Terdapat kaitan timbal balik rumit antara metabolisme hutan dengan perubahan iklim serta faktor alami lainnya.
Iklan
Para ilmuwan sejak lama mempertanyakan: seberapa besar volume simpanan CO2 dalam tanah. Untuk itu Markus Reichstein dan timnya dari Institut Max-Planck untuk Bio-geo-kimia meneliti hal tersebut. Beberapa hari terakhir, suara bising alat bor terdengar dari Taman Nasional Hainich, hutan tanaman berdaun lebar terbesar se-Eropa.
"Kami dapat menegaskan, lebih banyak kandungan karbon dalam tanah ketimbang pada tumbuhan. Perkiraannya, unsur karbon yang tersimpan dalam tanah, dalam 10 tahun akan berlipat tiga", ujar Markus.
Volume yang luar biasa, setara 3 trilyun ton. Tapi unsur karbon tidak abadi tersimpan dalam tanah. Jamur dan bakteri akan menguraikan sampah daun dan akar, dan dengan itu juga melepaskan lagi karbon ke udara. Itu alamiah dan tidak bermasalah. Yang bermasalah adalah aktivitas manusia, dengan emisi karbondioksida yang menaikkan suhu global. Situasi ini memicu mikroorganisme makin aktif, dan memproduksi lebih banyak karbon.
Di laboratorium sampel tanah ini diteliti lebih jauh. Berapa banyak kandungan karbon dioksida dalam tanah, terlihat saat dibakar. Dalam larutan juga bisa dilacak keberadaan karbon organik.
Model metabolisme hutan
Para ilmuwan juga mengukur banyak faktor lainnya. Misalnya: bagaimana aktivitas daun, kapan dilakukan fotosintesa dan seberapa banyak memanfaatkan CO2 dari atmosfir.
Markus Reichstein memaparkan: "Kami juga mengamati pertukaran unsur antara hutan dan atmosfir. Ini mirip dengan mengukur fungsi paru-paru manusia. Kami meneliti komposisi gas, yang bisa diibaratkan analisa darah. Kami juga meneliti semua fungsi penting di bumi, terutama antara ekosistem dan atmosfir."
Para peneliti melakukan banyak penghitungan data pengukuran dari hutan serta dari stasiun pengukuran di seluruh penjuru dunia dan data satelit pengamat global. Dengan itu tercipta sebuah model.
"Makin hijau, artinya makin banyak fotosintesa. Di kawasan Eropa terutama saat musim panas Juni, Juli, Agustus. Tapi di Asia misalnya, sangat tergantung monsun. Jika kemarau fotosintesa menurun, tapi saat musim hujan akibat monsun, fotosintesa meningkat," ujarnya.
Amazon Tambah Hangus
Hutan tropis di daerah Amazon terus berkurang. Praktek pembalakan dan pembakaran telah merusak daerah hutan seluaslebih dari 5.000 km persegi tahun 2013.
Foto: Reuters
Tanah Terbakar
Praktek pembukaan hutan Brazil tambah gencar tahun lalu. Menteri Lingkungan Hidup Brazil, Izabella Teixeira mengakui, hingga November 2013, sekitar 5.843 km persegi hutan telah dibalak. Sementara tahun 2012 hutan seluas 4.571 km persegi sudah hilang. Tahun 2004, sekitar 27.000 km persegi terbakar.
Foto: picture alliance/Wildlife
Tukar Kayu dengan Gandum
Semakin meningkatnya pengembangan kedelai dan gandum jadi salah satu penyebab pembalakan hutan tropis. Negara bagian Para di Brazil mengalami pembalakan paling besar. Perusakan meningkat 136% antara Agustus 2012 dan Juni 2013, demikian keterangan Institut Imazon. Di dekat kota Novo Progresso saja, sekitar 400 hektar hutan dibakar.
Foto: Reuters
Bendungan untuk Kota-Kota
Walaupun hanya sekitar 5% dari 200 juta penduduk Brazil tinggal di daerah Amazon, pembangunan bendungan bertambah. Pembangkit tenaga air di sungai Teles Pires di kawasan Amazon akan mulai beroperasi 2015. Sejauh ini, yang dimanfaatkan hanya 1% potensi tenaga air kawasan anak sungai Amazon itu. Brazil merencanakan peningkatan besar hingga 2030.
Foto: Reuters
Bisnis Bagus?
