Peneliti semakin mendalami studi penting tentang konsekuensi perubahan iklim atas kesuburan pria. Apakah hal yang jadi potensi penyebab kepunahan dan berkurangnya biodiversitas ini, juga mengancam manusia?
Iklan
Pria sudah lama sadar akan bahaya yang mengancam jika terlalu sering membiarkan organ reproduksi mereka terkena suhu tinggi. Misalnya dengan duduk terlalu lama sambil memangku laptop, atau duduk di sauna yang bersuhu tinggi, dan mengantongi telefon seluler yang panas. Sebuah penelitian terbaru menunjukkan, akibat perubahan iklim, kepunahan mengancam spesies tertentu. Bagaimana dengan spesies manusia?
Bumi memanas, kelahiran menurun
Saat ancaman harian atas organ reproduktif bisa diperangi dengan akal sehat, bagaimana caranya menghindari bahaya di dunia yang semakin hangat akibat perubahan iklim?
Juli 2018, Alan Barreca, pakar ekonomi lingkungan dari University of California menerbitkan studi yang menunjukkan, perubahan drastis suhu terkait perubahan iklim menyebabkan berkurangnya jumlah kelahiran, walaupun aktivitas seksual meningkat di masa musim panas.
Sains Mengungkap Pria Gundul Lebih Dominan dan Seksi
Sebuah studi ilmiah menunjukkan bahwa pria dengan kepala botak dianggap lebih maskulin, dominan dan lebih kuat.
Foto: Fotolia/Sabimm
Tanam rambut? Nanti dulu
Jika Anda botak jangan khawatir. Tak perlu repot mengimplan rambut, mengenakan rambut palsu, atau coba sembunyikan kebotakan Anda. Sebab sebuah studi mengungkap, perempuan pada umumnya menganggap pria tanpa rambut lebih percaya diri.
Foto: picture-alliance/dpa
Umur 35 tahun biasanya mulai rontok
Menurut American Hair Loss Association, dua pertiga pria setidaknya akan kehilangan sebagian rambutnya pada usia 35, sementara pada usia 50, 85% pria mengalami kerontokan rambut secara signifikan. Meski begitu, sejumlah masalah psikologis mungkin muncul jika pria kehilangan rambut saat mereka berusia lebih muda dari 22 tahun.
Foto: Colourbox/S.Starus
Dipangkas habis
Alih-alih menyembunyikan rambut rontok, sebaiknya mencukur gundul sekaligus. Kepala yang dicukur biasanya akan tumbuh rambut-rambut pendek sebagaimana janggut atau kumis. Masyarakat telah menerima tren kepala plontos. Lihat penampilan Vin Diesel di foto ini.
Foto: picture-alliance/dpa/M. Nelson
Stres rambut rontok
Laki-laki muda mungkin mengalami tekanan psikologis karena rambutnya menipis dan kebotakan pada awalnya, tapi begitu seseorang menerima kebotakannya, tingkat kepercayaan dan penghargaan diri naik drastis. Lalu kenapa perempuan memandang pria plontos lebih seksi? Studi tersebut menemukan….
Foto: Fotolia
Lihat apanya dulu?
Perempuan biasanya memandang lawan jenis dari rambutnya dulu. Namun dengan tidak adanya rambut, perempuan jadi melihat mata. Itulah kesan pertama yang paling banyak diperhitungkan. Jika mereka saling mampu menjaga kontak mata maka bisa membuat hubungan menjadi lebih mudah.
Foto: Colourbox
Naluri keibuan
Teori lain menyatakan bahwa perempuan mengasosiasikan pria botak dengan bayi. Oleh karena itu naluri keibuan mereka muncul.
Foto: Fotolia/Leonid & Anna Dedukh
Bagaimana dengan janggut?
Sementara soal janggut, suara perempuan terbelah. Sebagian mengatakan mereka menyukai pria dengan janggut pendek dan yang lainnya mengatakan bahwa mereka lebih menyukai pria yang mencukur bersih 'brewok'-nya.
