1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Pertemuan Tahunan IMF dan Bank Dunia

19 Oktober 2007

Pertemuan tahunan IMF dan Bank Dunia akan diselenggarakan di Washington, akhir pekan ini. Apa saja agenda pertemuan dua lembaga keuangan dunia ini?

Gedung IMF di Washington
Gedung IMF di WashingtonFoto: picture-alliance / dpa

Cina, India dan Rusia bertanggung jawab atas separuh pertumbuhan ekonomi dunia. Karena itu tak mengherankan bila negara-negara industri baru ini menuntut posisi lebih kuat dalam Dana Moneter Internasional (IMF) dan Bank Dunia. Saat ini, hak suara dalam kedua lembaga keuangan itu masih didominasi Amerika Serikat dan negara Eropa. Sebenarnya, debat mengenai reformasi kedua lembaga keuangan ini sudah berlangsung selama beberapa tahun. Namun, dalam pertemuan kali ini, perdebatan itu dibayangi krisis di pasar kredit yang bermula di Amerika Serikat dan menjalar ke bank-bank dunia. Direktur IMF Rodrigo Rato:

„Pasti ini mempengaruhi pertumbuhan ekonomi, tapi dampaknya tak terlalu dramatis. Yang jelas, sekarang risiko lebih besar bagi ekonomi dunia dibandingkan enam bulan lalu, saat kita bertemu April lalu.“

Pertumbuhan ekonomi dunia tak hanya tersendat-sendat oleh krisis global di pasar kredit kredit. Faktor lainnya adalah ketimpangan sistem keuangan global, meningkatnya sikap proteksionisme dan harga minyak yang melambung. Jaime Caruanna, direktur bagian pasar keuangan IMF:

„Lembaga keuangan penting secara sistematis membangun persediaan kapital. Simpanan tersebut membantu mengimbangi kerugian. Walau begitu, bulan-bulan mendatang, sejumlah pasar dan lembaga keuangan akan menghadapi tantangan.”

Walau pasar kredit global kembali stabil, Dana Moneter Internasional mengoreksi ke bawah prediksi pertumbuhan ekonomi dunia dari 5,2 menjadi 4,8 persen. Analisa serupa berlaku bagi pertumbuhan ekonomi sejumlah negara industri, kata ekonom IMF Charles Collyns:

„Kami menurunkan prognosa pertumbuhan untuk ekonomi Jerman, ini juga berlaku bagi beberapa negara Eropa Barat lainnya. Penyebabnya adalah pasang surut pasar moneter, melemahnya ekonomi dunia secara keseluruhan serta nilai tukar Euro yang tinggi.”

Sejumlah pakar berpendapat, krisis perkreditan tidak meluas karena pertumbuhan sehat ekonomi negara berkembang dan industri baru. Rusia menginvestasikan sebagian besar keuntungan dari ekspor minyak dan gasnya dalam cadangan devisa. Dalam waktu dekat, Rusia dapat berubah status dari debitor menjadi kreditor. Cina memiliki cadangan devisa terbesar dunia, sehingga bantuan yang diberikan IMD dan Bank Dunia lebih berupa konsultasi daripada bantuan dana. Bukan berarti, pasar kredit dunia aman dari pasang surut. Saat ini, demikian direktur bagian pasar keuangan IMF Jaime Caruana, dalam pemberian kredit masih kurang transparensi:

„Tekanan terus-menerus terhadap pasar uang antar bank akan menambah bea administrasi, mengurangi volume dan jumlah pemberian kredit.”

Bila debitor tidak secara terbuka mendeklarasikan kerugiannya, maka pemberi pinjaman tak dapat membangun rasa percaya terhadap peminjam. Tentu investor perlu menetapkan manejemen risikonya sendiri dan tak hanya bergantung pada analisa pihak ketiga. Ini adalah tanggung jawab pemerintahan dan juga sektor swasta setiap negara anggota, demikian menurut pakar IMF dan Bank Dunia.***