Perpanjangan Mandat Tentara Jerman di Libanon
9 September 2008Ketika dua tahun lalu saat pertama kalinya misi bersenjata Jerman ditugaskan ke Timur Tengah, Jerman langsung ditunjuk menjadi pemimpin operasi militer multi nasional. Resolusi Perserikatan Bangsa-bangsa 1701 yang menjadi landasannya: Setelah perang antara Israel dan Milisi Hisbullah, Misi UNIFIL harus dapat mencegah penyelundupan senjata di Libanon.
Mula-mula direncanakan penugasan 2400 tentara Jerman, namun kontingen yang dikirim lebih sedikit dan tahun lalu dikurangi menjadi 1400 tentara. Pada tanggal 1 Maret lalu, Jerman menyerahkan komando pada Italia. Kini sekitar 230 marinir Jerman bertugas di kapal penyapu dan kapal logistik. Tugas mereka di perairan Libanon tetap.
“Kami mendapat informasi sebelumnya, kapal mana yang harus kami periksa di sini. Kemudian kami interogasi dan melaporkannya pada pejabat Libanon. Kemudian pejabat Libanon menyetujui, bahwa kapal ini boleh sandar di Libanon.” Demikian tugas sehari-hari Kurt Leonhard, perwira kapal pemburu „Bayern“ Jerman yang selama enam bulan bertugas di perairan Libanon. Dalam dua tahun terakhir angkatan laut Jerman telah menginterogasi sekitar 18 ribu kapal yang lewat, yang secara resmi disebut pemeriksaan. Hasilnya: 150 dilaporkan ke pejabat di Libanon, namun tak ditemukan senjata selundupan.
Perbatasan laut Libanon tidak dianggap sebagai kawasan penyelundupan senjata. Hisbollah, yang kini memiliki wakilnya di pemerintahan bersatu LIbanon, merupakan satu-satunya kelompok yang berani melawan Israel. Mereka memperoleh persenjataan tidak melalui perbatasan Libanon-Suriah yang diawasi oleh PBB.
Karena itulah penugasan tentara Jerman di Libanon sejak awal dikritik tajam taka ada gunanya. Namun para pemimpin militer dan politik menekankan perlunya tindakan penjeraan. Menteri Pertahanan Jerman Franz-Josef Jung saat mengunjungi pasukannya Februari lalu, menggambarkan tugas berikutnya:“Kami juga membangun sistem radar di sini untuk mengawasi pantai. Kami juga mendidik tentara, yang berarti juga dengan dukungan kami dapat dijamin kedaulatan Libanon. Dengan demikian dikukuhkan stabilisasi, juga dalam perspektif bagi proses perdamaian.“
Stabil - namun rentan potensi konflik, dengan formulasi inilah pemerintah Jerman memperpanjang mandat penugasan pasukan di Libanon, selama 15 bulan berikutnya. Jumlahnya dikurangi lagi sekitar 200 tentara, sehingga menjadi 1200 serdadu. Menimbang pembiayaannya sekitar 170 juta euro, maka hasilnya nanti diharapkan sepadan dengan penghargaan besar terhadap biaya tersebut. Setidaknya karena tak dapat dipastikan, kapan Libanon dapat melindungi kawasan perbatasan lautnya sendiri.(ap)