1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya
PolitikKorea Utara

AS desak Korea Utara Hentikan Uji Coba Senjata

25 Oktober 2021

Perwakilan AS menyebut uji coba terbaru senjata Korea Utara “mengkhawatirkan dan tidak menguntungkan.” Minggu lalu, Pyongyang berhasil meluncurkan rudal balistik baru dari kapal selam.

Foto rudal balistik Korea Utara yang diluncurkan dari sebuah kapal selam di tengah laut
Pekan lalu, negara tertutup tersebut mencoba meluncurkan misil balistik barunya dari sebuah kapal selamFoto: Yonhap/Picture alliance

Pemerintah AS pada Minggu, (26/10) mengajak Korea Utara untuk menghentikan percobaan rudal terbarunya, yang disebutkan "mengkhawatirkan dan kontraproduktif” tersebut, dan kedua pihak kembali ke meja perundingan untuk pembicaraan damai.

"Tujuan kami tetap untuk merampungkan denuklirisasi di Semenanjung Korea,” sebut Sung Kim, perwakilan khusus AS untuk Korea Utara.

"Oleh sebab itu, uji coba rudal balistik yang dilakukan Pyongyang dalam enam minggu belakangan ini mengkhawatirkan dan kontraproduktif dalam proses pencapaian perdamaian di Semenanjung Korea,” tambahnya.

Korsel dan AS Latihan Perang Darat Gertak Korut

00:47

This browser does not support the video element.

AS terbuka untuk diskusi

Minggu lalu, Korea Utara melakukan rangkaian uji coba kelima rudal balistik yang baru dikembangkannya dari sebuah kapal selam. Pihak Korea Selatan menduga misil tersebut  masih dalam tahap awal pengembangan. Biasanya rudal yang diluncurkan dari kapal selam akan sulit untuk dideteksi.

"Kami masih terbuka berdiskusi dengan Korea Utara tanpa adanya prasyarat apa pun dan kami sudah tekankan bahwa AS tidak ada niat untuk bersengketa dengan pihak Republik Demokratik Rakyat Korea,” ujar perwakilan khusus AS untuk Korea Utara itu, dengan menegaskan nama resmi Korea Utara, Republik Demokratik Rakyat Korea.

Pemerintahan Biden telah berulang kali menyatakan, pihaknya selalu terbuka untuk berdiskusi dengan Korea Utara. Namun, Korea Utara menolak tawaran pihak AS itu, dengan alasan masih diterapkannya kebijakan yang dianggap tidak bersahabat, sanksi yang diberikan pada Korea Utara, dan latihan militer gabungan yang biasa diselenggarakan dengan pihak Korea Selatan.

Kim Jong Un, Pimpinan Korea Utara telah berulangkali menyalahkan kebijakan AS yang berdampak terhadap negara yang terisolasi tersebut. Dia juga tidak menerima pernyataan Washington yang menegaskan tidak memiliki niat bersengketa. Kim Jong Un sempat menghadiri tiga kali pertemuan dengan mantan Presiden AS, Donald Trump, namun sayangnya pembicaraan mereka gagal menemui kesepakatan.

mh/as(afp,rtr)

Lewatkan bagian berikutnya Topik terkait