Perundingan koalisi antara Partai CDU/CSU, Partai Hijau dan Partai Liberal FDP gagal. FDP menyatakan penarikan diri kemarin. Sementara kedua kubu lainnya melontarkan kritik tajam terhadap FDP. Bagaimana jadinya?
Iklan
Lebih dari sebulan lamanya, setelah pemilu Jerman 24 September lalu, tiga kubu berunding intensif untuk membentuk koalisi yang belum ada sebelumnya, yaitu koalisi Jamaika. Yang terlibat adalah Partai Kristen Demokrat dan Sosialis (CDU/CSU), Partai Hijau dan Partai Liberal (FDP).
Setelah Ketua Partai FDP, Christian Lindner menyatakan penarikan diri partainya dari perundingan koalisi Minggu malam kemarin, koalisi ini jelas tidak akan terbentuk. Sehingga Jerman kini tetap akan dipimpin koalisi CDU/CSU dan Partai Sosial Demokrat (SPD), di bawah Kanselir Angela Merkel. Situasi mungkin akan terus seperti ini sampai tahun depan. Keputusan kini harus diambil Presiden Frank-Walter Steinmeier, antara mengadakan pemilu kembali dua bulan mendatang, atau mengangkat Merkel sebagai kanselir pemerintahan minoritas.
Tidak ada yang mau mengatakan, siapa yang bersalah. Tetapi petinggi Partai CDU/CSU serta Partai Hijau melontarkan kritik terhadap Partai FDP yang menarik diri dari perundingan. Kanselir Angela Merkel dari partai CDU mengatakan, walaupun menghormati keputusan FDP, ia menyesali tidak berhasil menemukan solusi bersama. Dari perkataannya tampak kekecewaan juga kekesalan. Tapi Angela Merkel bukan politisi yang suka menunjukkan frustasinya di depan umum.
"Inilah harinya memikirkan dengan baik, bagaimana Jerman nantinya"
Merkel menyatakan, pihaknya, CDU/CSU sudah mengusahakan segalanya. Dan sebenarnya perundingan sudah mengarah ke tujuan bersama dalam hal politik ekonomi, iklim dan sosial. Salah satu tema yang paling sulit adalah migrasi. Demikian Merkel tanpa memberikan perincian. Ia menambahkan, sekarang harus dipikirkan seksama, apa langkah yang harus diambil bagi negara. Sebagai kanselir ia akan tetap memimpin pemerintahan sebaik mungkin.
Empat Partai Kecil Yang Lolos ke Bundestag
Empat partai kecil, tembus kuota suara untuk duduk di parlemen federal Jerman, Bundestag hasil pemilu 2017. Yang mengejutkan partai ekstrim kanan AfD jadi fraksi ketiga terkuat di belakang CDU/CSU dan SPD.
Foto: picture-alliance/dpa/F. Rumpenhorst
Partai Ekstrim Kanan - AfD
Partai Alternative für Deutschland (AfD) yang mengusung tema kampanye anti imigran, anti Islam, anti Yahudi dan anti keragaman budaya, secara mengejutkan meraih lebih dari 12 persen suara pada pemilu Jerman 2017. Fraksi partai kanan ini jadi yang terkuat ketiga di Bundestag dengan 94 kursi. Ketuanya Alexander Gauland (kedua dari kiri): bermotto: "Memburu kanselir Merkel".
Foto: Reuters/F. Bensch
Partai Liberal Demokrat - FDP
Setelah absen 4 tahun dari Bundestag, partai liberal "comeback" ke parlemen di Berlin. Dalam pemilu 2017 FDP raih lebih 10 persen suara, naik hampir 6 persen dibanding pemilu sebelumnya dengan 80 kursi di parlemen. Kini partai dengan warna "kuning" ini dilirik jadi mitra koalisi pemerintah mendatang yang dijuluki Koalisi Jamaika.
Foto: Reuters/R. Orlowski
Partai Hijau - Die Grüne
Partai pelindung lingkungan ini bisa sedikit menaikkan perolehan suaranya, dan tetap bertahan di Bundestag. Dengan peroleh suara hampir 9 persen atau naik 0,5 persen dibanding pemilu sebelumnya, Partai Hijau yang punya 67 kursi juga digadang-gadang oleh CDU jadi mitra koalisi bersama FDP dalam pemerintahan Koalisi Jamaika.
