Kebakaran hutan melanda Australia selama berbulan-bulan. Tetapi risiko kebakaran hebat meningkat tidak hanya di sana, melainkan di banyak tempat. Hal ini berkaitan erat dengan perubahan iklim.
Iklan
Setelah berbulan-bulan mengalami gelombang panas dan kekeringan ekstrem, Australia dilanda kebakaran hutan dan semak yang hebat dan luas. Memang kebakaran hutan terjadi hampir setiap tahun, namun skalanya kali ini sangat luas dan ekstrem. Padahal musim panas baru saja dimulai dan belum mencapai puncaknya.
Sejauh ini, delapan juta hektar hutan telah terbakar. Sedikitnya 25 orang dan jutaan hewan terbunuh, kabut asap menutupi separuh benua. Menurut perkiraan, semua ini hanya awal dari bencana kebakaran yang lebih luas.
Australia bukan satu-satunya wilayah yang mengalami kebakaran luas tahun ini. Global Forest Watch Fires (GFW Fires) menghitung lebih dari 4,5 juta kebakaran di seluruh dunia yang luasnya lebih dari satu kilometer persegi pada tahun 2019. Artinya 400.000 lebih banyak daripada kebakaran tahun 2018.
Mengapa kebakaran hutan meluas, alasannya memang kompleks. Namun para ahli kini menunjuk hubungan jelas antara meningkatnya risiko kebakaran hutan dan suhu lautan yang lebih hangat sebagai dampak dari perubahan iklim.
Laut yang lebih hangat jadi akselerator api
Gas rumah kaca yang dihasilkan manusia telah memicu peningkatan suhu rata-rata bumi sekitar satu derajat Celcius sejak abad ke-19. Permukaan laut menghangat sekitar 0,8 derajat Celcius. Semakin hangat samudra, semakin sedikit energi dan CO2 yang dapat diserap dan disimpan oleh air dari atmosfer.
Konsekuensinya bisa sangat menghancurkan. Jika laut terus menghangat, itu akan memiliki dampak besar pada sistem klim, mulai dari suhu ekstrem, badai, kekeringan, hingga banjir dan musim hujan yang panjang.
Hembusan angin kencang di atas kontinen yang sedang panas dan kering seperti Australia bisa meningkatkan risiko kebakaran hutan secara drastis. Bahkan di daerah yang dulunya beriklim sedang dan dingin risiko kebakaran hutan juga meningkat.
Manusia membakar hutan
Kebakaran sebenarnya adalah proses alami dalam regenerasi dan pembaruan ekosistem. Namun saat ini sekitar 96% kebakaran hutan, baik disengaja maupun tidak sengaja, disebabkan oleh manusia. Hanya 4% kebakaran yang terjadi secara alami; misalnya karena sambaran petir, seperti yang disebutkan dalam sebuah laporan WWF.
Banyak hutan yang dibuka untuk lahan pertanian dengan cara menebang dan membakar pohon dan tanaman, khususnya di Indonesia dan di wilayah Amazon. Di Indonesia, lebih 27 juta hektar hutan telah dihancurkan sejak 1990 untuk industri kertas dan kelapa sawit.
Deforestasi, perubahan iklim, dan risiko kebakaran hutan semuanya terkait secara langsung. Dan kobaran api pada gilirannya akan meningkatkan konsentrasi gas rumah kaca di atmosfer. Menurut kelompok lingkungan Greenpeace, sekitar 8 miliar ton CO2 dilepaskan oleh api setiap tahunnya.
Kebakaran hutan di Australia saat ini telah melepaskan setengah jumlah CO2 yang dihasilkan benua itu selama setahun. Dan asap kebakaran itu sekarang menyebar melintasi Samudra Pasifik sampai ke Argentina dan Chile. (Ed: hp/rap)
8 Langkah Praktis yang Besar Manfaatnya untuk Menjaga Bumi
Krisis iklim telah mencapai titik kritis dan tidak bisa dikembalikan lagi. Mari lakukan delapan langkah berikut untuk menjaga Bumi kita dari perubahan iklim.
