Perusahaan Jerman Minta Pemerintah Baru Serius Tangani Iklim
11 Oktober 2021
Sementara konsultasi pembentukan koalisi pemerintahan masih berlangsung di Berlin, 69 perusahaan Jerman menuntut agar pemerintah baru lebih tegas melakukan perlindungan iklim dengan aturan lebih ketat.
Iklan
Jajaran nama-nama besar seperti Adidas, Allianz dan SAP, Bayer, ThyssenKrupp, raksasa energi E.on dan EnBW menuntut agar pemerintahan baru Jerman mempercepat langkah-langkah perlindungan iklim, seperti pembangunan infrastruktur energi angin dan energi matahari, sekaligus mempercepat penghentian pembangkit listrik tenaga batu bara.
"Pembangunan energi terbarukan, termasuk jaringan listrik pendukugnya, harus dipercepat secara massiv," demikian disebutkan dalam surat terbuka yang ditandatangani oleh 69 perusahaan terbesar Jerman dan dirilis hari Senin (11/10). Selanjutnya mereka menuntut agar "sampai 2030 sedikitnya 70 persen konsumsi listrik Jerman berasal dari energi terbarukan".
Saat ini, baru 50 persen konsumsi listrik di Jerman yang berasal dari energi terbarukan. Karena itu, perusahaan-perusahaan terkemuka di Jerman itu menuntut agar "kapasitas pembangkitan energi angin di darat dan laut serta kapasitas fotovoltaik ditingkatkan sedikitnya tiga kali lipat" dalam waktu dekat.
Langkah-langkah penting pada 100 hari pertama
Perusahaan-perusahaan yang bergabung dalam prakarsa "Stiftung 2 Grad" (Yayasan 2 Derajat) mengatakan, untuk mencapai tujuan ambisius itu, instalasi pembangkit listrik yang ada sekarang harus diperbarui, dan lahan-lahan baru dipersiapkan untuk pembangunan pembangkit listrik ramah lingkungan dengan konsep "netral emisi".
Klub Sepakbola Jerman dan Isu Perlindungan Iklim
Bagaimana klub-klub sepakbola di liga Jerman Bundesliga menanggapi isu perubahan iklim dan perlindungan lingkungan? Inilah beberapa contoh kebijakan 10 klub papan atas.
Foto: Imago Images//Heuberger
RB Leipzig
RB Leipzig saat ini bertengger di peringkat teratas kompetisi Bundesliga. Tapi soal perlindungan iklim, mereka salah satu yang terbawah. Klub ini tidak pernah menggunakan kereta api ke pertandingan tandang. Mereka paling sering terbang dengan pesawat dan hanya sesekali menggunakan bis tim.
Foto: picture-alliance/dpa/J. Woitas
Borussia Mönchengladbach
Seperti halnya di banyak stadion Bundesliga lain, di Mönchengladbach juga hanya digunakan lampu LED dan cangkir yang dapat digunakan kembali - dan itu sudah mereka lakukan sejak 20 tahun lalu. Klub juga membeli makanannya dari produsen lokal, dan makanan yang tersisa dibagikan ke lembaga amal. Borussia Mönchengladbach juga mempromosikan penggunaan sumber energi terbarukan.
Bayern München telah menjadi anggota "Aliansi Iklim Bayern" sejak 2015. Stadion mereka Allianz Arena dilengkapi dengan teknologi LED. Akhir 2019 garasi parkir dilengkapi dengan sistem fotovoltaik. Mereka juga hanya menggunakan cangkir yang dapat digunakan kembali.
Foto: imago images/ActionPictures
Borussia Dortmund
Sistem tenaga surya dengan bentuk logo BVB menghiasi atap stadion di Dortmund memasok sekitar 485 ribu kilowatt jam listrik untuk jaringan listrik lokal sejak 2018. Bekerjasama dengan pemasok listrik hijau, Borussia Dortmund ingin menghemat lebih 80 ribu ton CO2. Area pelatihan juga memiliki sistem pengairan tadah hujan.
Foto: picture-alliance/Augenklick/firo Sportphoto
FC Schalke 04
Di stadion Schalke, gelas plastik bekas dikumpulkan setelah pertandingan dan diproses untuk membuat cangkir baru. Mesin pencuci piringnya hemat air dan menggunakan proses khusus untuk menghasilkan air dari sisa makanan. Perlindungan lingkungan dimuat dalam kode etik perilaku anggota klub.
