1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Perundingan Keanggotaan Turki dalam Uni Eropa

14 Juni 2006

Meskipun muncul keberatan baru dari Siprus bagian Yunani, Uni Eropa membuka jalan bagi perundingan bagi penerimaan keanggotaan Turki.

Perluasan keanggotaan Uni Eropa kali ini berjalan sangat alot
Perluasan keanggotaan Uni Eropa kali ini berjalan sangat alotFoto: AP Graphics

Ke 25 menteri luar negeri Uni Eropa di Luxemburg menyepakati, dimulainya babak pertama dari perundingan tersebut.

Harian Jerman Süddeutsche Zeitung yang terbit di München menulis:

Keraguan-raguan amat jarang mendapatkan imbalan. Ini berlaku bagi Uni Eropa dan Turki yang mencalonkan diri menjadi anggotanya. Bila Uni Eropa gagal membicarakannya, maka Turki akan menghadapi masa yang pahit. Kemana Turki hendak berpaling? Beraliansi dengan Rusia atau bersandar kepada Iran? Ketika Menteri Luar Negeri Abdullah Gül, menunggu menteri luar negeri Uni Eropa di Luxemburg, harian-harian di Ankara menulis, apalagi yang harus dilakukan Turki? Apakah misalnya membantu meyakinkan Iran agar menyingkirkan program atomnya? Ini menunjukkan betapa saat ini Turki sangat penting bagi Eropa. Konstelasi ini jangan dijadikan korban dari konflik tragis menyangkut sebuah pulau kecil.“

Harian Jerman lainnya Frankfurter Zeitung menulis:

Memang benar, penerimaan keanggotaan Turki tidak dipandang sebagai tujuan yang strategis di semua negara anggota Uni Eropa. Dan masih tetap berlaku, kesemua dari 35 dari apa yang disebut bab perundingan harus disepakati untuk dibuka dan disepakati untuk diputuskan. Kesepakatan adalah kesepakatan. Itulah yang telah diputuskan. Oleh sebab itu tidak diperlukan adanya kepintaran meramal, yang dapat menimbulkan lebih meluasnya ketidakpuasan dan perasaan permusuhan diantara negara Uni Eropa yang mendukung diterimanya keanggotaan Turki dengan yang menentangnya, dan antara Uni Eropa dengan Turki."

Mengenai dimulainya babak pertama perundingan membahas pencalonan Turki menjadi anggota Uni Eropa, harian Prancis Le Figaro menulis:

Tidak pernah terjadi perundingan penerimaan anggota baru Uni Eropa berlangsung begitu alot dan dengan ketentuan persyaratan. Sejak ditolaknya rancangan konstitusi Uni Eropa di Prancis dan Belanda, mayoritas warga menolak keanggotaan Turki dalam Uni Eropa. Meskipun mayoritas warga menunjukkan sikap yang demikian, pemerintahan di negara Uni Eropa harus tetap mempertahankan kesepakatan dengan Turki dan negara-negara di kawasan Balkan, yang dicapai menjelang dilakukannya referendum konstitusi Uni Eropa. Dengan dimulainya babak pertama perundingan, pemerintah Turki berhasil mencapai etape pertama menuju Uni Eropa.“

Semenatara harian Austria Die Presse menyampaikan kritik terhadap kesepakatan Uni Eropa untuk memulai perundingan penerimaan keanggotaan Turki.

Sekarang dimulai perundingan resmi untuk membahas permohonan keanggotaan Turki, dan menunjukkan betapa Uni Eropa menghadapi perundingan yang pelik. Situasinya semakin dipersulit oleh sikap mendua yang ditunjukkan banyak pemerintah negara anggota Uni Eropa, yakni, sikap mendukung yang disampaikannya bagi keanggotaan Turki, dilatar belakangi oleh pertaruhan bahwa suatu waktu kelak Turki akan mengalah. Untuk tujuan ini, juga dengan memperalat konflik Siprus. Semakin mendekatnya penyelesaian damai masalah Siprus, sebenarnya justru mendukung proses pendekatan Turki ke Uni Eropa."