Foto: Reuters/E. Su
Bijak memilih alat transportasi
'Sekali merengkuh dayung, dua tiga pulau terlampaui'. Begitu kira-kira penjelasan yang tepat bila Anda mau berpergian sambil jalan kaki atau naik sepeda. Selain tidak menyumbang emisi karbon, Anda bisa meningkatkan kesehatan. Selain itu, bila khawatir berpergian menggunakan pesawat terbang dapat menyumbang emisi besar, gantilah transportasi Anda dengan kereta. Tetap menyenangkan bukan!
Foto: Reuters/E. Su
Pintar memilih produk ramah lingkungan
Lebih bijak dalam memilih barang apa yang harus dan tidak harus Anda beli. Beruntung, kini produk ramah lingkungan telah dijual dimana-mana. Anda perlu mempersiapkan rencana belanja dengan matang dan pilihlah merek yang peduli lingkungan. Anda bisa membeli barang bekas atau mulailah berbelanja lebih sedikit. Kuncinya, ketahui sejak awal barang apa yang memang Anda butuhkan dan mana yang tidak.
Foto: Imago/Westend61
Kurangi limbah makanan
Tahukah Anda hampir sepertiga dari semua makanan yang diproduksi oleh manusia terbuang sia-sia setiap tahunnya? Miris bukan? Jangan biarkan ada makanan tersisa di piring Anda. Habiskan semua sisa makanan, olah kembali bumbu makanan yang berlebih dan mulailah membuat pupuk kompos dari sisa makanan Anda. Dengan pupuk kompos berarti Anda tidak perlu lagi membeli bahan kimia berbahaya apa pun.
Foto: picture-alliance/dpa/F. May
Matikan listrik jika tidak dipakai
Hal ini sering dianggap sepele padahal dampaknya besar bagi lingkungan. Biasakan diri Anda untuk mematikan komputer, laptop dan listrik ketika sudah tidak dipakai. Tahukah Anda langkah kecil ini mampu menghemat banyak energi dalam jangka panjang. Bagi Anda yang sudah memulainya, pertahankan! Tanamkan dalam diri bahwa kebiasaan kecil ini berpengaruh besar untuk menjaga Bumi.
Foto: picture-alliance/blickwinkel
Berani bersuara!
Jika Anda belum memulainya, inilah saat yang tepat untuk menyuarakan kepedulian Anda terhadap perubahan iklim. Tidak melulu harus protes di jalan, tapi Anda bisa memulainya dengan meminta pejabat setempat untuk segera bertindak mengatasi perubahan iklim. Dapatkan informasi sebanyak mungkin dan berdiskusilah dengan orang sekitar dan tentukan apa yang bisa kalian lakukan untuk menyelamatkan bumi.
Foto: Reuters/K. Pempel
Pertimbangkan menu diet nabati
Memilih menu diet memang perlu pertimbangan matang. Mulailah masukkan menu diet nabati, sebab produk daging hewan ternak dan susu adalah salah satu penyebab deforestasi terbesar dan penyumbang utama emisi CO2. Makan lebih banyak asupan nabati bisa menjadi salah satu langkah kecil Anda memerangi perubahan iklim.
Foto: Colourbox
Daur ulang untuk jaga laut kita
Ada alasan penting mengapa kita selalu diingatkan tentang pentingnya daur ulang. Konsekuensi dari pemakaian plastik sekali pakai telah menyebabkan hewan-hewan di lautan tersiksa. Dengan mendaur ulang, berarti kita tidak perlu lagi menghasilkan material-material baru. Anda bisa mencoba mendaur ulang botol-botol bekas menjadi lampu atau bahkan tempat memberi makan burung.
Foto: picture-alliance/ZB/S. Stache
Lebih dekat dengan alam
Pergi menjelajah alam dan lihat tempat-tempat indah yang belum pernah Anda kunjungi. Cara ini mungkin tidak akan berdampak langsung pada aksi perubahan iklim tapi bisa menjadi momen refleksi diri agar lebih menghargai Bumi. Lebih dekat dengan alam juga jadi pengingat bahwa Bumi tempat kita tinggal terlalu sayang untuk diabaikan. Penulis: Ineke Mules (pkp/as)