1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Pertemuan Menteri Keuangan G-20 di Inggris

14 Maret 2009

Menteri-menteri keuangan kelompok negara G-20 bertemu di Horsham, Sabtu ini (14/03), untuk mempersiapkan tema apa saja yang akan dibicarakan pada pertemuan puncak G-20 tanggal 2 April mendatang di ibukota Inggris itu.

Menkeu Inggris Alistair Darling, kiri, dan Menkeu AS Timothy Geithner, pada pertemuan menteri keuangan G-20 di Horsham, West Sussex, Inggris.
Menkeu Inggris Alistair Darling, kiri, dan Menkeu AS Timothy Geithner, pada pertemuan menteri keuangan G-20 di Horsham, West Sussex, Inggris.Foto: AP

Negara-negara terkaya di dunia, yakni Amerika Serikat, Jepang dan Cina serta sejumlah negara Eropa dan negara kuat lainnya seperti Korea Selatan bersedia memberikan suntikan dana dalam upaya mengatasi krisis ekonomi dunia.

Menteri Keuangan Inggris Alistair Darling, Sabtu ini (14/03) pada pembukaan hari kedua pertemuan menteri keuangan kelompok negara G-20 di Horsham, West Sussex, Inggris, mengatakan dirinya cukup yakin pada kemajuan dalam mengatasi krisis ekonomi dunia.

Menjelang Konferensi Tingkat Tinggi G-20 di London April mendatang, Darling menyinggung bahwa G-20 perlu memfokuskan diri pada tiga isu besar, yaitu yang membantu perekonomian dan membantu sektor perbankan, agar mereka dapat memberikan kembali kredit dan memastikan seluruh dunia merasakan dampak upaya yang dilakukan G-20.

Pertemuan hari pertama, Jumat (13/03), di sebuah hotel mewah di Inggris selatan, diwarnai beda pendapat antara Amerika Serikat – yang didukung Jepang dan Cina- dengan dua negara besar Eropa, yaitu Jerman dan Prancis. Kelima negara tersebut memiliki titik berat yang berbeda dalam upaya mengatasi krisis ekonomi dunia.

Penasihat ekonomi Presiden Amerika Serikat, Larry Summers, menyebutkan bahwa negara terkemuka dunia harus memberikan program investasi tambahan bagi perekonomian. Usulan itu tidak diterima Eropa. Banyak pemimpin negara Eropa tidak ingin mengeluarkan lebih banyak lagi dana karena anggaran negaranya sudah mengalami defisit besar.

Meski terjadi silang pendapat, Menteri Keuangan Inggris Alistair Darling optimis bahwa akan tercapai kesepakatan dalam pertemuan para menteri keuangan itu.

"Saya pikir terdapat kesamaan pendapat. Misalnya Jerman. Jerman mengetahui tingkat ekspornya menurun, itu terlihat dari penurunan produk domestik brutonya dan hasilnya. Mereka sudah melakukan tidak hanya satu tapi dua program stimulus ekonomi, yang sangat penting. Begitu pun Prancis. Kita juga melakukannya, juga Amerika Serikat, Jepang, Korea, dan Cina. Jadi sebenarnya setiap negara di seluruh dunia sedang membantu perekonomiannya," kata Darling.

Dua tema besar lainnya yang dibicarakan dalam pertemuan hari pertama para menteri keuangan G-20, Jumat (13/03), di Horsham adalah peningkatan transparansi untuk mengurangi tindak penggelapan pajak dan pengetatan regulasi perbankan.

Pemerintah Swiss dan sejumlah pusat penyimpanan dana di luar negeri seperti Luxemburg, Austria, Belgia, Hongkong, Singapura, Andorra, dan Lichtenstein sepakat untuk melakukan kerja sama lebih erat dalam hal perpajakan dan pertukaran informasi yang lebih transparan dengan negara-negara lainnya.

Perdana Menteri Inggris Gordon Brown menyambut baik keputusan tersebut. Brown mengatakan bahwa selama ini terdapat tekanan antara negara G-20 untuk memberantas tindak penggelapan pajak. Keputusan semacam itu merupakan langkah nyata menuju transparansi informasi pajak antar negara.

Transparansi informasi pajak antar negara dan pemberantasan tindak penggelapan pajak tampaknya juga akan kembali menjadi tema pembicaraan pertemuan para menteri keuangan G-20, Sabtu ini (14/03). Selain itu, proteksionisme perdagangan serta peningkatan dana bagi Dana Moneter Internasional IMF dalam membantu negara yang dilanda krisis juga menjadi tema pertemuan di Horsham, West Sussex, akhir pekan ini.(ls)