Foto: Getty Images
Yang penting bersih....
Meski begitu, semua sepakat bahwa berjanggut maupun tidak, yang terpenting ialah laki-laki yang mereka pilih harus terlihat rapi dan higienis, jenggot yang begitu berantakan tidak mungkin lagi dipertanyakan.
Foto: picture-alliance/dpa/Mariscal
Lebih terlihat bijak
Menurut sebuah studi terpisah yang dilakukan di Universitas Saarland, pria botak tidak hanya tampak lebih sukses, tapi ternyata juga tampil lebih cerdas. Pria botak biasanya cenderung tampak lebih tua, sehingga dilihat oleh wanita lebih cerdas dan bijak. Demikian dikutip dari Womansday.
Foto: Imago/PicturePerfect
Jika botaknya tak rata, bagaimana?
Ada satu tambahan dalam studi Universitas Saarland pria botak hanya tampak lebih atraktif, cerdas, dan sukses jika mereka benar-benar tidak berambut, sedangkan pria dengan kebotakan bermotif cenderung terlihat lebih lemah dan kurang atraktif.
Foto: picture-alliance/ dpa/M. Gerten
tapi....lebih rentan penyakit jantung
Pria botak memiliki risiko lebih tinggi terkena penyakit jantung. Khususnya pria yang mengalami kebotakan di ubun-ubun kepala. Demikian hasil penelitian Universitas Tokyo. Temuan ini menunjukkan, kebotakan di ubun-ubun lebih erat kaitannya dengan penyakit jantung koroner dibandingkan kebotakan di bagian depan. (Ed: ap/yf/womansday/express)
Studinya didasari data tentang jumlah kelahiran dan iklim selama 80 tahun di AS. Studinya membenarkan, lebih banyak bayi dilahirkan antara Agustus dan September (sembilan bulan setelah musim dingin). Sementara jumlah bayi yang mulai dikandung di musim panas lebih sedikit, akibat suhu yang tinggi.
Peneliti memperkirakan, sesering apa dan seberapa tingginya suhu gelombang panas, akan mempercepat menurunnya kesuburan. Akibat perubahan iklim, suhu tinggi dan gelombang panas akan semakin sering.
Merusak bibit kehidupan
Tetapi dampak perubahan iklim pada manusia ini hanya sebagian kecil dari masalah yang lebih besar lagi. Riset yang dilakukan di University of East Anglia, menunjukkan "bukti jelas" bahwa stres akibat gelombang panas mengurangi "jumlah sperma dan kelangsungan hidupnya" pada serangga, mahluk hidup yang paling menyebar ke berbagai tempat.
"Suhu tinggi tidak baik buat kesuburan pada mahluk hidup berdarah hangat yang berjenis kelamin jantan," kata Matthew Gage.
Kiamat Iklim Kian Dekat
Ilmuwan memperingatkan umat manusia hanya punya waktu tiga tahun untuk menyelamatkan Bumi dari dampak terburuk perubahan iklim. PBB mengusulkan enam butir rencana untuk menanggulanginya.
Berlomba dengan Waktu
Lewat jurnal ilmiah Nature, ilmuwan mewanti-wanti betapa manusia kehabisan waktu buat mencegah laju perubahan iklim menjadi tidak terkendali. Sisi positifnya, saintis meyakini manusia masih bisa menyelamatkan Bumi dari ancaman kekeringan, banjir, gelombang panas dan kenaikan permukaan air laut. Namun untuk itu kita hanya punya waktu tiga tahun.
Foto: Getty Images/L. Maree
Enam Langkah buat Bumi
Kelompok ilmuwan yang juga beranggotakan bekas Direktur Iklim PBB, Christiana Figueres, itu menyimpulkan jika kadar emisi bisa ditekan secara permanen hingga 2020, maka ambang batas temperatur yang bisa berdampak pada perubahan iklim tak terkendali tidak akan dilanggar. Untuk itu mereka mengusulkan rencana enam butir kepada dunia internasional.
