Kalangan periset menemukan sejumlah struktur baru di sekitar Stonehenge. Peta digital baru yang didasarkan pada riset mereka dinilai akan mengubah pemahaman atas monumen kuno yang ikonis ini.
Iklan
Stonehenge di dataran Salisbury di bagian baratdaya Inggris adalah salah satu situs kuno di Eropa yang selama ini dikira berdiri sendiri. Namun pemindaian bawah tanah beresolusi tinggi hingga seluas 12 kilometer persegi di sekitarnya mengungkap adanya 17 tempat suci lain.
Temuan baru diduga berasal dari 6.000 tahun lalu, termasuk bukti 17 struktur yang terbuat dari kayu atau batu serta puluhan gundukan tanah makam. Ada juga lubang besar yang tampaknya membentuk kesejajaran astronomis.
Studi selama 4 tahun itu menggunakan magnetometer - detektor logam canggih - radar bawah tanah, sensor elektromagnetik dan pemindai laser tiga dimensi.
Arkeolog telah menggali dan membangun teori mengenai Stonehenge sejak tahun 1620-an. Monumen yang terletak 140 kilometer dari London ini menarik lebih dari 1,2 juta pengunjung per tahun, termasuk Presiden Barack Obama awal September 2014.
"Sebagian besar wilayah di sekitar Stonehenge belum pernah terjamah. Wilayah ini belum pernah dieksplorasi," ujar pimpinan proyek Profesor Vincent Gaffney.
Stonehenge 'Tersembunyi' Terungkap
Stonehenge ternyata hanyalah 'pucuk gunung es.' Periset menggunakan teknologi pemetaan digital untuk mengungkap sejumlah monumen kuno yang signifikan di bawah formasi bebatuan tersebut.
Foto: SAUL LOEB/AFP/Getty Images
Melihat yang Tak Terlihat
Apa yang terlihat menyerupai sel di bawah mikroskop sebenarnya adalah peta digital monumen-monumen ritual yang baru ditemukan seputar wilayah Stonehenge.
Foto: University of Birmingham
Teknologi Bertemu Sejarah
Proyek selama 4 tahun ini tergolong yang terbesar. Pada foto terlihat seorang periset tengah menggunakan magnetometer bermotor yang memberikan representasi ruang bawah tanah.
Foto: University of Birmingham
Stonehenge Besar
Pada situs Dinding Durrington, Stonehenge dalam ukuran besar atau yang disebut super henge turut ditemukan. Ini adalah monumen ritual besar, dengan lingkar mencapai lebih dari 1,5 kilometer. Pakar mengatakan ada 60 batu yang menyusunnya berukuran hingga 3 meter, serupa dengan Stonehenge. Masih ada batu-batu yang utuh di bawah tanah.
Foto: University of Birmingham
Sisa-Sisa Kayu
Sebuah bangunan kayu kuno berukuran besar ditemukan dan dipetakan secara detail. Bangunan ini diperkirakan digunakan untuk upacara pemakaman.
Foto: University of Birmingham
Lebih Tua Lagi
Bangunan kayu untuk pemakaman, yang kerangkanya terlihat pada foto di atas, diperkirakan usianya lebih tua dari Stonehenge. Pakar mengatakan bahwa bangunan itu dibangun antara 3.000 hingga 2.000 SM.
Foto: University of Birmingham
Riset Non-Invasif
"Mengembangkan metode non-invasif untuk mendokumentasikan warisan budaya adalah salah satu tantangan terbesar," ujar Wolfgang Neubauer, direktur Institut Ludwig Boltzmann. Menurutnya hanya teknologi terbaru yang memungkinkan. Pada foto terlihat seorang peneliti sedang mengoperasikan radar bawah tanah.
Foto: University of Birmingham
Misteri Kuno
Presiden Barack Obama mengunjungi Stonehenge tanggal 5 September 2014. Situs ini diduga dipakai sebagai lokasi pemakaman dan upacara religius. Tanpa dokumen tertulis dari periode Neolitik dan Zaman Perunggu, tidak banyak yang diketahui tentang monumen kuno ini. Beragam teori pun bermunculan, termasuk yang berbau gaib.
Foto: SAUL LOEB/AFP/Getty Images
7 foto1 | 7
Temuan baru
"Monumen-monumen baru terkuak, juga tipe-tipe monumen yang belum pernah dilihat oleh arkeolog sebelumnya," kata Gaffney.
Proyek ini mengungkap, misalnya, informasi baru mengenai Dinding Durrington yang terletak tak jauh dari Stonehenge, yang pernah dihuni 4.500 tahun lalu, atau sekitar waktu yang sama dengan pendirian Stonehenge. Menurut temuan terbaru, Dinding Durrington juga diapit puluhan batu-batu setinggi 3 meter.
Peta digital juga melengkapi riset Stonehenge terdahulu, menyediakan detail baru mengenai gundukan tanah pemakaman dari Zaman Perunggu dan Zaman Besi, begitu juga dengan permukiman Romawi.
Proyek Lanskap Tersembunyi Stonehenge dipimpin oleh Universitas Birmingham, bekerjasama dengan Institut Ludwig Boltzmann untuk Prospeksi Arkeologis dan Arkeologi Virtual di Wina.