Perubahan Iklim: 2024 Menjadi Tahun Terpanas, Kata PBB
1 Januari 2025
Menurut para ahli, tahun 2024 akan menjadi tahun terpanas yang pernah tercatat. Pada 2024 juga terjadi banjir besar dan kebakaran hutan yang dipicu oleh cuaca panas ekstrem.
Iklan
"Kita harus keluar dari jalan menuju kehancuran ini," Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (Sekjen PBB) Antonio Guterres memperingatkan.
Dunia telah mengalami "dekade panas yang mematikan," dan tahun 2024 merupakan puncak dari 10 tahun suhu global yang belum pernah terjadi sebelumnya, menurut PBB.
Dalam pesan Tahun Barunya, Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres mengatakan, 10 tahun terpanas yang pernah tercatat terjadi dalam satu dekade terakhir, termasuk tahun 2024.
"Kita harus keluar dari jalan menuju kehancuran, dan kita tidak boleh menyia-nyiakan waktu," kata Guterres.
Dampak Perubahan Iklim, Dunia Mengalami Krisis Air
Meningkatnya suhu dan gelombang panas yang ekstrem telah membuat negara-negara di seluruh dunia gersang. Bencana kekeringan melanda Cina, AS, Etiopia, hingga Inggris.
Foto: CFOTO/picture alliance
Krisis kelaparan di Tanduk Afrika
Etiopia, Kenya, dan Somalia saat ini mengalami kekeringan terburuk dalam lebih dari 40 tahun. Kondisi lahan kering menyebabkan masalah ketahanan pangan yang parah di wilayah tersebut, dengan 22 juta orang terancam kelaparan. Lebih dari 1 juta orang terpaksa meninggalkan rumah mereka karena bencana kekeringan, yang diperkirakan akan berlanjut selama berbulan-bulan.
Foto: Eduardo Soteras/AFP/Getty Images
Sungai Yangtze mengering
Dasar sungai terpanjang ketiga di dunia, Sungai Yangtze, tersingkap karena krisis kekeringan melanda Cina. Permukaan air yang rendah berdampak pada distribusi dan pembangkit listrik tenaga air, dengan produksi listrik dari Bendungan Tiga Ngarai turun 40%. Sebagai upaya membatasi penggunaan listrik, beberapa pusat perbelanjaan mengurangi jam buka dan pabrik melakukan penjatahan listrik.
Foto: Chinatopix/AP/picture alliance
Hujan yang jarang terjadi di Irak
Irak yang sangat rentan terhadap perubahan iklim dan isu penggurunan terus berjuang mengatasi kekeringan yang terjadi selama tiga tahun berturut-turut. Sebuah situs Warisan Dunia UNESCO di selatan negara itu pun telah mengering. Bencana kekeringan berkontribusi pada kontraksi ekonomi sekitar 17% dari sektor pertaniannya selama setahun terakhir.
Foto: Ahmad Al-Rubaye/AFP
Pembatasan penggunaan air di Amerika Serikat
Pasokan air Sungai Colorado menyusut setelah curah hujan jauh di bawah rata-rata selama lebih dari dua dekade. Krisis ini diyakini sebagai yang terburuk dalam lebih dari 1.000 tahun. Sungai yang mengalir melalui barat daya Amerika Serikat dan Meksiko, memasok air bagi jutaan orang dan lahan pertanian. Sejumlah negara bagian diminta untuk mengurangi penggunaan air dari Sungai Colorado.
Foto: John Locher/AP Photo/picture alliance
47% wilayah Eropa terancam kekeringan
Eropa mengalami gelombang panas ekstrem, sedikit hujan, dan kebakaran hutan. Hampir setengah wilayah benua itu saat ini terancam kekeringan, yang menurut para ahli bisa menjadi yang terburuk dalam 500 tahun. Sungai-sungai besar termasuk Rhein, Po, dan Loire telah menyusut. Permukaan air yang rendah berdampak pada transportasi barang dan produksi energi.