Foto: picture-alliance/R4200
1. Energi Terbarukan
Saat ini energi terbarukan memenuhi sedikitnya 30% kebutuhan energi dunia. Angka tersebut banyak meningkat dari kisaran 23,7% pada 2015. Meski pertumbuhan produksi energi ramah lingkungan meningkat, pemerintah dan industri tidak boleh lagi membangun pembangkit listrik tenaga batu bara pasca 2020 dan semua pembangkit yang sudah beroperasi harus dipensiunkan.
Foto: picture-alliance/AP Images/Chinatopix
2. Infrastruktur Nol Emisi
Kota dan negara di dunia sudah berkomitmen untuk menghilangkan jejak karbon sepenuhnya pada sektor konstruksi dan infrastruktur pada 2050. Untuk itu Perjanjian Iklim Paris menyediakan program pendanaan senilai 300 milyar Dollar AS setiap tahun. Kota-kota wajib mengganti struktur konstruksi pada sedikitnya 3% bangunan/tahun di wilayahnya menjadi lebih ramah lingkungan atau nol emisi.
Foto: Getty Images
3. Transportasi Ramah Energi
Tahun lalu sebanyak 15% dari total penjualan kendaraan bermotor di seluruh dunia berbahan bakar elektrik. Jumlahnya meningkat 1% dari tahun sebelumnya. Namun pemerintah dan industri tetap diminta untuk menggandakan efisiensi bahan bakar untuk transportasi, yakni sebesar 20% untuk kendaraan berat dan pengurangan 20% emisi gas rumah kaca per kilometer untuk pesawat terbang.
Foto: picture-alliance/dpa/O. Berg
4. Penghijauan Lahan
Kebijakan penggunaan lahan harus diarahkan untuk mengurangi kerusakan hutan dan bergeser ke arah penghijauan kembali. Saat ini emisi gas rumah kaca dari pembalakan hutan dan pembukaan lahan mencapai 12% dari emisi global. Jika emisi tersebut bisa dikurangi menjadi nol, maka hutan yang ada bisa digunakan untuk mempercepat pengurangan emisi CO2 global.
Foto: picture-alliance/AP Photo/R. Abd
5. Efisiensi Industri Sarat Emisi
Industri berat seperti industri baja, semen, kimia, minyak dan gas, saat ini menghasilkan seperlima emisi CO2 di dunia, termasuk untuk kebutuhan energi. Baik pemerintah maupun swasta harus berkomitmen memangkas emisi CO2 industri berat menjadi separuhnya pada 2050. Hal ini bisa dicapai dengan pertukaran teknologi dan efisiensi energi.
Foto: Reuters/M. Gupta
6. Pendanaan Mitigasi Iklim
Sektor keuangan berkomitmen memobilisasi dana senilai 1 trilyun Dollar AS per tahun untuk program iklim. Kebanyakan berasal dari swasta. Pemerintah dan lembaga keuangan seperti bank dunia harus mengeluarkan "obligasi hijau" lebih banyak untuk membiayai program mitigasi perubahan iklim. Langkah itu berpotensi mampu menciptakan pasar yang mengelola dana senilai hampir 1 trilyun Dollar AS pada 2050.
Foto: picture-alliance/dpa/F. Rumpenhorst
Kiamat Tak Terbendung?
Celakanya bahkan jika manusia berhasil mencapai target dua derajat seperti yang tertera pada perjanjian iklim Paris, separuh populasi Bumi akan tetap menglami gelombang panas mematikan lebih sering pada 2100. Indonesia dan Amerika Selatan termasuk kawasan yang paling parah. Ilmuwan meyakini tren tersebut tidak bisa dicegah lagi. (rzn/hp - nature, unfccc, guardian)
Namun demikian, manusia dan hewan lain yang berdarah hangat bisa meregulasi sistem reproduksi internalnya. Artinya, sperma mereka masih terlindungi di suhu panas, demikian Gage.
