Perusahaan Jerman Buka Bootcamp IT Pertama di Palestina
Tania Kraemer
3 Desember 2020
Perusahaan IT Jerman Axsos dari Stuttgart membuka akademi komputer untuk melatih warga Palestina menjadi pengembang program komputer. Axsos Academy adalah bootcamp IT pertama yang dibuka di Ramallah, Tepi Barat.
Iklan
"Saya sangat senang," kata Tala Qawasmi. "Sangat menantang untuk bekerja dalam tim; setiap orang punya ide mereka sendiri. Tetapi sangat penting untuk bekerja sama dan memasukkan semua gagasan ke dalam satu masalah untuk akhirnya menemukan solusi."
Perempuan Palestina berusia 25 tahun ini adalah bagian dari angkatan pertama Axsos Academy yang baru saja dibuka, sebuah bootcamp pelatihan intensif bagi para calon pengembang software komputer di kota Ramallah, Tepi Barat.
Program pelatihan pertama berlangsung selama empat bulan, namun sempat tertunda beberapa kali karena pandemi virus corona. Terdapat sekitar 2.500 pelamar dari seluruh Tepi Barat dan Jalur Gaza, tetapi hanya 43 orang yang diterima sebagai angkatan pertama.
"Ini tantangan yang sangat besar. Kami harus memastikan bahwa kelas tidak penuh, mengawasi pemakaian masker dan menjaga jarak aman. Ini situasi normal baru yang kami jalani," kata Shirin Toffaha, manajer sumber daya manusia di Axsos Academy.
Kerjasama Palestina-Jerman
Untuk saat ini, tempat pelatihan masih menggunakan satu lantai di Kementerian Telekomunikasi Palestina. Rencana pindah ke gedung akademi di Ramallah, yang mempunyai fasilitas asrama bagi peserta terpaksa harus ditunda hingga 2021.
Iklan
Akademi ini terbuka bagi para profesional dan lulusan dari berbagai bidang, tidak hanya bagi mereka yang punya latar belakang komputer. Usia peserta berkisar antara 18 sampai 51 tahun. Banyak peserta yang sudah bekerja. Program ini memang dimaksudkan juga untuk mereka yang ingin beralih profesi atau mencari orientasi lain dalam kariernya.
"Kami bertujuan untuk mengumpulkan orang-orang dari berbagai latar belakang yang berbeda, tetapi dengan komitmen dan semangat untuk membentuk jalur karier mereka, atau bagi para lulusan baru," kata Shirin Toffaha. "Mereka harus berkomitmen selama empat bulan, enam hari seminggu, dan kerja keras 10 sampai 12 jam sehari."
Kriteria perekrutan penting lainnya adalah keterampilan bahasa Inggris. Karena pelatihan diadakan dalam bahasa Inggris. Pelamar yang kurang memiliki kemampuan bahasa Inggris yang memadai didorong untuk belajar dulu dan melamar lagi di tahap selanjutnya.
Menggunakan pengetahuan dan keahlian Jerman
Dalam lima tahun ke depan, Axsos Academy menargetkan akan melatih sekitar 5.000 warga Palestina dalam pemrogaman software komputer.
Virus Corona di Gaza: Mencoba Mencegah Bencana
Apa yang selama ini ditakuti kini menjadi kenyataan. Penyebaran pandemi Covid-19 telah mencapai Jalur Gaza. Gaza tengah berlomba dengan waktu, mencegah wabah dan menghentikan bencana.
Foto: picture-alliance/AP Photo/A. Hana
Melawan virus corona
Covid-19 telah menyebar di Jalur Gaza, salah satu daerah dengan penduduk paling padat di dunia. Puluhan kasus telah dikonfirmasi. Jalur pantai di Laut Mediterania tersebut merupakan rumah bagi sekitar 2 juta orang yang tersebar di 365 kilometer persegi atau sekitar 6.000 jiwa per kilometer persegi. Sebagai upaya pencegahan, petugas telah menyemprot disinfektan ke beberapa ruas jalan.
Foto: picture-alliance/ZUMAPRESS/A. Amra
Pusat karantina di Rafah
1.860 orang lebih yang kembali dari luar negeri dikarantina di 26 lokasi berbeda. Salah satu pusat karantina terletak di perbatasan Rafah. Beberapa orang juga dikirim ke sebuah bangunan sekolah yang diubah fungsinya menjadi fasilitas karantina. Jalur penyeberangan ke Mesir dan Israel sebagian besar telah ditutup sejak pertengahan Maret, hanya mereka yang pulang yang diizinkan masuk ke Jalur Gaza.
