Uni Eropa Kenakan Sanksi Terhadap Peretas Rusia dan Cina
31 Juli 2020
Sejumlah individu dan organisasi yang dijatuhi sanksi oleh Uni Eropa diyakini terlibat dalam beberapa serangan cyber yang menargetkan perusahaan Eropa dan mencuri data sensitif secara komersial.
Iklan
Uni Eropa hari Kamis (30/7) memberlakukan sanksi pertamanya untuk serangan cyber. Sanksi tersebut termasuk larangan transaksi keuangan dan larangan kunjungan terhadap pejabat intelijen militer Rusia serta perusahaan-perusahaan dari Korea Utara dan Cina, kata Uni Eropa dalam sebuah pernyataan. Mereka diduga berada di belakang serangan cyber WannaCry, NotPetya, dan Operation Cloud Hopper.
Selanjutnya disebutkan, enam orang dan tiga lembaga yang terkena sanksi itu telah terlibat dalam sejumlah serangan di dunia maya, termasuk meretas Organisasi untuk Larangan Senjata Kimia OPCW di Belanda pada 2018.
Kepala kebijakan luar negeri Uni Eropa Josep Borrell mengatakan, langkah-langkah yang diumumkan hari Kamis diperlukan "untuk mencegah, mencegah, mencegah, dan menanggapi perilaku jahat semacam itu di dunia maya."
Serangan cyber oleh intelijen militer Rusia
Uni Eropa antara lain menuduh unit khusus dari badan intelijen militer Rusia, GRU, telah melakukan dua serangan cyber pada tahun 2018 yang menyasar target beberapa perusahaan di Eropa dan mencoba memblokir komunikasi data mereka. Hal itu telah menyebabkan kerugian finansial yang sangat besar.
Unit intelijen militer Rusia itu, yang disebut-sebut sebagai Pusat Teknologi Khusus, dikatakan juga berada di belakang serangan NotPetya dan dituduh menyasar jaringan listrik Ukraina pada 2015 dan 2016. Empat agen GRU juga dikenai sanksi atas apa yang dikatakan Uni Eropa sebagai upaya serangan cyber terhadap OPCW.
"Serangan-serangan itu merupakan "ancaman eksternal terhadap Uni Eropa atau negara-negara anggotanya dan punya pengaruh signifikan terhadap negara ketiga atau organisasi internasional," kata Uni Eropa dalam pernyataanya.
7 Trik Mencegah Retasan
Wikileaks baru-baru ini membocorkan data yang diberi nama “Vault 7- Leaks“, bahwa Dinas Rahasia AS-CIA mengerahkan pasukan peretas untuk memata-matai setiap orang. Ini 7 trik untuk mencegah penyadapan semacam itu.
Foto: picture-alliance/dpa/A. Rain
Jangan Gunakan Internet
Cara paling gampang adalah jangan gunakan internet. Tapi cara ini juga paling sulit dilakukan. Pasalnya setiap orang di dunia modern pasti memiliki perangkat yang selalu terhubung ke internet, baik itu komputer, smartphone, tablet atau peralatan rumah tangga sehari-hari.
Foto: picture-alliance/dpa
Cek Koneksi Internet
Alternativnya, cek semua peralatan yang terkoneksi ke internet. Banyak peralatan di rumah, tanpa sepengetahuan kita terus melakukan pertukaran data dengan pabrik pembuatnya. Atau yang lebih jahat, ada komponen yang sengaja dipasang untuk mengirim data. Cek lewat Shodan.io, perangkat mana yang terhubung dengan internet dan bagaimana cara melindunginya
Foto: picture alliance/dpa/A. Franke
Gunakan Password
Dengan menggunakan password atau teknik sandi lainnya, pengguna internet bisa mengatur arus data yang mereka unduh atau unggah. Biasanya fitur pada perangkat pintar memiliki opsi untuk pengaturan keamanan transfer data. Dengan memasang opsi ini, Anda yang mengatur transfer data, dan bukan perangkat yang kita miliki.
Foto: Fotolia/Pedro Nunes
Pakai Jejaring Aman
Di negara maju memiliki jaringan WiFi di rumah sudah merupakan hal lazim. Disarankan lindungi WLAN dengan password dan sandi yang cukup aman. Jika menggunakan WiFi terbuka atau Hotspot, usahakan menggunakan jejaring yang memasang fitur keamanan.
Foto: picture-alliance/dpa/M. Schutt
Update Teratur
Bukan hanya keamanan jaringan internet, juga sistem operasi perangkat yang Anda miliki harus aman. Produsen yang peduli, selalu melakukan update software yang mereka pasang di perangkatnya secara teratur. Menurut Vault-7 peretas CIA diketahui menyerang celah keamanan pada sistem operasi Apple yang tidak diupdate.
Foto: Kimihiro Hoshino/AFP/Getty Images
Tutup Kamera dan Mikrofon
Perangkat canggih yang Anda miliki biasanya dipasangi fitur kamera dan mikrofon untuk komunikasi digital. Jika Anda tidak mau kehidupan probadi dimata-matai, tutup kamera dan mikrofon itu dengan lakban. Pendiri Facebook, Mark Zuckerberg juga melakukan tindakan pengaman ini. Mottonya: perusahaan sehebat dan seaman Facebook saja, merasa was-was dengan serangan peretas sekelas Vault-7
Foto: picture-alliance/dpa/O. Berg
Unduh App Aman
App adalah alat bantu utama pada smartphone. Pastikan Anda mengunduh app yang aman yang tidak menghimpun dan mengirim data dari perangkat Anda ke pihak ketiga. Walau cukup banyak aplikasi yang aman, peretas juga lebih pintar, dengan mencoba menyadap informasi saat ditulis, sebelum disandi oleh app aman. as/yf(dari berbagai sumber)
Foto: picture alliance/ZB/Pedersen
7 foto1 | 7
Perusahaan Cina dan Korea Utara juga kena sanksi
Selain itu, perusahaan Korea Utara Chosun Expo dan dua perusahaan Cina juga dikenai sanksi, salah satunya Haitai Technology Development.
Chosun Expo dicurigai mendukung WannaCry dan serangkaian serangan finansial besar di seluruh dunia, termasuk pencurian cyber terhadap bank sentral Bangladesh serta peretasan Sony Pictures tahun 2014.
Haitai Technology Development dituduh mendukung serangan Operation Cloud Hopper, yang menurut Uni Eropa "menarget sistem informasi perusahaan multinasional di enam benua ... dan memperoleh akses tidak sah ke data-data sensitif mereka, yang mengakibatkan kerugian ekonomi yang signifikan."