1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Pertemuan Para Menteri Pertahanan Uni Eropa

28 September 2007

Selama dua hari di Evora, Portugal akan dibahas kondisi keamanan di Afghanistan, rencana penugasan militer di Chad dan masa depan Kosovo.

Menteri pertahanan Jerman Franz Josef Jung di depan pesawat Tornado
Menteri pertahanan Jerman Franz Josef Jung di depan pesawat TornadoFoto: AP

Berita-berita buruk dari Afghanistan tak kunjung putus. Rabu lalu tersiar kabar penyanderaan empat petugas palang merah terkait gagalnya pembebasan terhadap sandera Jerman yang ditahan sejak dua bulan. Selain itu dua tentara ISAF asal Denmark tewas dalam penugasan di selatan Afghanistan. Senin sebelumnya dua tentara Spanyol tewas di wilayah barat. Dan sejak awal bulan September jatuh 19 korban tentara dalam misi Enduring Freedom dan pasukan ISAF. Menteri pertahanan Franz Josef Jung juga harus mengakui: "Kondisi keamanan semakin rawan sejak tahun lalu. Demikian pula untuk wilayah utara Afghanistan. Penugasan ini memang terkait dengan risiko jasmani dan nyawa."

Menteri Jung akan berpidato menyangkut tema Afghanistan. Sejumlah menteri pertahanan mendapat tekanan di negara masing-masing. Penugasan militer menjadi sengketa politik dalam negeri a.l. di Spanyol dan Belanda. Bahaya terbesar terutama mengintai di wilayah selatan, kawasan tugas dari tentara Inggris, Kanada dan Belanda. Tetapi sementara ini Taliban sudah mengubah taktik, yaitu menghindar dari pertempuran terbuka dan lebih mengutamakan penggunaan jebakan bom, yang menelan lebih banyak korban di kalangan tentara asing. Jadi sebenarnya sekarang harus dilakukan perdebatan serius mengenai strategi. Hanya saja Menteri Jung pastilah tidak akan menyinggungnya, agar tidak timbul kericuhan mengingat pemungutan suara dalam parlemen Jerman mengenai perpanjangan masa tugas tentara Jerman, baru akan dilakukan bulan Oktober mendatang.
Lokasi krisis bagi tentara UE adalah Chad. Pertengahan minggu ini PBB mengesahkan keputusan Dewan Keamanan bagi pasukan pelindung untuk mengamankan tempat penampungan pengungsi Darfur dekat perbatasan dengan Sudan. Di Sidang Umum PBB Presiden Perancis Nicolas Sarkozy terdengar sesumbar: "Perancis mendukung untuk turun tangan. Perancis akan bertindak demi perdamaian."

Yang dimaksudkannya adalah semua konflik di dunia. Menyangkut missi di Chad, dialah yang pertama mengacungkan tangan untuk mengirim lebih dari 1.000 tentara ke bekas koloni Perancis itu, dari 4.000 tentara yang akan ditugaskan. Hanya saja selain Polandia dan Swedia yang menawarkan beberapa ratus tentara, tidak ada negara lain yang berlomba-lomba untuk mengisi kekosongan. Parlemen Eropa juga mendiskusikannya dan mayoritasnya memberikan dukungan. Anggota parlemen Eropa asal Jerman Karl von Wogau menjelaskan permasalahannya: "Wilayah yang harus diamankan sangat luas. Jadi pasukan yang ditugaskan juga harus cukup besar, agar benar-benar dapat meningkatkan kondisi keamanan. Juga harus jelas bahwa itu berupakan pasukan Eropa dengan partisipasi sejumlah besar negara Eropa."

Tetapi sekarang ini yang terkumpul belum lagi mencapai 1.500 tentara untuk mengamankan perbatasan Chad-Sudan sepanjang 1.300 kilometer. Dalam hal ini Jerman dan Inggris sudah menyatakan ketidak-sanggupannya.