Foto: picture-alliance/dpa/R. Weihrauch
Bayer Leverkusen
Mulai musim ini, hanya cangkir yang dapat digunakan kembali sampai 150 kali yang digunakan di stadion BayArena. Bayer Leverkusen juga menggunakan listrik dari sumber terbarukan. Sejak 2016, klub juga telah menawarkan seminar dan pelatihan untuk kaum muda mengenai perlindungan lingkungan - dilakukan di ruang kelas stadion BayArena.
Hoffenheim adalah satu-satunya klub papan atas yang mendukung "Aliansi untuk Pembangunan dan Iklim" dari Kementerian Pembangunan Jerman. Mereka juga mendukung pelaksanaan proyek-proyek ramah lingkungan di Uganda. Siapa yang membeli tiket Hoffenheim, juga bisa membeli bibit pohon dengan harga murah.
Foto: Getty Images/Bongarts/C. Koepsel
Freiburg
Soal ramah lingkungan, Freiburg adalah klub perintis di Bundesliga. Mereka sudah memasang sistem panel surya di atap stadion tahun 1995. Freiburg juga bekerja sama selama bertahun-tahun dengan organisasi World Wide Fund for Nature (WWF) pada berbagai proyek konservasi alam.
Foto: Imago Images//Heuberger
Wolfsburg
Klub yang didanai pabrikan mobil Volkswagen (VW) inilah yang pertama kali menggunakan lampu LED untuk penerangan stadion. Sejak 2011 stadion ini menggunakan listrik hijau 100 persen. Dan untuk karyawan klub disediakan mobil listrik. Wolfsburg juga memiliki hutan sendiri, di mana lebih 2.000 pohon telah ditanam.
Foto: picture-alliance/dpa/J. Wolf
Augsburg
Augsburg mengatakan bahwa stadion mereka adalah stadion "netral CO2" yang pertama di dunia. Stadion ini menggunakan energi panas bumi. Setiap jam, sampai 200.000 liter air dipompa dari dua sumur yang terhubung dengan sistem tukar panas. Klub mengatakan, dengan metode ini lebih dari 750 ton emisi CO2 bisa dihemat setiap tahun. (hp/yp)
Foto: Imago Images/Schiffmann
10 foto1 | 10
Untuk mencapai target perlindungan iklim 65 persen lebih sedikit emisi gas rumah kaca pada tahun 2030, dibandingkan emisi tahun 1990, pemerintahan koalisi yang baru dalam 100 hari pertamanya harus mewujudkan "langkah-langkah ofensif penerapan netralitas iklim", termasuk "reformasi sistem pajak yang ramah iklim".
Perusahaan-perusahaan juga menutut agar pemerintahan baru secepat mungkin menetapkan aturan-aturan jelas tentang perlindungan iklim, sehingga industri bisa segera menyesuaikan strategi mereka. Perubahan orientasi sektor energi dan reformasi industri dan perekonimian diharapkan membuka banyak peluang baru di bidang pekerjaan dan bisnis.
Iklan
Uni Eropa diminta bergerak cepat
Stiftung 2 Grad juga meminta Uni Eropa untuk bergerak cepat menyediakan sarana dan kerangka hukum dalam upaya mencapai target iklim Paris, sesuai agenda "Kesepakatan Hijau (Green Deal)" yang sudah ditetapkan pimpinan Uni Eropa, Ursula von der Leyen.
Prakarsa perusahaan-perudsahaan terkemuka Jerman itu menerangkan, sebagian besar pelaku ekonomi ingin menggunakan masa-masa pemulihan dari pandemi corona untuk memberikan kontribusi bagi pencapaian target iklim Paris. Untuk itu, mereka membutuhkan "instrumen politik yang dibuat dan diimplementasikan dengan sangat cepat, agar memungkinkan perusahaan memulai proses transformasi yang diperlukan dan tetap kompetitif secara internasional."
