1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

KTT Uni Eropa-Turki untuk Pengungsi Segera Digelar

19 Februari 2016

Presiden Dewan Uni Eropa menyatakan bahwa "rencana aksi bersama dengan Turki tetap menjadi prioritas" dalam menangani krisis pengungsi Eropa. Pernyataannya muncul setelah pertemuan dengan para pemimpin Uni Eropa.

Brüssel EU Gipfel - Tusk & Juncker
Foto: Getty Images/AFP/J. Thys

Berbicara di hadapan pers pada Jumat (19/02) pagi setelah berlangsungnya hari pertama Konferensi Tingkat Tinggi KTT Uni Eropa di Brussels, Presiden Dewan Uni Eropa Donald Tusk mengumumkan rencana pertemuan khusus dengan pemerintahan di Ankara untuk mengatasi gelombang migrasi besar-besaran yang melanda Eropa.

"Kami sepakat bahwa rencana aksi bersama kami dengan Turki tetap menjadi prioritas. Dan kita harus melakukan segalanya agar dapat berhasil. Itulah mengapa kita berniat mengatur pertemuan khusus dengan Turki pada awal Maret," kata Tusk.

Setelah serangan teror hari Rabu (17/02) di Ankara, Perdana Menteri Turki Ahmet Davutoglu membatalkan perjalanannya ke Brussels untuk KTT, sehingga memaksa para pemimpin Uni Eropa menunda pertemuan mereka tentang masalah ini.

Tidak ada alternatif

Lebih dari satu juta orang memasuki Uni Eropa pada tahun 2015. Kebanyakan mereka mengungsi akibat perang yang berlangsung di Suriah, Irak dan tempat-tempat lain. Membanjirnya pengungsi yang datang ke Eropa melalui Turki, mendorong beberapa negara anggota Uni Eropa, termasuk Jerman, menerapkan kontrol perbatasan di zona Schengen.

Sebuah sistem relokasi berbasis kuota penungsi yang ditujukan untuk mengurangi tekanan pada negara-negara garis depan, seperti Italia dan Yunani, telah terbukti tidak efektif, dimana negara-negara bekas Uni Soviet menolak menerima pelaksanaan rencana Uni Eropa.

Sementara itu, Ketua Komisi Eropa Jean-Claude Juncker mengatakan, kerjasama dengan Turki sangatlah penting untuk dapat mengatasi gelombang migrasi yang telah menyebabkan krisis politik di Uni Eropa: "Kami telah memastikan bahwa tidak ada alternatif selain melakukan kerjasama yang baik, cerdas dan bijaksana dengan Turki," kata Juncker.

Kanselir Jerman Angela Merkel yang mendukung pernyataan para pejabat Uni Eropa soal pengungsi dan menyatakan: "Di Eropa, kita semua adalah mitra."

"Pernyataan penting bagi saya saat ini adalah bahwa kita tidak sekedar menegaskan kembali rencana aksi Uni Eropa-Turki, melainkan pertemuan itu menjadi prioritas utama kami," kata Merkel.

Merkel dihujani kritik keras oleh parlemen dan para politisi dari kubu oposisi akibat kebijakannya dalam membuka pintu untuk pengungsi di Jerman, terutama para pengungsi Suriah yang melarikan diri dari konflik pahit di tanah air mereka.

ap/hp(rtr,ap,dpa,dw)

Lewatkan bagian berikutnya Topik terkait