Ia menambahkan, namun demikian, karena gelombang panas semakin sering terjadi, sejumlah peneliti mulai memperhatikan organisme berdarah dingin seperti serangga, yang menjadi kelompok terbesar dalam biodiversitas bumi.
Setelah menempatkan kumbang yang berkembang biak dengan baik di kawasan tropis di bawah stres suhu tinggi, mereka menemukan bukti bagi dugaan mereka tentang hilangnya kesuburan. Mereka juga mencatat adanya kerusakan pada organ reproduksi hewan jantan dan dampaknya di tiap generasi. Itu bisa jadi penjelasan, mengapa semakin banyak spesies punah.
Hewan Penyerbuk: Menyebar Benih bagi Tumbuhan
Mereka hidup dari bunga. Dengan menghampiri bunga-bunga, mereka menyebar serbuk sari sehingga tumbuhan bisa berkembang biak.
Foto: picture-alliance/dpa/P. Pleul
Lebah Madu
Inilah yang paling jago di antara hewan penyerbuk. Lebah madu mengunjungi berbagai jenis bunga dan membawa sari serta serbuk bunga ke sarangnya. Tapi saingan mereka banyak. Ribuan spesies lebah lain juga mengadakan penyerbukan. Selain itu, ada serangga lain juga.
Foto: picture-alliance/dpa/P. Pleul
Bumble Bee
Seperti lebah madu, hewan ini termasuk genus Bombus. Ukurannya lebih besar dan berambut lebih lebat dari lebah madu. Mereka juga mengincar sari bunga. Caranya, mereka menghisap sari bunga dengan lidahnya yang berbulu. Seperti lebah madu, mereka binatang sosial, dan hidup bergerombol dengan seorang ratu yang jadi pemimpin. Tapi sebuah koloni Bumble Bee hanya terdiri dari ratusan hewan.
Tawon secara umum citranya kurang bagus. Hewan ini suka menyengat jika merasa terancam, dan sengatannya bisa berbahaya. Sebagian besar jenis tawon tidak berperan dalam penyerbukan. karena tubuhnya tidak berambut sehingga tidak ada serbuk bunga yang melekat. Namun tawon madu punya semacam kantung pada lehernya, di mana ia menempatkan sari dan serbuk bunga.
Foto: Colourbox
Lalat Bunga
Hewan ini hampir serupa dan sewarna dengan lebah dan tawon, sehingga tampak berbahaya. Tapi mereka bahkan tidak bisa menyengat. Mereka juga suka sari bunga dan serbuknya. Dengan terbang dari bunga ke bunga mereka ikut melakukan penyerbukan. Larva hewan ini juga berguna karena memangsa hama tumbuhan.
Foto: picture alliance/H. Bäsemann
Kupu-Kupu
Sejauh ini tercatat 18.000 jenis kupu-kupu dan hampir semua cantik serta warna-warni. Dengan kakinya yang halus dan tubuh kecil, mereka tidak bisa mengangkut banyak serbuk bunga seperti lebah, tetapi mereka juga ikut menyerbuki bunga. Kupu-kupu bisa melihat warna merah, sehingga dengan mudah tertarik untuk terbang ke bunga. Berbeda dengan lebah yang buta warna merah.
Foto: MEHR
Ngengat
Mereka berasal dari satu famili seperti kupu-kupu. Bedanya, mereka tidak terlalu warna-warni, karena aktif di malam hari. Sejumlah jenis ngengat juga senang menghampiri bunga. Misalnya Wolfsmilchschwärmer (foto). Beberapa jenis ngengat, juga waktu masih berupa ulat dianggap hama.