Foto: Reuters/S. Loos
Partai Kiri - Die Linke
Partai Kiri juga bisa memantapkan posisinya di Bundestag dengan meraih lebih 9 persen suara atau 69 kursi. Partai yang populer di negara bagian di timur Jerman ini tidak diminati sebagai mitra koalisi oleh pemenang pemilu CDU. Die Linke menyatakan akan duduk dibangku oposisi dan mengkritisi program kanselir Merkel.
Foto: picture-alliance/dpa/J. Woitas
Pemenang Pemilu: Uni Kristen Demokrat - CDU
Walau menang pemilu 2017, kanselir Angela Merkel tampak kecewa, karena raihan suara CDU turun lebih 8 persen. Isu yang digunakan partai lain untuk menyerang Merkel, adalah krisis pengungsi. Meraih 33 persen suara atau 246 kursi, CDU harus menggalang koalisi dengan minimal 2 partai kecil untuk capai mayoritas. Dari awal CDU sudah tegaskan tak mau berkoalisi dengan AfD serta Die Linke. (as/ml)
Foto: Reuter/K. Pfaffenbach
5 foto1 | 5
Ketua Partai FDP Christian Lindner juga tidak mau menunjuk ke partai manapun. Tetapi ia menyatakan tidak mau mengecewakan orang-orang yang sudah memberikan suara kepada FDP. Jika empat mitra perundingan sekarang saja tidak bisa memutuskan rencana bersama tentang hal-hal yang sudah bisa diperkirakan, bagaimana nantinya dengan hal-hal yang tidak bisa diperkirakan?
(ml/yf)
Langkah Pemilu Jerman 2017
2017 jadi tahun penting politik Jerman, yang juga dianggap penting bagi masa depan Uni Eropa. Tahun ini digelar tiga pemilu negara bagian dan pemilu parlemen. Inilah tahapan langkah menuju pemilu parlemen.
Foto: picture-alliance/dpa/C. Rehder
Tahun Pemilihan Umum
Tahun ini Kanselir Angela Merkel kembali mencalonkan diri untuk periode legislatur ke empat. Keistimewaan lainnya, partai ektrem kanan Jerman Alternatif untuk Jerman (AfD) semakin mendapat dukungan pemilih dengan program anti imigran dan anti-Islamnya.
Foto: Getty Images
26 Maret - Pemilu Parlemen Saarland
Pemilu pertama diadakan di negara bagian kecil Saarland, di bagian Barat Jerman, yang berbatasan dengan Perancis. Partai Kristen Demokrat (CDU) di bawah Kanselir Angela Merkel jadi partai terkuat dengan mendapat 40% suara. Kubu ektrem kanan AfD untuk pertama kalinya terwakili dalam parlemen Saarland dengan 6,2% suara. Foto: PM Saarland Annegret Kramp-Karrenbauer (kiri) bersama Merkel.
Foto: picture-alliance/dpa/M. Kappeler
7 Mei - Pemilu di Schleswig-Holstein
Partai Kristen CDU secara mengejutkan juga berhasil jadi partai terkuat dalam pemilu di negara bagian Schleswig-Holstein. Sementara Partai Sosial Demokrat (SPD) yang memerintah kehilangan banyak suara. CDU dengan calonnya Daniel Günther (foto) mendapat 32% suara, sementara SPD hanya 27%. Partai anti imigran AfD juga berhasil terwakili di parlemen, setelah lewati "treshold" 5%.
Foto: Getty Images/M. MacMatzen
14 Mei - Pemilu di Nordrhein Westfalen
Nordrhein Westfalen (NRW) adalah negara bagian Jerman dengan populasi penduduk terbanyak, yaitu 17,5 juta. Oleh sebab itu NRW adalah negara bagian yang paling diperebutkan semua partai. Secara tradisional hasil pemilu di NRW juga dianggap barometer bagi hasil pemilu tingkat federal.
Foto: picture-alliance/dpa/F. Gambarini
19 Juni - Semua Partai Sudah Ajukan Nama
97 hari sebelum pemilu parlemen federal-Bundestag adalah hari penutupan pengajuan daftar nama kandidat dari semua partai yang ikut bersaing. Semua partai harus memasukkan daftar nama paling lambat pukul 6 sore. Sejauh ini tercatat 51 partai yang mendaftar. Ketua komisi pemilu Roderich Egeler (foto) memimpin rapat proses pemilu.
