1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Pertemuan Blair-Khadafy ; Terorisme di Uni Eropa

26 Maret 2004

Kunjungan PM Inggris Tony Blair ke Libya, dan masalah terorisme yang mendominasi pertemuan puncak UE di Brussel adalah tema sorotan dalam acara Sari Pers Deutsche Welle.

Kunjungan perdana menteri Inggris Tony Blair ke Libya dikomentari harian Jerman Handelsblatt sebagai kunjungan yang historis:

Pemimpin Libya Khadafy terkenal karena sikapnya yang tidak dapat diperhitungkan dan terkenal karena penampilannya yang aneh. Tony Blair tahu, kunjungannya ke tenda di padang pasir mengandung risiko. Namun risiko yang kiranya perlu diambil. Sebab tidak banyak rejim yang berhasil dikembalikan dalam pergaulan internasional. PM Blair dan Presiden Bush memang memerlukan sukses dalam perang anti terorisme global. Bila integrasi Libya berhasil, maka ini juga isyarat bagi negara-negara Arab lainnya, yang sejak perang Irak bersikap curiga terhadap AS dan Inggris.

Harian liberal kiri Inggris The Independent mengomentari pertemuan Blair-Khadafy:

Blair harus menunjukkan , perang Irak membuahkan hasil bagi Timur Tengah, dan ia sendiri juga masih tetap merupakan tokoh penting di panggung internasional. Namun kesan sebenarnya di Timur Tengah dan Inggris berbeda sama sekali. Kesan yang timbul, Inggris dalam dalam menghadapi terorisme telah membuang prinsip-prinsip yang dengan bangga diproklamasikan oleh perdana menteri ketika ia mengambil alih kekuasaan dan yang diulanginya sebagai alasan bagi invasi ke Irak.

Sementara harian Austria Die Presse menulis, popularitas Khadafy hanyalah bersifat politis:

Libya telah menghentikan program senjatanya dan memberikan kepada AS bukti bagi perdagangan gelap nuklir dari laboratorium riset di Pakistan. Tripolis membuat Blair dan Bush menggambarkan perubahan politik yang spektakuler sebagai konsekuensi langsung dari perang Irak yang kontroversial. Naif sekali untuk mempercayai para pakar yang mengatakan, Khadafy lama sebelum perang melawan terorisme dan perang ke Irak , jadi pada akhir tahun 90-an, telah mengubah haluan politiknya.

Juga harian Times di London menganggap naif , bila mengira diktator di Libya sebagai mitra yang dapat dipercaya:

Namun perubahan politik di Libya rupanya tidak dapat dibatalkan lagi. Ini dampak dari nasib Irak, yang harus disadari oleh UE. Dan ini membuat situasi di Timur Tengah dan juga di barat lebih aman.

Serangan bom di Madrid akhirnya membawa pendekatan dalam soal konstitusi UE. Spanyol dan Polandia berseteru dengan kubu Perancis-Jerman dalam hal pembagian suara voting , namun pertemuan puncak UE di Brussel didominasi soasl terorisme.

Harian Belgia Le Soir berkomentar:

Perang melawan terorisme mewarnai pertemuan puncak UE di Brussel, dua minggu setelah serangan di Madrid. Namun seusai jamuan makan malam para kepala negara dan kepala pemerintahan UE , datang berita menggembirakan, UE bertekad untuk menyepakati konstitusi selambatnya pada tanggal 17 Juni mendatang, tanggal pertemuan puncak berikutnya, dengan harapan sebelum pemilihan parlemen Eropa banyak pokok perselisihan sudah dapat diselesaikan .

Harian Belanda Volkskrant menilai tugas koordinator UE untuk soal terorisme sebagai tugas yang tidak mudah.

Tokoh liberal Belanda Gijs de Vries, terkenal sebagai pakar intelektual, gigih, dan lincah. Pengangkatannya sebagai Mr. Terror, demikian julukan untuk koordinadtor anti terorisme, memang perlu. Namun tugas barunya tidaklah mudah. Untuk mengkoordinasi kerjasama yang lebih erat antara badan-badan keamanan dan intelijen di Eropa, dibutuhkan bakat diplomasi dan kegigihan. Pengalamannya bertahun-tahun sebagai anggota parlemen Eropa tentu akan bermanfaat.

Namun menurut harian Belgia De Standaard, pengangkatan koordinator UE untuk terorisme hanyalah isyarat simbolis:

Dewasa ini orang dapat bepergian dari Berlin ke Lisboa – melintasi Jerman, Belgia, Prancis dan Spanyol tanpa harus menunjukkan paspor atau menukar uang. Yang dapat menikmati Eropa tanpa perbatasan , bukan hanya para warga dan pengusaha, melainkan juga para penjahat dan teroris. Penangkatan politiisi Belanda Gijs de Vries sebagai koordinator UE untuk pembasmian terorisme merupakan isyarat simbolis. Seperti Jerman, banyak negara anggota terkemuka UE lainnya tidak bersedia menyalurkan informasi yang menyangkut soal keamanan dalam satu wadah Eropa.

Harian Austria Die Presse di Wina memperingatkan , agar Eropa jangan bertindak berlebih-lebihan dalam soal terorisme:

Bila persitiwa teror di Madrid dijadikan cara untuk mengenyahkan pemerintahan dengan pemboman, maka dunia barat akan jatuh ke tangan para teroris. Eropa punya dua kemungkinan: Bersikap mengalah, dengan harapan , tidak diganggu dengan serangan teror, atau mengambil tindakan balasan yang substansial. Jelas UE tidak boleh dapat diperas. Politik keamanan UE menghadapi uji coba yang menuntut strategi keamanan yang baru . Hendaknya Eropa bertindak tegas dan bijaksana, sebab hidup dalam ketakutan sama dengan sudah mati.