Ko-Pilot Perancis Terbangkan Pesawat Naas Air Asia
29 Januari 2015
Menurut laporan KNKT, adalah ko-pilot asal Perancis yang menerbangkan pesawat Air Asia QZ8501 sebelum hilang dari radar. Kapten Iryanto baru mengambil alih kemudi setelah pesawat tak terkendali
Iklan
Ko-Pilot asal Perancis diyakini memegang kemudi pesawat Air Asia QZ8501 sebelum menghilang di Laut Jawa. Data yang didapat dari kotak hitam atau black box mengandung sejumlah informasi yang "memperjelas" situasi di kokpit pada menit-menit menjelang insiden.
"Ko-Pilot yang biasanya duduk di sisi kanan kokpit menerbangkan pesawat ketika kejadian," kata Kepala Investigasi Air Asia dari Komite Nasional Keselamatan Transportasi, Mardjono Siswosuwarno. Adalah penerbang asal Perancis, Remi Plesel, yang dimaksud.
"Sementara kapten yang duduk di sisi kiri," memonitor situasinya.
Kapten Iriyanto, 53, diyakini mengambilalih kendali dari Plesel ketika pesawat mulai menanjak drastis dan kemudian menukik tajam, kata KNKT. Sejauh ini pihak penyelidik belum mengetahui penyebab kecelakaan pesawat.
Dibolehkan Undang-undang
Sejak lepas landas dari bandara Juanda, Surabaya, pesawat telah berada di bawah kendali ko-pilot, menurut KNKT. "Itu dibolehkan undang-undang," ujar Mardjono. Ia juga mengklaim pesawat berada dalam kondisi laik terbang dan dioperasikan dalam batas bobot yang seimbang
Berdasarkan hasil analisa data perekam di kokpit, pesawat terbang di ketinggian normal sebelum insiden terjadi. Selain itu pesawat juga berada dalam kondisi baik dan semua anggota kru telah memiliki semua kelengkapan yang disyaratkan.
KNKT sebelumnya melaporkan hasil analisa flight recorder menunjukkan pesawat tiba-tiba menambah ketinggian secara drastis dan dengan kecepatan tinggi, sebelum kemudian mengalami "stall" dan akhirnya menukik tajam dan jatuh ke laut.
Rekomendasi Keamanan Penerbangan
Selain membuat laporan terkait insiden, Mardjono mengatakan pihaknya juga akan membuat rekomendasi terkait perbaikan dalam aturan keselamatan penerbangan berdasarkan insiden Air Asia. "Jadi, bukan menyalahkan atau untuk penuntutan ganti rugi," ujarnya seperti dilansir Tempo.
Kepala KNKT, Tatang Kurniadi, mengatakan pihaknya telah mengirimkan laporan awal terkait insiden kepada Organisasi Penerbangan Sipil Internasional (ICAO). Adapun laporan akhir masih menunggu analisa kotak hitam dan baru bisa dituntaskan dalam waktu enam hingga tujuh bulan.
Sementara itu tim pencarian gabungan yang berkoordinasi di bawah Basarnas sejauh ini telah menemukan 70 jenazah korban air asia. Dua jenazah dilaporkan terdampar di Selat Makassar, sejauh 950 kilometer dari lokasi kejadian.
rzn/as (rtr,ap,tempo,antara)
Potret Badan SAR Nasional
Pasca kecelakaan Air Asia QZ8501, reputasi Badan SAR Nasional mulai diakui oleh dunia. Lembaga Pemerintah Non Kementrian Indonesia ini punya segudang pengalaman dalam menanggulangi bencana.
Foto: AP
Mencari Hingga ke Ujung Bumi
Badan SAR Nasional adalah alamat pertama yang disambangi jika terjadi bencana atau insiden penerbangan. Basarnas jugalah yang pertamakali bereaksi ketika pesawat Air Asia QZ8501 dinyatakan hilang di kawasan laut Jawa akhir Desember 2014.
