk Nusantara, sudah membumi sejak sebelum era koloniaisme. Namun fenomena ini baru membludak sejak kedatangan pedagang Eropa sekitar tahun 1500. Kebanyakan budak dijualbelikan sebagai buruh kasar atau pelayan rumah tangga.
Belanda secara resmi melarang perbudakan pada 1860 di Asia dan 1863 di Amerika. Meski demikian, praktik perbudakan terus dilakukan secara tidak langsung, terutama di Indonesia. Menurut perkiraan pakar sejarah, praktik perbudakan oleh Belanda hingga awal abad ke 20 di Asia jumlah korbannya jauh lebih banyak ketimbang budak dari Afrika.