1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya
EkonomiJerman

Perubahan Iklim Bisa Jadi Peluang bagi Anggur Jerman

Kristie Pladson
9 Juni 2023

Para petani anggur terpecah tentang apa arti pemanasan global bagi industri anggur. Jerman mungkin lebih beruntung, kata pakar. Apa benar?

Pencicipan anggur di Biara Eberbach
Pencicipan anggur di Biara EberbachFoto: Kristie Pladson/DW

"Ini seperti mencicipi dinosaurus. Dengan perubahan iklim, Anda tidak dapat membuat ulang anggur ini." Dengan busana rapi jas dan dasi, Dieter Greiner berbicara di depan ruangan aula yang dipenuhi hiasan kayu klasik. Dia tersenyum kepada puluhan pembuat anggur yang duduk di meja yang tersebar sekeliling aula.

Di atas setiap meja, ada sembilan gelas minuman anggur alias wine yang diatur berjajar untuk setiap orang. Setiap gelas berisi jenis anggur Riesling berwarna kuning, yang dikenal sebagai Eiswein, atau anggur es. Yang tertua berasal dari tahun 1981.

"Karena suhu di Jerman terus meningkat, pengilangan anggur sejak 2012 belum mampu menghasilkan Riesling jenis anggur es lagi, yang perlu cuaca dingin", kata Dieter Greiner, sementara para tamu mulai mengendus dan memutar gelas mereka untuk menguji aromanya.

Dieter Greiner adalah pakar anggur Jerman dan direktur di Biara Eberbach, yang terkenal karena produksi anggurnya. Pada bulan Juni, biara di dekat tepi Sungai Rhein ini menawarkan acara khusus pencicipan minuman anggur, dihadiri para pembuat anggur dari seluruh Eropa. Selama dua hari, puluhan orang dalam industri anggur dari Prancis, Spanyol, Italia, dan tempat lain berkumpul di biara untuk mencicipi 101 macam anggur Riesling Jerman. Produksi yang tertua berasal dari tahun 1893.

Produksi anggur tradisi ratusan tahun di biara-biara EropaFoto: Kristie Pladson/DW

"G20-nya produsen anggur"

"Idenya adalah untuk menarik perhatian pada minuman anggur Jerman, dan budaya Jerman secara keseluruhan," kata pembuat dan pakar minuman anggur Ralf Frenzel kepada DW dalam sebuah wawancara sebelum acara dimulai.

"Ini G20-nya produsen anggur" kata Ralf Frenzel menjelaskan acara tahunan yang merupakan kerja sama antara biara dan majalah anggur "Fine". Dia berharap, acara ini bisa dapat membantu memperluas citra produks minuman anggur Jerman di luar negeri. Selama ini, Jerman lebih terkenal karena produk birnya..

Kalau membuat presentasi tentang wine, dia selalu menyertakan slide yang memperlihatkan monyet dengan pakaian khas Bayern, celana pendek kulit, sedang minum bir dan makan makanan tradisional Sauerkraut, kata Ralf Frenzel.

"Kemudian saya tunjukkan slide lain yang menerangkan, di Jerman ada 321 restoran Michelin bintang satu, 58 restoran bintang dua, dan 12 restoran bintang tiga," ujarnya, sambil menekankan kualitas restoran Jerman yang sering mendapat penghargaan kuliner bergengsi.

"Seandainya acara semacam ini digelar di Paris, Presiden Prancis pasti akan hadir untuk membuka acaranya",  kata Frenzel. Sedangkan di Jerman, orang tidak cukup bangga dengan kualitas minumn anggurnya, tambahnya.

"Di situlah Anda benar-benar melihat mentalitas rendah Jerman dalam hal ini, dan saya pikir itu sangat memalukan," katanya. "Politisi (Jerman) bisa berbuat lebih banyak, terutama di luar negeri, dalam mengkomunikasikan kualitas minuman anggur atau wine Jerman - karena itu sebenarnya sangat baik!"

Perkebunan anggur di kawasan Ahrtal di JermanFoto: Jannis Papadimitriou/DW

Pembuat anggur tidak sepakat tentang dampak perubahan iklim

Pada hari pertama di Kloster Eberbach, rombongan mencicipi 40 jenis anggur Riesling. Selama pencicipan, suasananya hening, seperti dalam sebuah ujian. Para pembuat anggur mengendus dan memutar-mutar gelas mereka, sebelum mencicipinya. Lalu mereka membuat catatan, tentang rasa dan aromnya, kemudian mendiskusikan hasil pencicipan mereka.

Sore harinya, rombongan melakukan tur ke kebun anggur Eberbach. Direktur biara Dieter Greiner menunjuk ke dinding batu yang dibangun berabad-abad yang lalu oleh para biarawan, yang dulu mengolah tanah di sekitar biara. Tapi itu dulu. Sekarang, kilang anggur Biara Eberbach dimiliki dan dikelola oleh negara bagian Hessen.

Tahun lalu, di perkebunan anggur di sepanjang sungai Rhein tidak turun hujan selama dua setengah bulan. Dampak udara yang makin panas karena perubahan iklim.

"Saya percaya - dan banyak orang di Prancis saat ini juga percaya - bahwa pemanasan global adalah hal yang baik [untuk anggur]," kata seorang pembuat anggur Prancis. "Anggur tidak pernah lebih baik!," timpal seorang lain.

Dieter Greiner menanggapi secara diplomatis: "Kami memang menghadapi tantangan baru, tetapi kualitas (anggur) umumnya lebih tinggi," katanya. "Tapi jika Anda pergi ke lebih banyak negara-negara di  selatan, mereka akan lebih menderita."

Untuk masa depan, kata Ralf Frenzel, ada peluang bagi Jerman untuk menghasilkan anggur yang hebat, terutama dengan kondisi iklim yang menguntungkan - setidaknya untuk saat ini. Tetapi industri minuman anggur Jerman harus bekerja keras untuk memanfaatkan momen ini, dan tidak boleh berpuas diri.

(hp/as)

 

Lewatkan bagian berikutnya Topik terkait