Foto: picture-alliance/dpa/A. Burgi
7 Juli - Siapa Yang Boleh Ikut?
79 hari sebelum pemilu, partai-partai yang diperbolehkan ikut pemilu diumumkan oleh Ketua komisi Pemilu. Jika ada partai yang tidak setuju dengan keputusan, partai itu punya waktu empat hari untuk mengajukan protes kepada Mahkamah Konstitusi.
Foto: picture-alliance/dpa/U. Deck
17 Juli - Siapa Yang Masuk Daftar?
Semua partai politik punya waktu hingga 69 hari sebelum pemilu untuk menentukan calon mana yang akan akan dicantumkan dalam daftar dan di wilayah mana. Wakil partai ini namanya akan tercantum di daftar pertama pada kerta suara. Untuk daftar kedua pad kertas suara yang sama, partai-partai juga harus memasukkan nama.
Foto: picture-alliance/dpa/O. Berg
13 Augustus - Kampanye Resmi Dimulai
Berbeda dengan negara-negara lain, partai-partai Jerman hanya diijinkan menggantung poster kampanye atau memutar iklan di televisi, enam pekan menjelang pemilu. Jadi mulai 13 Agustus, pintu kampanye terbuka dan poster-poster akan bergantungan di tiap tiang listrik, dan menampilkan wajah calon dari berbagai partai.
Foto: picture-alliance/dpa/M. Balk
20 Agustus - Siapa Berhak Memilih?
Sekitar sebulan sebelum pemilu, disusun daftar terpenting yakni daftar nama warga yang berhak memilih. Di Jerman semua warga yang berusia di atas 18 tahun berhak memilih dalam pemilu parlemen federal- Bundestang. Tahun ini jumlah pemilik hal pilih seluruhnya 61,5 juta.
Foto: picture-alliance/dpa/K.-D. Gabbert
3 September - Kartu Hak Pilih Tiba
Di tahap ini, semua warga yang berhak memilih sudah mendapatkan kartu hak pilih yang dikirim lewat pos. Pemilih yang berhak tapi tidak terdaftar bisa melapor. Pemilih yang ingin memberikan suara lewat pos bisa meminta agar kertas suara dikirim ke alamatnya.
Foto: picture-alliance/R. Goldmann
18 September - Mempersiapkan TPS
Kurang dari sepekan sebelum pemilu, persiapan akhir dimulai. Kertas suara, bilik tempat mencoblos dan kotak-kotak untuk mentranspor dokumen mulai berjejer, dan relawan yang membantu proses pemberian suara dilatih. Pemerintah lokal harus memberi informasi kepada warga tentang lokasi TPS. Penduduk masih bisa mendaftarkan diri hingga 36 jam sebelum TPA dibka.
Foto: picture-alliance/R. Goldmann
24 September - Hari Pemilu Bundestag
Inilah hari penentuan. Gedung sekolah dan perkantoran difungsikan menjadi tempat pemungutan suara. TPS mulai buka pukul 8 pagi, dan tutup pukul 6 sore. Setelah penghitungan cepat, Kantor komisi Pemilu mengumumkan hasil penghitungan awal malam hari itu juga.
Foto: picture-alliance/dpa
25 September - Penentuan Pemenang dan Pecundang
Setelah semua kertas suara dihitung, hasil akhir pemilu diumumkan. Jika seorang wakil partai tidak menang di wilayahnya, ia masih bisa dapat kursi di Bundestag, jika termasuk daftar wakil partai di tingkat regional.
Foto: picture-alliance/dpa/M. Kappeler
24 Oktober - Sidang Pertama Parlemen Jerman ke-19
Parlemen yang baru terpilih harus bersidang untuk pertama kalinya, paling lambat sebulan setelah pemilu. Karena setelah itu dimulai perundingan pembentukan koalisi pemerintahan, yang diikuti dengan voting secara tertutup untuk memilih kanselir.
Foto: picture-alliance/dpa
24 November - Segalanya Berjalan Bebas dan Adil?
Jika ada yang ingin memprotes hasil pemilu, mereka punya waktu dua bulan. Semua orang yang memberikan suara, pengamat pemilu, ketua parlemen dan Ketua Komisi Pemilu Roderich Egeler (foto) punya hak untuk memprotes hasil pemilu. Penulis: Rebecca Staudenmaier (ml/as)