1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Pertemuan Puncak Uni Eropa - Pakistan

18 Juni 2009

Pertemuan puncak UE berlangsung di Brussel sejak Rabu (17/06), dengan tema utama perang melawan terorisme dan bantuan ekonomi dan keuangan Eropa bagi negara-negara Asia Selatan yang sedang menghadapi banyak tantangan.

Presiden Pakistan Zardari saat konferensi pers di BrusselFoto: AP

Presiden Pakistan Asif Ali Zardari dapat merasa puas dengan pertemuan puncak antara Uni Eropa dengan Pakistan yang berlangsung pertama kalinya. Baru beberapa pekan lalu, banyak negara barat meragukan upaya Pakistan dalam memerangi milisi Taliban. Persepsi ini berubah drastis setelah Pakistan melancarkan operasi militer terhadap pihak pemberontak di Lembah Swat. Di Brussel Zardari meyakinkan Uni Eropa bahwa Pakistan serius dalam tindakan menghadapi para ekstremis militan. Ketua Komisi Eropa José Manuel Barroso menyampaikan

„Kami terkesan terhadap komitmennya, upayanya dalam menghadapi masalah ini. Tidak hanya dalam mengupayakan Pakistan menjadi negara demokratis, tapi juga melakukan segala cara untuk mencegah Pakistan menjadi sumber konflik dan terorisme yang merambat ke seluruh dunia.“

Juga Presiden Ceko Vaclav Klaus yang menjabat Ketua Dewan Eropa saat ini mengungkapkan

„Kami benar-benar terkesan dengan kebulatan tekad dari pihak Presiden Zardari dan anggota delegasinya tentang masalah ini. Jadi kami melihat perubahan dibanding saat-saat sebelumnya, dan kami merasa cukup optimis!“

Uni Eropa menjanjikan bantuan lebih besar bagi pengungsi yang melarikan diri dari Lembah Swat dan kawasan di sekitarnya. Dari bantuan total sebesar 124 juta Euro bagi Pakistan, 72 juta Euro disalurkan sebagai bantuan humaniter, untuk menanggulangi dampak yang ditimbulkan sehubungan operasi militer. Tapi banyak yang menilai hal itu belum cukup. Shada Islam kepala program Asia pada pusat politik di Brussel menjelaskan

„Bapak Guterres, Kepala Komisi PBB untuk bantuan pengungsi meminta bantuan lebih besar. Amerika menyediakan bantuan lebih besar, demikian pula Jepang. Kita harus bergerak sekarang, lebih cepat! Jika kita tidak melakukannya, jika Eropa, Amerika Serikat dan yang lainnya tidak kelihatan, lihat saja siapa yang menjadi kuat di sana. Yakni partai-partai keagamaan yang sudah berada di kamp-kamp pengungsi dengan program sosialnya..“

Pakar politik Shada Islam menilai pertemuan puncak Pakistan Uni Eropa hanya sedikit membuahkan hasil kongkrit. Mengenai keinginan Uni Eropa dan Pakistan meningkatkan hubungan perdagangan bilateral untuk memperkuat ekonomi Pakistan, ia berpendapat, Eropa sebetulnya dapat lebih aktif dalam membantu memodernisir institusi-institusi sipil Pakistan

Shada Islam: „Aparat kepolisian, sektor kehakiman, pendidikan dan pelayanan kesehatan. Modernisasi partai-partai politik. Saat ini ada demokrasi di Pakistan. Tapi institusi-institusi sipilnya lemah, rapuh, setiap saat dapat dikuasai oleh militer yang lebih kuat! Dan jika menyinggung partai-partai politik: Mereka bersifat feodal, bersistem dinasti. Kami memerlukan reformasi sistem politik! Dan semua sarana ini dimiliki Eropa, ini menjadi alat kemenangannya di Eropa Timur dan Eropa Tengah. Dan dengan menerapkan formula yang sama seperti untuk mengatasi krisis di Balkan saat ini, itu cukup sukses. Gunakan sarana-sarana tersebut, gunakan agenda pembangunan abad ke-21 ini di Pakistan!“

Demikian pakar politik Shada Islam. Sementara ini masih belum jelas apakah pertemuan puncak Uni Eropa-Pakistan akan menjadi agenda berkala seperti halnya pertemuan Uni Eropa dengan India dan China. Tapi topik-topik bahasan tidak akan kurang.

Thomas Bärthlein/Dyan Kostermans

Editor: Hendra Pasuhuk