Paus Fransiskus dalam pesan Natal “Urbi et Orbi“ dari balkon Basilika Santo Petrus di Vatikan, menyerukan diakhirinya konflik di seluruh dunia dan dihentikannya perdagangan senjata global.
Iklan
Paus Fransiskus dalam pesan Natal "Urbi et Orbi" dari balkon Basilika Santo Petrus di Vatikan, menyerukan diakhirinya konflik di seluruh dunia dan dihentikannya perdagangan senjata global.
Dalam pesan Natalnya Senin (25/12), Paus menyebutkan anak-anak yang meninggal akibat perang, termasuk di Gaza adalah "Yesus kecil hari ini”. Dan serangan Israel di sana menuai hasil "panen yang mengerikan" berupa korban warga sipil tidak berdosa.
Paus juga menyebutkan dalam pesan Natal Urbi et Orbi (untuk kota-kota dan dunia), serangan Hamas terhadap Israel pada 7 Oktober sebagai "sangat mengerikan", dan kembali menuntut dibebaskannya sekitar 100 sandera yang masih ditahan di Gaza.
Eskalasi Kekerasan Israel-Palestina Korbankan Rakyat di Kedua Pihak
Aksi kekerasan terus memuncak antara Israel dan kelompok Hamas. Kehancuran melanda Jalur Gaza, roket menghantam Tel Aviv. Korban terbanyak adalah warga sipil, di kedua belah pihak.
Foto: Mahmud Hams/AFP/Getty Images
Gaza hadapi horor
Asap membumbung dan api membakar perumahan di Khan Yunis di Jalur Gaza yang jadi target serangan Israel Rabu (12/5). Aksi kekerasan dan saling serang kembali memuncak sejak beberapa hari terakhir.
Foto: Youssef Massoud/AFP/Getty Images
Warga mengungsi dalam kepanikan
Warga dievakuasi dari gedung di Jalur Gaza yang jadi target serangan Israel. Sedikitnya 56 warga Palestina di Jalur Gaza tewas akibat serangan Israel. Roket yang ditembakkan militan dari Jalur Gaza menewaskan 6 orang di Israel.
Foto: Mahmud Hams/AFP/Getty Images
Kehancuran di Gaza City
Israel menurut pernyatan sendiri menyebutkan, miiternya menyerang secara terarah bangunan di Gaza City yang dijadikan kantor kelompok militan atau dihuni pimpinannya.
Foto: Suhaib Salem/REUTERS
Roket di langit Tel Aviv
Kelompok militan Hamas yang berkuasa di Jalur Gaza menembakkan sejumlah roket ke Tel Aviv. Sistem pertahanan rudal Israel melindungi kota dan menghancurkan sebagian besar proyektil di udara atau mengalihkan jalurnya, untuk meminimalkan kerusakan.
Foto: AnAs Baba/AFP/Getty Images
Berlindung dengan cemas
Tapi sistem pertahanan udara "Iron Dome" tidak mempu melindungi 100%. Jika sirene mengaung, itu tanda bagi warga Israel untuk secepatnya mengamankan diri di "shelter perlindungan", tidak peduli apakah itu tengah malam atau dinihari.
Foto: Gideon Marcowicz/AFP/Getty Images
Bahaya tetap mengancam
Juga jika roket bisa dihancurkan atau dihalau, runtuhan puing bangunan tetap berbahaya. Seperti sebuah rumah di Yehud dekat bandara Ben Gurion yang hancur dihantam roket. Militer Israel melaporkan, sejak Senin (10/5) sedikitnya 1.000 roket ditembakkan dari Jalur Gaza ke wilayah Israel.
Foto: Gil Cohen-Magen/AFP/Getty Images
Cari perlindungan
Jika saat alarm berbunyi, warga tidak sempat mencari bunker perlindungan, mereka berusaha melindungi diri sebaik mungkin. Seperti warga di kota Ashkelon sekitar 10 km di utaraperbatasan ke Jalur Gaza ini.
Foto: Jack Guez/AFP/Getty Images
Batu dilawan gas air mata
Dalam beberapa hari terakhir, aksi bentrokan berat antara demonstran Palestina melawan militer Israel terjadi di berbagai kota. Di Hebron, kota di tepi barat Yordan yang diduduki Israel, demonstran melemparkan batu yang dibalas tembakan gas air mata oleh tentara Israel.
Foto: Hazem Bader/AFP/Getty Images
Ambil posisi dan bidik
Aparat keamanan Israel menembakkan gas air mata, peluru karet dan granat kejut untuk membubarkan demonstran. Pemicu demonstrasi warga Palestina antara lain ancaman pengusiran paksa di kawasan timur Yerusalem. Aksi ini akhirnya bermuara pada konflik terbuka.
Foto: Hazem Bader/AFP/Getty Images
Sampai kapan konflik berlangsung?
Saat ini tidak terlihat ada pertanda deeskalasi kekerasan. Warga Palestina di Gaza City ini mencari perindungan di halaman kantor perwakilan PBB, karena ketakutan akan jadi sasaran serangan Israel berikutnya.
Foto: Mahmud Hams/AFP/Getty Images
10 foto1 | 10
Kecam perdagangan senjata global
Dalam pesan Natal dari Balkon Basilika Santo Petrus di Vatikan, yang dihadiri ribuan umat Katolik, Paus sekali lagi menyinggung industri persenjataan, yang disebutkannya, merekalah yang mengendalikan tali temali penggerak "boneka perang".
Paus Fransiskus yang berusia 87 tahun, menyerukan diakhirinya berbagai konflik, baik politik, sosial maupun militer di seluruh dunia, termasuk di Ukraina, Suriah, Yaman, Libanon, Armenia dan Azerbaijan. Paus juga membela hak para migran di seluruh dunia.
"Berapa banyak orang tidak berdosa dibantai di dunia. "Di dalam rahim ibu mereka, dalam perjalanan keputusasaan dalam mencari harapan", ujar Paus. Dalam kehidupan semua bocah yang masa kanak-kanaknya dirampas dan dihancurkan oleh perang. "Merekalah Yesus-Yesus kecil hari ini", tambahnya.
Iklan
Serukan solusi dua negara
"Semoga perdamaian datang ke Israel dan Palestina, dimana perang menghancurkan kehidupan warga di sana. Saya merangkul mereka semua, khususnya komunitas Kristiani di Gaza dan di seluruh kawasan Takhta Suci".
Paus juga mengimbau diakhirinya operasi militer dengan panen mengerikan berupa korban warga sipil tidak berdosa. Juga menyerukan sebuah solusi bagi masalah kemanusiaan yang sangat menyedihkan, dengan membuka jalur bagi bantuan kemanusiaan.
Vatikan yang memiliki relasi diplomatik dengan Israel maupun Otonomi Palestina meyakini, solusi dua negara merupakan satu-satunya jawaban bagi konflik yang sudah berlangsung sangat lama itu. Paus Fransiskus menyerukan "dialog yang serius dan gigih diantara para pihak yang bertikai, didorong keinginan politik yang kuat dan dengan dukungan masyarakat internasional.
as/yp (ap,dpa)
Jangan lewatkan konten-konten eksklusif berbahasa Indonesia dari DW. Ayo berlangganan gratis newsletter mingguan Wednesday Bite. Recharge pengetahuanmu di tengah minggu, biar topik obrolan makin seru!