Jika hutan sudah dibuka, kayu dijual. Daerah Amazon yang dibalak secara ilegal kerap digunakan oleh peternak untuk menggembalakan hewan peliharaannya. Menurut hukum Brazil, mereka bisa menjadi pemilik sah, jika mereka menggunakan kawasan bekas hutan secara "produktif" selama lima tahun berturut-turut. Biaya pembukaan hutan diperkirakan sekitar 3.000 Euro (sekitar 47 juta Rupiah) per hektar.
Foto: Reuters
Denda Menebang Pohon
Pemukim ini tertangkap basah oleh polisi. Ia menebang pohon secara ilegal di Taman Nasional Jamanxim. Badan perlindungan lingkungan, Ibama, secara teratur berpatroli di daerah taman nasional dan cagar alam. Tahun 2012, badan itu menetapkan sekitar setengah milyar Euro sebagai denda pembalakan hutan ilegal. Jumlah itu mungkin akan ditambah lagi.
Foto: Reuters
Di Mana Pohon Jadi Produk
Tahun 2012, pemerintah Brazil mengumumkan akan membatasi perusakan hutan tropis hingga kurang dari 4.000 km persegi tiap tahunnya, sampai 2020. Yaitu dengan cara menambah patroli. Tetapi semakin banyak pohon ditebang karena kayunya ingin dijual, atau ditebang penggali emas dan perusahaan pertanian. Pohon raksasa ini ditemukan ditebang dekat kota Novo Progresso.
Foto: Reuters
Jalur Destruksi
Jalur jalan tol Transamazonica yang panjangnya 3.000 km ditujukan sebagai penghubung antara Brazil dan negara tetangganya, Peru dan Bolivia. Tetapi 40 tahun setelah dimulai proyek itu belum selesai juga. Kelompok pelindung lingkungan tidak mau situasi tersebut berubah.
Foto: Evaristo Sa/AFP/GettyImages
Bar di Daerah Hutan
Bar-bar sederhana sepanjang Transamazonica, seperti yang satu ini, adalah tempat pertama untuk mencari pengemudi truk dan mereka mencari keuntungan di hutan. Di musim hujan, jalan tol itu kerap berubah menjadi kawasan lumpur yang tak bisa dilalui. Petani kecil dan pencari emas juga tinggal di sini, dan mendesak penduduk asli kawasan itu dari tempat tinggal tradisional mereka.
Foto: Reuters
Melarikan Diri dari Pencari Emas
Gila emas mengancam hidup mereka. Ratusan warga asli Yanomami meninggal akibat penyakit yang dibawa pencari emas ke daerah mereka. Pemukim kerap memasuki tempat tinggal Yanomami karena daerah mereka menyimpan emas dalam jumlah besar. Juni tahun 2013, tentara Brazil menghancurkan tempat mendarat pesawat ilegal di kawasan reservasi Yanomami yang luasnya 9,5 juta hektar.
Foto: Fiona Watson/Survival
Asal Arang
Emas hitam. Di tengah daerah reservasi 'Alto Rio Guama', raksasa hutan seperti ini menghilang di oven berbentuk bundar. Pohon-pohon yang ditebang ilegal diubah jadi arang. Foto yang dibuat dari udara ini dibuat polisi ketika berpatropi dengan helikopter, September 2013. Reservasi ini adalah daerah milik komunitas 'Nova Esperanca do Piria,' di negara bagian Para.
Foto: Reuters
10 foto1 | 10
Perubahan Iklim
Para peneliti memang sudah banyak mengetahui data kondisi bumi. Tapi iklim bumi terus berubah. Markus Reichstein hendak membuat metode peramalan yang lebih baik terkait bagaimana pengaruh perubahan iklim dan dampak cuaca ekstrim yang makin sering terhadap ekosistem hutan.
Kenaikan kecil suhu masih bisa ditanggulangi secara alamiah oleh hutan. Tapi periode kemarau panjang yang makin sering, menjadi ancaman bahaya besar.
"Kami mengamati, sejumlah spesies lebih terancam dibanding yang lainnya. Artinya, beberapa jenis pohon akan musnah, tapi jenis baru juga akan muncul. Sejauh ini, kita harus memprediksi perubahan vegetasi di masa depan, tambah Markus."
Lanskap hutan di Eropa dalam beberapa dasawarsa mendatang mungkin akan berbeda tampilannya dari saat ini. Dan dengan model perubahan vegetasi, para ilmuwan sebelumnya mungkin sudah tahu, bagaimana komposisinya.