Foto: Ronan Houssin/NurPhoto/picture alliance
Dilarang pakai selang di Inggris
Beberapa wilayah di Inggris berada dalam status kekeringan pada pertengahan Agustus. Krisis kekeringan parah sejak 1935 melanda negara itu di bulan Juli. Pihak berwenang mencatat suhu terpanas Inggris pada 19 Juli mencapai 40,2 derajat Celsius. Penggunaan selang air untuk menyiram kebun atau mencuci mobil tidak diperbolehkan lagi selama Agustus di seluruh negeri.
Foto: Vuk Valcic/ZUMA Wire/IMAGO
Masa lalu prasejarah Spanyol terbongkar
Spanyol sangat terdampak oleh krisis kekeringan dan gelombang panas. Kondisi tersebut telah memicu kebakaran hutan hebat yang menghanguskan lebih dari 280.000 hektar lahan dan memaksa ribuan orang mengungsi. Permukaan air yang surut di sebuah bendungan mengungkap lingkaran batu prasejarah yang dijuluki "Stonehenge Spanyol".
Foto: Manu Fernandez/AP Photo/picture alliance
Beradaptasi dengan dunia yang lebih kering
Dari Tokyo hingga Cape Town, banyak negara dan kota di dunia beradaptasi mengatasi kondisi yang semakin kering dan panas. Solusinya tak harus berteknologi tinggi. Di Senegal, para petani membuat kebun melingkar yang memungkinkan akar tumbuh ke dalam, yang bisa menampung air berharga di daerah yang jarang hujan. Di Cile dan Maroko, orang menggunakan jaring yang mampu mengubah kabut jadi air minum.
Foto: ZOHRA BENSEMRA/REUTERS
Berjuang untuk tetap terhidrasi
Setelah Cape Town, Afrika Selatan, nyaris kehabisan air pada tahun 2018, kota ini memperkenalkan sejumlah langkah untuk memerangi kekeringan. Salah satu solusinya adalah menghilangkan spesies invasif seperti pinus dan kayu putih, yang menyerap lebih banyak air dibanding tanaman asli seperti semak fynbos. Pendekatan berbasis alam telah membantu menghemat miliaran liter air. (ha/yf)
Foto: Nic Bothma/epa/dpa/picture alliance
9 foto1 | 9
Emisi CO2 catat rekor baru
Organisasi Meteorologi Dunia (WMO), badan iklim dan cuaca PBB, melaporkan, meskipun tahun 2024 ditetapkan menjadi tahun terpanas yang pernah tercatat, emisi gas rumah kaca juga terus meningkat ke rekor tertinggi baru, sehingga mengunci lebih banyak pemanasan di masa depan.
WMO merujuk pada laporan terbaru, yang menemukan bahwa perubahan iklim memperparah 26 dari 29 peristiwa cuaca ekstrem yang dipelajari oleh jaringan ilmuwan World Weather Attribution (WWA) pada tahun 2024.
Peristiwa bencana tersebut menewaskan sedikitnya 3.700 orang dan membuat jutaan orang harus mengungsi.
Dampak Krisis Iklim: Paus Ubah Rute Migrasi?
04:05
Bencana banjir makin sering terjadi
Menurut laporan WWA, perubahan iklim menambah 41 hari suhu panas yang berbahaya pada tahun 2024.
"Perubahan iklim terjadi di depan mata kita hampir setiap hari,” kata Sekretaris Jenderal WMO Celeste Saulo, seraya menambahkan bahwa pada tahun 2024 terjadi curah hujan dan banjir yang memecahkan rekor yang mengakibatkan banyak korban jiwa di seluruh dunia.
Ayo berlangganan gratis newsletter mingguan Wednesday Bite. Recharge pengetahuanmu di tengah minggu, biar topik obrolan makin seru!
"Panas yang hebat menghanguskan puluhan negara, dengan suhu mencapai 50 derajat Celsius dalam beberapa kesempatan. Kebakaran hutan menimbulkan kehancuran,” katanya.
WMO memperingatkan, ada kebutuhan yang semakin besar dan mendesak bagi negara-negara dan organisasi internasional untuk bekerja sama mengatasi risiko panas yang parah.
Perubahan iklim didorong oleh emisi CO2 dan gas rumah kaca lainnya yang terutama disebabkan oleh pembakaran bahan bakar fosil.