1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Pertarungan Kekuasaan Politik di Turki Berlanjut

3 Juli 2008

Proses di Mahkamah Konstitusi Turki dalam kasus gugatan larangan partai AKP, dilanjutkan hari Kamis (3/7). Sementara itu suasana di Turki bertambah tegang menyusul penangkapan sejumlah jenderal purnawirawan Selasa (1/7).

Demonstran perempuan menentang tuntutan larangan AKPFoto: picture-alliance/dpa

Suhu politik di Turki semakin panas. Siapa dan apa yang berdiri di belakang penangkapan pengkritik pemerintah dari kubu kanan nasionalis pada awal pekan ini? Sekitar 20 orang ditangkap dalam razia besar-besaran di berbagai daerah di negara itu. Mereka dituduh merencanakan untuk menggulingkan pemerintahan dengan kekerasan. Tertuduh, di antaranya empat jenderal purnawirawan dan seorang jurnalis diperkirakan adalah anggota sebuah jaringan ultranasionalis yang sebutannya menyandang nama tanah air mistik orang-orang Turki, yaitu Ergenekon. Jaringan ultranasional itu juga dituduh bertanggung jawab atas pembunuhan seorang pastor Italia dan wartawan asal etnis Armenia, Hrant Dink. Yang berwenang menyatakan, dalam waktu dekat ini akan mengumumkan bukti-bukti atas tuduhan yang hingga kini masih sama sekali belum nyata.

Pihak oposisi menyamakan metode itu dengan metode yang dipakai pada era Hitler dan Stalin, mengingat bahwa sebagian yang ditangkap adalah pengkritik pemerintah yang merupakan tokoh ternama. Mereka mengatakan, gelombang penangkapan hari Selasa dilakukan tepat saat Jaksa Agung Turki menyampaikan tuduhannya di Mahkamah Konstitusi dalam kasus larangan terhadap partai AKP dari Perdana Menteri Recep Tayyep Erdogan.

Pimpinan angkatan bersenjata yang diduga mendalangi permohonan larangan tersebut, pada awalnya membisu. Kemudian media mulai berspekulasi, apakah staf gabungan angkatan bersenjata sudah mendapat informasi sebelumnya mengenai penangkapan jenderal purnawirawan tersebut. Menanggapi spekulasi itu, wakil panglima angkatan bersenjata Turki, Ilker Basbug hari Rabu (02/07) dengan gusar mengatakan kepada para wartawan, tidak ada kaitan antara pertemuannya dengan Perdana Menteri Recep Tayyep Erdogan 24 Juni yang lalu dan penangkapan hari Selasa. Karena itu tuduhan yang disebarluaskan oleh media sama sekali tidak ada dasarrnya. Demikian Ilker Basbug. Selanjutnya ia menuduh, semuanya itu merupakan teori persekongkolan dan pihak yang menyebarkannya harus bertanya sendiri, apakah bukan mereka yang ingin menghancurkan angkatan bersenjata Turki, saat negara ini menghadapi masalah berat. Kemudian Basbug menyerukan agar semua tenang dan menunjukkan sikap yang bertanggung jawab.

Para pengamat menilai pernyataan Basbug tersebut sebagai indikasi bahwa para jenderal mulai tidak sabar.

Hari Kamis (03/07) ini, partai pemerintah AKP sekali lagi akan mengajukan pembelaannya di Mahkamah Konstitusi. AKP dituduh hendak mengubah negara Turki yang sekuler menjadi sebuah negara islam. Dalam pembelaannya, AKP dapat saja menunjuk upaya pendekatannya pada Uni Eropa yang berhasil dijalankan dengan baik. Mahkamah Konstitusi diduga akan menjatuhkan keputusan akhir bulan Juli ini. Jika AKP dilarang, kemungkinan partai itu langsung akan mendirikan partai baru dan pemilihan dini akan digelar. Skenario lainnya, konflik dalam negeri antara kubu yang mendukung agama dan Kemalis atau kubu nasionalis akan meningkat dan tidak dapat dikuasai lagi. (cs)