"Bumi adalah hadiah Tuhan" - Saat Tokoh Islam Bicara Lingkungan
Deutsche Welle menggandeng Wahid Institute menggelar seminar Islam Ekologis. Di sana tokoh agama dari empat negara muslim terbesar membahas bagaimana menggerakkan agama sebagai motor perlindungan lingkungan.
Foto: DW/A. Tauqeer
Cinta Manusia, Cinta Alam
Meski potensinya berlimpah, hingga kini agama jarang dilibatkan dalam upaya melindungi lingkungan atau mitigasi dampak perubahan iklim. Sebab itu Deutsche Welle dan Wahid Institute menggelar seminar "Cinta Manusia, Cinta Alam" untuk mengajak tokoh agama agar membantu mengkampanyekan pesan-pesan lingkungan.
Foto: DW/A. Tauqeer
Temu Sapa Pegiat Lingkungan dan Tokoh Agama
Seminar ini tidak hanya mengundang tokoh agama, tetapi juga kaum muda yang selain mengembangkan solusi masalah lingkungan dengan pendekatan modern, juga giat mempromosikan gaya hidup ramah lingkungan.
Foto: DW/A. Tauqeer
Agustina Iskandar, Direktur World Cleanup Day Indonesia
"Kita tidak punya planet B dan sebab itu kita harus bekerjasama melindungi lingkungan global. Kami senang ada banyak orang bergabung dan saling berbagi tanggungjawab kolektif ini."
Foto: DW/A. Tauqeer
Hayu Prabowo, Imam Masjid Ramah Lingkungan
"Islam mengajarkan kita untuk menjalankan kehidupan yang selaras dengan alam, di mana pemborosan sumber daya alam itu dilarang dan masjid seharusnya menjadi contoh bagi ajaran agama ini."
Foto: DW/A. Tauqeer
Ahmad Shabbar, Direktur GarbageCan, Pakistan
"Lingkungan yang sehat dan manusia-manusia baik saling membutuhkan satu sama lain, untuk bisa bertahan hidup. Praktik berkelanjutan dan perhatian yang lebih kepada lingkungan adalah kunci bagi masa depan yang lebih damai."
Foto: DW/A. Tauqeer
Tofiq Pasha, Aktivis Lingkungan Pakistan
"Lingkungan berarti Bumi yang biasa kita sebut sebagai ibu. Tapi kita tidak memperlakukannya sebagaimana seorang ibu. Dia sedang sakit. Kita harus merawatnya sebagaimana kita merawat ibu sendiri. Karena seperti seorang anak, nasib kita bergantung kepada alam, lingkungan dan kesehatan ibu Bumi. Lindungi dia, maka kita menjamin masa depan umat Manusia."
Foto: DW/A. Tauqeer
Abu Sayem, Dosen Agama Dunia di Universitas Dhaka
"Menurut Islam, keseimbangan ekologis sangat penting dan kita merupakan bagian darinya. Jika kita merusak salah satu bagian dari alam, kita sebenarnya sedang menghina sang Pencipta."
Foto: DW/A. Tauqeer
Debarati Guha, Pemred Asia Deutsche Welle
"Perlindungan lingkungan berada di jantung ajaran agama, terlepas dari benua dan peradabannya. Ada banyak ayat di dalam Al-Quran yang misalnya menyerukan pada manajemen air yang baik. Dan sebenarnya semua agama besar di dunia mengajarkan pemeluknya untuk merawat Bumi dengan cinta dan kasih sayang karena ia adalah hadiah dari Tuhan."
Foto: DW/A. Tauqeer
Mujtaba Hamdi, Direktur Eksekutif Wahid Foundation
"Allah mengirimkan kepada kita khalifah-khalifahnya dan tanggungjawab terbesar kita adalah melindungi alam sebagaimana dia diciptakan oleh Tuhan."
Foto: DW/A. Tauqeer
9 foto1 | 9
"Sebagian besar ekonomi ingin menggunakan Kesepakatan Hijau sebagai pendorong inovasi dan pertumbuhan,” kata Sabine Nallinger, Direktur Pelaksana Stiftung 2 Grad. "Tetapi mereka sangat membutuhkan kerangka kerja politik, sehingga investasi ramah iklim dapat diperhitungkan. Bersama-sama kita dapat menjadikan Eropa sebagai benua netral iklim pertama. Untuk itulah, kami membuat proposal yang konstruktif ini."