1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Pertarungan Hidup Mati Swiss dan Turki

Vidi Legowo-Zipperer11 Juni 2008

Swiss dan Turki harus bermain habis-habisan jika tidak mau tersingkir di babak awal Piala Eropa 2008. Kedua tim telah menderita kekalahan pada pertandingan pertama mereka.

Suporter tim TurkiFoto: AP

Situasi sulit dialami oleh negara tuan rumah Swiss yang pada pertandingan pertama kalah 0:1 dari Ceko. Hari ini Swiss akan berhadapan dengan Turki yang juga sebelumnya menderita kekalahan dari Portugal. Kedua tim ini akan bertarung habis-habisan untuk agar tidak tersingkir. Alexander Frei, kapten timnas Swiss yang cidera berat pada pertandingan lawan Ceko, kini hanya bisa menjadi penasihat tim di bangku cadangan.

"Bangsa kami mempunyai satu tim dan tim ini memiliki impian yang harus terwujud. Kami akan melakukan segalanya agar kami masih bertahan dalam turnamen ini. Kadang kita terjatuh, pilihan yang ada adalah tetap tergeletak atau bangkit kembali. Dan juara akan memilih untuk berdiri kembali."

Latar belakang lain yang akan membuat pertandingan ini menjadi menarik untuk ditonton adalah bentrokan antar pemain Swiss dan Turki yang terjadi 3 tahun yang lalu pada kualifikasi Piala Dunia di Istanbul Turki. Saat itu pemain Turki menyerang pemain Swiss di lorong menuju ruang ganti pakaian. Waktu itu seorang pemain Swiss bahkan harus dilarikan ke rumah sakit. Ada kekhawatiran bahwa aksi semacam ini akan terulang kembali. Bagi Portugal dan Ceko masalahnya lain lagi. Ini adalah pertandingan perebutan tiket pertama ke perempatfinal. Marek Jankulovski dan Jaroslav Plasil pemain bertahan Ceko memiliki tugas berat menahan serangan Christiano Ronaldo. Kalangan pengamat sepakbola bahkan berpendapat Portugal hanya bisa dikalahkan jika Ronaldo cidera dan keluar dari lapangan.

Sementara itu, pertandingan Piala Eropa hari keempat melahirkan favorit juara baru, yaitu Spanyol. Kemenangan telak 4-1 atas Rusia membuat geram pelatih Rusia Gus Hiddink. Biang kekalahan tim Hiddink adalah pemain Spanyol David Villa. Ia berhasil mencetak hattrick dalam pertandingan tersebut. Sementara dalam pertandingan berikutnya, dimana juara bertahan Yunani berhadapan dengan Swedia, strategi bermain bertahan ala pelatih Otto Rehhagel membuat pertandingan tersebut tidak menarik untuk ditonton. Lima pemain bertahan dikerahkan Rehhagel. Seakan ia memang hanya mengincar hasil seri tanpa gol. Permainan membosankan Yunani sempat membuat Swedia turut terbawa. Bahkan saat peluit berakhirnya babak pertama berbunyi, para penonton di stadion mengeluarkan seruan yang mencemooh para pemain. Rehhagel mencoba membela diri :

"Di babak pertama kami tidak bermain sesuai rencana saya. Seharusnya kami dari belakang bermain ke depan. Tapi ya masih nol-nol. Kemudian terjadi kesalahan fatal. Kami sedetik tidak mengawasi Ibrahimovic, kemudian terjadilah gol 1:0."

Kedudukan akhir 2:0 bagi Swedia. Kekalahan ini akan menyulitkan Yunani untuk bisa lolos dari babak awal. Karena mereka masih harus berhadapan dengan Spanyol yang berada di atas angin.