Foto: picture-alliance/Arco Images/J. Fieber
Rosenkäfer (Kumbang Mawar)
Kumbang juga mengadakan penyerbukan bunga? Ya, sebagian melakukannya. Misalnya Rosenkäfer (foto). Hewan dewasa menjilat luka pohon, juga menghisap sari bunga dan buah-buahan. Di seluruh dunia, tercatat sekitar 4.000 jenis kumbang mawar.
Foto: picture-alliance/blickwinkel/J. Fieber
Burung Kolibri
Bukan hanya serangga yang melakukan penyerbukan, melainkan juga burung. Burung berparuh panjang seperti Kolibri mengangkut serbuk dari satu bunga ke bunga berikutnya, jika menghisap nektar. Ilmuwan mengungkap, melalui proses evolusi, beberapa jenis bunga bahkan berkembang ke bentuk tertentu agar menarik perhatian kolibri.
Foto: CC BY 2.0: KevinCole/flickr.com
Sunbird (Burung Matahari)
Seperti Kolibri, burung yang dikenal dengan nama Burung Matahari ini juga suka sari bunga. Burung ini hanya berukuran sekitar 12 cm dan sangat suka bunga kembang sepatu.
Foto: picture-alliance/blickwinkel/M. Woike
Kelelawar
Orang biasanya tidak memperhitungkan mereka jika mendiskusikan penyerbuk. Padahal sejumlah jenis kelelawar hanya mengkonsumsi sari bunga, yang mereka hisap dengan lidah yang panjang. Bahkan ada tumbuhan, yang sepenuhnya tergantung pada kelelawar untuk berkembangbiak.
Lemur
Primata seperti Mausmaki (foto) adalah hewan penyerbuk utama di madagaskar. Sejumlah jenis pohon berkembangbiak hanya dengan bantuan hewan ini. Jika hewan ini menyusupkan kepalanya ke dalam bunga untuk minum sari bunga, sari bunga melekat pada hidung mereka dan dibawa ke bunga lain.
Foto: Imago
Reptil
Beberapa jenis ular dan kadal seperti Gecko (foto) juga membantu penyerbukan. Terutama di pulau-pulau, karena di sana gecko tidak punya banyak musuh alamiah dan jumlahnya lebih banyak. Ilmuwan menduga, oleh sebab itu, gecko lebih sering keluar dari persembunyiannya dan ikut mengkonsumsi sari bunga dan buah-buahan. Penulis: Brigitte Osterath (ml/hp)
Foto: picture-alliance/Hippocampus-Bildarchiv
12 foto1 | 12
Menjelaskan hilangnya biodiversitas
Apakah ini penyebab berkurangnya populasi dan inti kepunahannya akibat perubahan iklim? Gage mengungkap, "Yang jelas, kalau mahluk hidup tidak begitu bisa berkembang biak, itu tidak akan membantu kelangsungan hidup spesies."
Memang gelombang panas akan surut dan mahluk hidup bisa selamat, kata Gage, "tapi ini tidak bisa memperbaiki sperma yang rusak akibat gelombang panas."
Setelah meneliti serangga yang terkena gelombang panas, Gage mengungkap, anak-anak serangga itu hidup tidak selama biasanya dan kemampuan reproduksinya rendah.
Jika terbukti bahwa bumi yang makin panas menyebabkan kerusakan pada bibit kehidupan, penemuan para pakar bisa jadi alasan kuat untuk meningkatkan tindakan untuk memerangi perubahan iklim. (ml/vlz)
Hewan-Hewan Yang Bisa Kembali dari Kepunahan
Biodiversitas bisa hilang sekejap. Ilmuwan menyebut kepunahan masal ke-6 di dunia ini setara punahnya dinosaurus. Tapi bisakah kemampuan merusak milik manusia diimbangi kekuatan untuk bangkitkan hewan-hewan ini kembali?
Foto: Imago/Science Photo Library/L. Calvetti
Tidak usah takut t-rex
Film.film Jurassic Park menyebabkan orang membayangkan harus berhadapan dengan dinosaurus berbahaya. Tapi fantasi membangkitkan dinosaurus dari DNA milik seekor nyamuk purba yang terperangkap dalam resin pohon sangat jauh dari kenyataan. Menggunakan materi genetik yang berusia jutaan tahun tidak bisa dilakukan. Demikian pakar kebangkitan spesies punah.
