1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Pertemuan Bush-Putin

25 Februari 2005

Hari Kamis (24/2) Presiden AS George W Bush bertemu dengan Presiden Rusia Vladimir Putin di Bratislava, ibukota Slowakia. Bagi AS, Rusia merupakan mitra penting untuk mengatasi berbagai persoalan global, dari ambisi nuklir Iran dan Korea Utara , soal Irak dan isu demokrasi.

George W Bush dan Vladimir Putin di Slowakia
George W Bush dan Vladimir Putin di SlowakiaFoto: AP

Harian Jerman Süddeutsche Zeitung sehubungan dengan pertemuan Bush-Putin menyoroti situasi di Rusia ..........

Sementara Presiden AS menyampaikan visinya tentang dunia yang demokratis bersama AS sebagai tujuan utama, peran Presiden Rusia selama ini sebagai aktor di panggung politik luar negeri, melemah, karena langkanya konsep. Perkembangan di Ukraina secara simbolis membuktikan betapa besarnya daya tarik demokrasi barat, dan melemahnya minat terhadap pimpinan di Moskow. Hal itu dapat diubah, namun Putin harus membangun strata baru. Membangun Rusia sebagai pasar ekonomi bebas tanpa keterlibatan negara, memperkokoh negara hukum dan lembaga-lembaga demokrasi dan bukan memundurkannya. Hanya dengan cara itu, Rusia akan menjadi atraktif bagi negara-negara tetangganya, dan juga bagi dunia internaisonal.

Komentar harian Swiss Basler Zeitung mengenai pertemuan tsb ........................

Dari seorang presiden Amerika Serikat yang bertekad untuk menyebarkan demokrasi ke seluruh dunia, dapat diharapkan kritik yang lebih keras terhadap presiden Rusia yang semakin bersikap otoriter dan menjauhi diri dari demokrasi. Malah Presiden AS memberikan dukungan kepada politiknya, ketika Bush menyatakan, ia dalam 4 tahun mendatang juga akan memelihara dialog yang konstruktif dengan sahabatnya, Vladimir Putin. Sebaliknya pemimpin Kremlin dengan menyatakan, soal implementasi demokrasi di Rusia harus disesuaikan dengan kepentingan , tradisi dan sejarah negara itu, di satu pihak mengakui demokrasi di bibir saja, sekaligus secara faktis menolak demokrasi dan nilai-nilainya.

Harian Austria Der Standard yang terbit di Wina berkomentar, meski pandangan berbeda, namun Presiden AS Bush dan Presiden Rusia Vladimir Putin punya tujuan yang sama...

Sebelum pertemuan di Slowakia sudah jelas, bahwa baik AS maupun Rusia tidak menginginkan tambah memburuknya hubungan antara kedua negara. Rusia masih tetap merupakan negara atom, meski pun saat ini masih sibuk dengan masalahnya sendiri. Bila AS secara konkret berhasil mengarahkan suasana yang optimis dewasa ini di Timur Tengah menuju ke perjanjian perdamaian, Rusia akan dibutuhkan untuk mempengaruhi negara-negara Arab, seperti Suriah. Juga di Irak, Putin yang menilai positif Pemilu di negara itu, dapat memainkan peran penting. Rusia, seperti UE dapat diikutsertakan dalam pembangunan kembali negara itu. Sebab AS , sebagai negara adi daya sekali pun tidak mampu mengatasinya sendiri.