1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Pertemuan Para Panglima Pasukan ISAF dan NATO

22 November 2007

Tidak hanya pasukan Jerman yang ditugaskan di Afghanistan Utara. Tentara dari 16 negara lainnya juga ditempatkan di wilayah yang bernaung di bawah kepemimpinan Jerman dalam pasukan perlindungan internasional ISAF.

Tentara Jerman di Mashar-i-Sharif
Tentara Jerman di Mashar-i-SharifFoto: AP

Atas undangan Inspektur Jenderal angkatan bersenjata Jerman, Wolfgang Schneiderhan, hari Rabu kemarin digelar pertemuan para jenderal pasukan ISAF dan NATO. Agenda pertemuan mengenai pendidikan angkatan bersenjata Afghanistan yang dilaksanakan di bagian utara Afghanistan.

Pendidikan angkatan bersenjata Afghanistan melalui tentara pasukan NATO ISAF akan diperluas dan dikoordinasi dengan lebih baik. Saat ini, pendidikan tentara Afghanistan terutama diberikan oleh Amerika Serikat di utara negara itu. Ke depan Amerika akan lebih mengkonsentrasikan pendidikannya pada kepolisian. Oleh karena itu menurut Inspektur Jenderal Wolfgang Schneiderhan, Jerman sebaiknya mengisi kekosongan yang akan ditinggalkan Amerika Serikat:

„Akhir tahun 2008 kami dapat dipastikan akan hadir dengan tujuh hingga delapan tim pelatih . Satu tim terdiri dari 19 sampai 20 tentara yang akan menangani sebuah batalyon dan melatihnya.“

Sekitar 100 pelatih Jerman yang saat ini sedang ditugaskan. Jumlah ini diharapkan dapat ditingkatkan hingga 300 personel. Batas mandat yang diberikan kepada Bundeswehr, maksimal 2. 500 tentara, oleh karena itu masih cukup ruang gerak. Demikian ditambahkan Schneiderhahn. Dan apa yang akan diajarkan oleh pelatih Jerman kepada tentara Afghanistan? Schneiderhan:

„Mereka harus belajar menembak. Tiga hal yang diperlukan: senjata, munisi dan tempat latihan yang harus dibangun. Kami akan membangunnya di dekat Masar-i-Sharif . Ini sebenarnya adalah pekerjaan dasar yang berkaitan dengan banyak hal. Dan memang banyak sekali yang masih harus dilakukan.“

Hingga tahun 2010 angkatan bersenjata Afghanistan diharapkan punya 70. 000 sampai 80. 000 tentara terlatih. Saat ini yang dimiliki negara itu bahkan lebih sedikit dari setengahnya. Akibat kurangnya pendidikan, rendahnya gaji dan desersi, di Afghanistan hanya terdapat 16. 000 tentara yang terlatih. Schneiderhan kembali mengatakan:

„Taraf pendidikan jelas membaik dan disiplin juga meningkat. Keduanya saling berkaitan: Jika tentara berwibawa, reputasinya naik. Dan jika reputasinya baik dan benar-benar diakui oleh masyarakatnya, tidak ada alasan bagi mereka untuk kadang-kadang masuk kerja dan kadang-kadang tidak. Bila mereka melihat adanya masa depan, maka semuanya akan membaik. Ini merupakan proses yang menuntut jerih payah dari kita semua. Kami harus lebih sabar dari sebagaimana biasanya.”

Menurut Inspektur Jenderal Schneiderhan, reputasi angkatan bersenjata Afghanistan akan naik jika batalyon ditempatkan di provinsi tertentu dan tidak dipindah-pindah. Hanya dengan begitu mereka akan disegani oleh penguasa setempat dan mampu mengamankan Afghanistan.