Foto: picture-alliance/United Archiv/IFTN
Kemudian ada dua ekor...
Sejak meninggalnya Sudan, badak putih utara jantan yang terakhir dalam usia 45 tahun dua badak jantan betina, Najon dan Fatu, adalah yang terakhir dari spesies itu. Tapi ilmuwan berharap, embrio yang dibekukan nantinya bisa mengembalikan spesies itu dari jurang kepunahan. Embrio itu hasil penyatuan sperma Sudan dan telur dari badak putih selatan, spesies yang hampir serupa.
Foto: DW/Andrew Wasike
Rupanya tidak "terlalu punah"?
Ketika burung dodo hilang dari Mauritius di abad ke -17, hanya sedikit orang yang percaya, manusia bisa menyebabkan kepunahan seluruh spesies. Baru abad ke-19, ilmuwan Georges Cuvier membuktikan itu benar. Sejak itu dodo jadi simbol kekuatan destruktif manusia. Sekarang dicari DNA dodo dengan harapan, manusia bisa membuktikan kemampuan untuk membangkitkan spesies dari kepunahan.
Foto: Imago/StockTrek Images/D. Eskridge
Hidup rentan bahaya
Ketika Celia, ibex Pirenea terakhir meninggal tahun 2000, ilmuwan sudah kumpulkan dan bekukan sel-sel jaringannya. Tiga tahun kemudian, seekor kambing lahirkan klone Celia, yang diciptkan dengan menempatkan DNA Celia ke sebuah telur kambing. Sebenarnya, pembuahan dilakukan pada puluhan. Hanya 7 kambing hamil dan hanya seekor tidak keguguran. Klone Celia hanya hidup beberapa menit setelah lahir.
Foto: picture-alliance/blickwinkel/C. Wermter
Jalan dari masa lalu
Ini Martha, merpati penumpang terakhir yang mati 1914. Mereka punah karena dimakan, perburuan ilegal dan deforestasi. Organisasi Revive & Restore, yang mempromosikan kebangkitan dari kepunahan, menilai merpati jenis ini jadi model sempurna untuk proyek model yang menunjukkan potensi kebangkitan spesies.
Foto: Donald E. Hurlbert, Smithsonian Institution
Ibu numbat
Warga Eropa yang datang ke Australia meyebabkan kepunahan thylacine, atau harimau Tasmania. Hewan terakhir dari spesies ini mati di kebun binatang Hobart tahun 1936. Sekarang ilmuwan telah mengkungkap kode genetik hwan ini dan berharap bisa menyisipkan gennya ke DNA milik spesies "saudara terdekatnya," yang disebut numbat.
Foto: Getty Images/AFP/T. Blackwood
Kebangkitan mamut
Spesies paling menarik yang mungkin bisa bangkit adalah mamut berambut lebat. "Saudara terdekat" spesies ini adalah gajah Asia. Ilmuwan di Universitas Harvard mengatakan, spesies ini bisa berperan dalam memperlambat pelumeran permafrostdan memperlambat perubahan iklim. Tapi untuk konsep yang disebut "Pleistocene Park" diperlukan sekitar 80.000 hewan supaya ada manfaatnya.
Foto: Imago/Science Photo Library/L. Calvetti
Sapi istimewa
Spesies yang disebut auroch dulunya hidup di kawasan Eurasia. Mereka punah 400 tahun lalu akibat kehilangan habitat. Tapi keturunan mereka, yaitu sapi, terus hidup. Sejauh ini sudah ada program-program untuk "kembali membiakkan" auroch. Upaya yang dilakukan di Jerman membuahkan spesies yang disebut sapi Heck. Penulis: Ruby Russell (ml/ap)