Foto: J. Kriswanto/AFP/Getty Images
Pengalaman Berharga
Sejumlah pakar penerbangan mendaulat Basarnas sebagai yang terbaik di Asia, lapor harian AS, Wall Street Journal. Menurut mereka selain jam terbang yang tinggi dalam menanggulangi bencana, Basarnas juga harus menghadapi kondisi geografis yang sulit, karena tidak jarang bertugas di hutan, pegunungan atau laut.
Foto: Reuters
Profesionalitas Terjaga
Khususnya dalam kasus kecelakaan Air Asia QZ 8501, Basarnas membuktikan profesionalitas kerja yang jarang ditemukan di lembaga pemerintah lain. Mereka misalnya menunjukkan empati dengan langsung mendatangi keluarga korban dan melarang publikasi gambar jenazah.
Foto: Reuters/Antara Foto/F. Octavianus
Kontribusi Pencarian MH370
Tim SAR Nasional Indonesia bereaksi cepat ketika mendapat permintaan dari pemerintah Malaysia buat mencari pesawat MH370 milik maskapai Malaysia Air yang hilang. Sebanyak tiga Kapal, satu helikopter dan 90 personel diterjunkan ke perairan Selat Malaka dan Samudera Hindia hingga pencarian dihentikan Maret 2014.
Foto: Reuters
Kerjasama Internasional
Menurut jurnal penerbangan FlightGlobal, Basarnas sering bekerjasama dengan instansi serupa dari seluruh dunia, antara lain dengan US National Transportation Safety Board. Lembaga pimpinan Marsdya Henry Bambang Soelistyo itu juga cepat mempublikasikan laporan lapangan yang vital untuk penyidikan lanjutan. Basarnas cuma butuh waktu tiga bulan untuk mengeluarkan laporan kecelakaan Sukhoi Mei 2012
Foto: Reuters
Letusan Sinabung
Ketika Sinabung meletus, Basarnas tidak cuma menurunkan regu penyelamat buat mengevakuasi korban dari wilayah bencana, tetapi juga aktif membantu pengungsi yang melarikan diri ke perkotaan. Uniknya, kendati dibentuk dari tiga kekuatan TNI, Basarnas sejak awal berdirinya belum pernah dipimpin oleh perwira Angkatan Darat.
Foto: Reuters
Avignam Jagat Samagram...
Adalah moto tim SAR Indonesia yang kira-kira berarti "Selamatlah Alam Semesta". Sejak bencana yang merebak dalam beberapa tahun terakhir, Basarnas terus menambah kapasitasnya sebagai regu penyelamat gerak cepat untuk situasi bencana, misalnya ketika gunung Merapi menyemburkan abu vulkanik November 2010 lalu.
Foto: picture alliance/dpa
Memantau Potensi Bencana dari Langit
Tercatat enam negara yang sudah menjalin kerjasama dengan tim SAR Indonesia, yakni Singapura, Malaysia, Filipina, Australia, Amerika Serikat dan Papua Nugini. Melalui kerjasama itu Basarnas bisa menggunakan fasilitas satelit NOAA yang membantu dalam proses pencarian, atau juga sebagai sarana penginderaan dan peringatan dini yang antara lain digunakan dalam kasus Merapi.
Foto: AP
Bersama Menanggulangi Bencana
Basarnas jarang bekerja sendirian. Dalam banyak kasus seperti bencana longsor di Banjarnegara misalnya, lembaga ini membentuk tim gabungan yang terdiri dari berbagai elemen Polri/TNI, serta relawan sipil. Namun begitu Basarnas tetap memegang komando koordinasi, seperti juga dalam kecelakaan pesawat Air Asia QZ 8501 yang melibatkan angkatan laut Singapura dan Amerika Serikat.
Foto: Reuters/Antara Foto/I. Zakaria
Sigap di Tempat
Sejak 2007 status Basarnas menjadi lembaga pemerintah non departemen yang bertanggungjawab langsung kepada presiden. Selama lima tahun terakhir lembaga ini jarang bersantai, lantaran jumlah bencana yang terus meningkat. 2013 silam misalnya, Basarnas mengkoordinasi 617 operasi bantuan dan penanggulangan bencana, antara lain bencana lumpur Sidoarjo yang tidak pernah tuntas sejak 2011.