1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Pertemuan G20 di Johannesburg

Claus Stäcker21 November 2007

Menteri negara-negara G20 bertemu di Afrika untuk pertama kalinya. Dan deklarasi penutupnya sudah kurang menunjukkan harapan.

Foto: AP

Untuk pertama kalinya diadakan pertemuan antara menteri keuangan dan direktur bank sentral dari 20 negara industri terbesar. Para menteri keuangan menyatakan adanya keadaan darurat. Namun seperti biasa situasi ini digambarkan sediplomatis mungkin. Jika sumber energi baru tidak ditemukan, maka perkembangan ekonomi akan terhambat dan terus terancam oleh tingginya harga minyak.

Demikian dinyatakan dalam deklarasi penutup dari apa yang disebut konferensi negara-negara G20 di kota kecil Kleinmond di Afrika Selatan. Ditambahkan dalam pernyataan tersebut, perkiraan untuk masa depan tetap tidak jelas, karena harga barang di banyak toko turun-naik, sehingga membahayakan stabilitas harga. Direktur Bank Sentral Eropa, Jean Claude Trichet mengatakan, ini tentunya bukan waktu untuk bersantai, karena kami, negara-negara industri, masih harus menyelesaikan banyak pekerjaan, untuk mengoreksi perkembangan yang salah. Namun negara-negara berkembang juga tidak punya alasan untuk puas.

Perkiraan Yang Tidak Jelas

Trichet tidak mau mengeritik Cina secara langsung, yang menurut Bank Sentral Eropa, tidak memenuhi kewajibannya sebagai negara ekonomi raksasa yang baru. Para menteri keuangan G20 tidak bersedia meramalkan keadaan di masa depan, melainkan hanya memberikan dugaan yang tidak jelas. Perkembangan perekonomian dunia kemungkinan hanya akan menjadi lebih lambat sedikit. Namun demikian, jangka waktu dan cakupannya tidak dapat diperhitungkan sama sekali. Itulah perkiraan para menteri.

Menteri keuangan negara-negara G20 untuk pertama kalinya bertemu di Afrika. Mereka menjadi wakil dari dua pertiga rakyat di dunia dan 90% dari kekuatan ekonomi global. Terutama negara-negara ambang industri menilai forum informal G20 sebagai alternatif adil, dibanding dengan klub negara-negara industri maju G7 yang sangat kaya.

Kritik terhadap IMF dan Bank Dunia

Direktur baru Bank Dunia, Robert Zoellick dan Ketua Dana Moneter Internasional - IMF, Dominique Strauss-Kahn menjadi sasaran kritik tajam. Tuan rumah, yaitu Presiden Afrika Selatan, Thabo Mbeki menuduh kedua institusi dunia itu kuno dan strukturnya sangat tidak fleksibel. Baik Bank Dunia maupun IMF dianggap hanya mengurus negara-negara kaya yang hanya berjumlah sedikit. Presiden Afrika Selatan itu mengatakan, kita membutuhkan model baru, yang dapat menghancurkan struktur kuno dan kaku itu, yang hanya menghambat perkembangan sosial ekonomi dan mencegah pemberantasan kemiskinan.

Tugas Bank Dunia dan IMF harus mewakili kepentingan jangka panjang dari seluruh negara di dunia, demikian dikatakan Mbeki. Bukan untuk jangka pendek dan hanya untuk beberapa negara. Pertemuan G 20 berikutnya akan diadakan tahun depan di Brasil.