Perusahaan Selandia Baru Stop Gunakan Pakan Minyak Sawit
8 Agustus 2016
Perusahaan pertanian milik negara Selandia Baru, Lancorp mengatakan akan berhenti menggunakan produk ampas minyak sawit untuk pakan hewan. Landcorp menegaskan komitmennya bagi perlindungan lingkungan.
Iklan
Landcorp mengumumkan hari Senin (08/08) akan berhenti menggunakan produk minyak sawit mulai pertengahan tahun 2017. Aktivis perlindungan lingkungan mengaitkan pertumbuhan industri kelapa sawit dengan perusakan hutan di Indonesia, yang pada gilirannya berkontribusi terhadap ancaman hilangnya spesies langka seperti harimau Sumatera.
Direktur Utama Landcorp Steven Carden mengatakan kepada kantor berita Associated Press (AP) bahwa konsumen di seluruh dunia sekarang ingin produk alami, termasuk daging ternak yang diberi makan rumput dan susu alami."Kami benar-benar memperhatikan roduksi makanan kami dengan cara yang bertanggung jawab dan ramah lingkungan," kata Steven Carden.Dia mengungkapkan, perubahan kebijakan perusahaannya sesuai dengan perkembangan masa kini dan merupakan langkah strategis pemasaran modern.
Perusahaan pertanian dan para petani biasanya menggunakan pakan ternak dari ampas sawit, sebagai bagian dari pakan untuk sapi perah, terutama selama musim dingin atau ketika pakan alami langka di pasaran.
Ampas sawit adalah produk sampingan dari proses produksi minyak sawit. Minyak kelapa sawit adalah bahan dasar umum dalam banyak produk rumah tangga, dari margarin sampai lipstik. Direktur Landcorp Steve Carden mengatakan, perusahaannya akan mengganti produk sawit dengan prolduk alternatif lokal, seperti ampas jagung dan sawi putih.
Landcorp adalah salah satu perusahaan pertanian terbesar di Selandia Baru, dengan 140 peternakan dan sekitar 850.000 hewan ternak. Landcorp menggunakan sekitar 15.000 metrik ton ampas kelapa sawit setiap tahun.
Tapi para peternak sapi perah yang memasok susu untuk perusahaan Fonterra, produsen pertanian terbesar di Selandia Baru, menyatakan akan tetap menggunakan ampas sawit sebagai paka ternak. Fonterra hari Senin (08/08) menerangkan tidak mengikuti langkah Landcorp dan akan tetap menggunakan ampas sawit.
Dalam sebuah pernyataan, Fonterra menyebutkan sejak 2015 telah mengeluarkan panduan untuk para petani agar membatasi penggunaan produk sawit. Fonterra menyatakan ampas sawit tetap memainkan peran penting untuk mendukung kesehatan hewan, terutama ketika kualitas rumput menurun atau selama suplai kurang pada musim kemarau. Fonterra juga mengatakan, produk sawit dipasok dari petani yang menanam secara bertanggung jawab dengan kebijakan "nol deforestasi, nol eksploitasi".
Kelompok perlindungan lingkungan Greenpeace hari Senin mengatakan, menyambut baik langkah Landcorp dan berharap bahwa Fonterra juga akan segera mengikutinya.
Minyak Sawit Dimana-mana
Keterangan minyak nabati biasanya menunjukkan minyak sawit. Peluasan perkebunan sawit seringnya berarti pengalihgunaan kawasan hutan.
Foto: DW
Minyak Sawit Dalam Permen Coklat
Permen coklat tak hanya mengandung kakao, tapi juga minyak sawit. Organisasi lingkungan Greenpeace, tahun 2010 meluncurkan kampanye anti produk Nestle.Tahun itu juga Nestle berjanji akan membeli minyak sawit yang diproduksi sesuai standar sosial dan lingkungan, agar tidak semakin banyak hutan tropis yang musnah.
Foto: Fabrice Coffrini/AFP/Getty Images
Tersembunyi Dalam Kue
Hampir semua kue menggunakan minyak sawit. Pabrik roti dan kue menggunakan minyak sawit karena murah dan tahan lama. Karenanya, minyak sawit lebih umum digunakan daripada minyak kedelai. Organisasi Pangan Dunia, FAO memperkirakan, sampai tahun 2030 pemakaiannya akan berlipat ganda.
Foto: Fotolia/Andrea Klinger
Minyak Sawit Dalam Penganan Siap Saji
Yang dimaksud dengan minyak nabati pada etiket penganan siap saji adalah minyak sawit. Sebagian besar hasil minyak sawit dunia digunakan untuk memproduksi bahan pangan. Minyak sawit meleleh pada suhu rendah dan mudah diolah, karenanya merupakan bahan dasar yang diminati banyak industri.
Foto: picture-alliance/dpa
Margarin Atau Mentega?
Margarin adalah mentega buatan yang mengandung campuran produk susu dan minyak nabati, seperti minyak sawit. Mentega produk industri di awal abad ke-19 menggunakan minyak paus, kini sebagai campuran digunakan minyak sawit. Ini melindungi populasi paus, di pihak lain mengancam hutan tropis.
Foto: picture-alliance/dpa
Minyak Sawit Untuk Kecantikan
Mulai dari lipstik hingga krem untuk kulit; minyak sawit amat penting bagi pembuatan semua produk kosmetika. Bahkan lilin, produk rumah tangga dan bubuk cuci, semua mengandung minyak sawit. Permintaan bahan dasar ini sangat besar, pada tahun 2010 produksi minyak sawit dunia mencapai 53 juta ton. Seperempatnya digunakan untuk produksi kosmetik, lilin dan sabun cuci.
Foto: Fotolia/VILevi
Bensin Bio Berkadar Sawit
Layanan pompa bensin Jerman tidak lengkap tanpa tawaran bensin-bio, yang merupakan bensin yang berkadar bahan bakar dari tumbuhan. Untuk itu Uni Eropa mengimpor minyak sawit yang murah, dan bukan minyak dari tumbuhan lokal sebagai campuran bensin.
Foto: dapd
Sejauh Mata Memandang
Permintaan minyak sawit, baik itu untuk bahan pangan, kosmetika atau bahan bakar - dari tahun ke tahun terus meningkat. Uni Eropa berkomitmen untuk turut melindungi hutan-hutan tropis di dunia, Namun pemakaian minyak sawit Uni Eropa dari tahun 1990 hingga 2008 turut menyebabkan musnahnya 9 juta hektar kawasan hutan di dunia.Kawasan yang seluas Irlandia.
Foto: CC/a_rabin
Ancaman Bagi Fauna
Musnahnya hutan menyebabkan punahnya binatang. Organisasi lingkungan, WWF memperingatkan, bahwa baik orang utan di Sumatra dan Borneo, maupun macan Sumatra terancam punah akibat pembabatan hutan, yang merupakan habitat mereka.
Foto: picture alliance/dpa
Membakar hutan, meluaskan perkebunan
Bukan hanya hutan yang menjadi korban perkebunan sawit, tapi juga berbagai kota besar Asia. Setiap tahun berbagai kota Indonesia dan Malaysia diselimuti asap tebal yang berdampak pada kesehatan, akibat pembakaran hutan. Indonesia dan Malaysia adalah negara pengekspor minyak sawit terbesar dunia.