1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Pertikaian Bayangi Konferensi Fatah di Bethlehem

6 Agustus 2009

Kongres Fatah di Bethlehem dibayangi dengan perkelahian, emosi tinggi dan pertikaian internal yang berat. Pertemuan anggota-anggota organisasi Fatah itu tetap merupakan forum yang menegangkan dan bekepanjangan.

Aparat keamanan Palestina mengamankan pintu masuk gedung Kongres Fatah di Bethlehem, Tepi Barat YordanFoto: AP

Kongres organisasi Palestina Fatah yang digelar Selasa lalu (04/08) di Bethlehem dijadwalkan berlangsung tiga hari. Pengurus baru dan sebuah program baru juga direncanakan untuk disepakati. Tetapi selama dua hari belakangan, 2267 peserta kongres masih melakukan perdebatan sengit di belakang pintu tertutup. Hari ketiga telah berlalu, namun pemilihan pengurus baru belum juga dilakukan.

Sejak hari Rabu lalu (05/08) pers dilarang mengikuti jalannya Konferensi Fatah. Pimpinan partai tampaknya khawatir bahwa pertikaian internal dapat menimbulkan penolakan keras di kalangan masyarakat umum. Kegusaran sejumlah besar anggota Fatah terhadap tokoh senior di komisi pusat cukup besar. Dewan pimpinan yang terdiri dari 21 orang dijadwalkan untuk menyampaikan laporan kerja Fatah yang mencakupi tenggat waktu sejak konferensi yang terakhir dua puluh tahun yang silam. Namun laporan semacam itu tidak ada.

Presiden Palestina Mahmoud Abbas pada Konferensi FatahFoto: AP

Mahmoud Abbas tenangkan delegasi

Tayyeb Abdul Rahim, anggota Komisi Pusat Fatah harus meninggalkan podium dan diamankan karena para delegasi sangat marah ketika ia mengatakan bahwa pidato Ketua Fatah Mahmoud Abbas pada pembukaan kongres identis dengan laporan kerja. Abbas kemudian dipanggil. Dan ia berhasil menenangkan peserta kongres yang gusar.

Sedangkan para pengawal Presiden Palestina Mahmoud Abbas harus menangani sebuah masalah lain dengan menggunakan kekerasan. Tawfiq Tirawi, bekas kepala dinas rahasia Palestina berusaha untuk menggiring sejumlah delegasi dari Lebanon untuk memasuki ruang sidang. Para pengawal Abbas baru berhasil menghalangi masuknya para pria Lebanon itu setelah memakai kekerasan. Seorang pria berusia 70 tahun bahkan harus dirawat di rumah sakit. Status delegasi dari Lebanon memang kontroversial. Mereka tidak mendapat akreditasi sebagai delegasi kongres.

Para menteri Palestina pada Kongres FatahFoto: AP

Delegasi Gaza tuntut sepertiga kursi dalam dewan kepemimpinan

Sebuah pertikaian lainnya menyangkut peritiwa di Gaza dua tahun yang lalu. Saat itu organisasi radikal Palestina Hamas mengusir pimpinan Fatah dengan kekerasan dari Jalur Gaza di tepi Laut Tengah. Sebuah fraksi delegasi ingin meminta pertanggungan jawab dari tokoh-tokoh Fatah terkait atas kekalahan organisasi tersebut di Jalur Gaza. Orang-orang yang bertanggung jawab itu harus dikucilkan dari kongres, tuntut Darweesh Abdul Nabi, seorang peserta dari Kuwait yang mewakili kelompok anggota legislatif yang melancarkan protes.

Kubu lainnya yang mewakili peserta dari Gaza, menuntut sepertiga kursi dalam dewan kepemimpinan Fatah. Dengan begitu perpecahan mengemuka dalam Kongres Fatah di Bethlehem itu. Delegasi dari Gaza dan Tepi Barat Yordan serta delegasi yang hidup dalam diaspora di berbagai negara Arab lainnya menunjukkan kepentingan dan tujuan yang sangat berbeda.

Yang pasti adalah bahwa Kongres Fatah harus diperpanjang setidaknya satu hari lagi. Pemilihan pimpinan baru dapat dilaksanakan, bila masalah prinsip dan mengenai perwakilan delegasi Gaza di dewan pimpinan telah diselesaikan. Pemungutan suara untuk menentukan komisi pusat dan dewan revolusi akan dimulai paling cepat Jumat malam ini (07/08).

Sebastian Engelbrecht/Christa Saloh

Editor: Asril Ridwan