Foto: Reuters/WHO in the Occupied Palestinian Territories
Perlengkapan medis tidak mencukupi
Beberapa pusat perawatan memiliki peralatan medis memadai, sementara di Jalur Gaza hanya ada 63 ventilator dan 78 tempat tidur yang tersedia. COGAT, badan pertahanan Israel yang bertanggungjawab atas masalah sipil Palestina mengatakan pihaknya akan mengirimkan lebih dari 1.500 alat tes swab sesuai standar WHO. Hal ini membuat seruan untuk mengurangi blokade yang dilakukan Israel semakin kuat.
Foto: Reuters/WHO in the Occupied Palestinian Territories
Mewarnai masker
Kementerian Kesehatan telah mengumumkan keadaan darurat. Seniman Palestina, Samah Saed (dalam gambar) dan Dorgam Krakeh tengah melukis masker dengan warna-warna cerah sebagai upaya untuk mendorong penduduk setempat mengenakan masker pelindung wajah. Jika kelompok Hamas gagal menahan penyebaran virus corona, maka konsekuensinya wabah ini bisa menjadi bencana.
Foto: picture-alliance/AP Photo/A. Hana
Pasokan logistik sangat penting
Lockdown atau karantina wilayah akan berakibat fatal bagi warga Gaza, mengingat 75% dari populasi adalah pengungsi yang semuanya bergantung pada Badan Bantuan dan Pekerjaan PBB untuk pengungsi Palestina (UNRWA) yang masih mengirimkan bantuan makanan setiap hari.
Foto: Reuters/M. Salem
Edukasi kaum muda
Kegiatan di area publik sebagian besar telah dibatasi. Namun, menjaga jarak sosial dan langkah-langkah menjaga kebersihan masih menjadi tantangan, terutama di jalan-jalan sempit dan di kamp-kamp pengungsi. Untuk memberi pemahaman kepada warga, para aktivis berpakaian seperti virus dan mengunjungi kamp-kamp pengungsi.
Foto: picture-alliance/ZUMAPRESS/M. Ajjour
Bantuan dari Qatar
Kelompok Hamas dan Qatar serta beberapa negara di Emirat Arab berjanji untuk terus memberikan dukungan finansial bagi rakyat Gaza. Minggu lalu, Qatar mentransfer 10 juta dolar AS atau setara 165 miliar rupiah. Setiap keluarga yang membutuhkan akan menerima 100 dolar AS atau 1,6 juta rupiah.
Foto: picture-alliance/ZUMAPRESS/A. Amra
Di rumah saja
Fasilitas medis di Gaza diperkirakan akan dapat mengobati 100 kasus virus corona pertama. Setelah itu, mereka akan bergantung pada dukungan dari negara lain. Hal itu yang menyebabkan para aktivis dan seniman lokal berusaha meningkatkan kesadaran akan pentingnya tinggal di rumah.
Foto: picture-alliance/ZUMAPRESS/M. Ajjour
Kue, kampanye, dan virus corona
Sebuah toko roti di Khan Younis membuat kue yang menggambarkan seseorang mengenakan masker, upaya ini untuk mendidik masyarakat pentingnya menggunakan masker demi mencegah penyebaran Covid-19.
Foto: Reuters/I. Abu Mustafa
9 foto1 | 9
"Gagasan awalnya muncul dalam percakapan dengan Perdana Menteri Palestina Mohammed Stayyeh, yang mengatakan dia ingin ada pengembang software yang lebih berkualitas dan bertanya apakah kami bisa melatih mereka," kata Frank Mueller, Direktur Utama Perusahaan IT Axsos, yang berbasis di Stuttgart.
"Fokusnya adalah pelatihan intensif dan berkualitas tinggi, dan dia (Perdana Menteri) menekankan bahwa perusahaan Jerman harus memimpin dan menerapkan pendekatan cara kami."
Selama 10 tahun terakhir, Axsos sudah berinvestasi di Palestina, bahkan memindahkan sebagian bagian customer service ke Ramallah. Axsos menawarkan solusi bagi perusahaan menengah dalam keamanan TI, infrastruktur, dan digitalisasi.