1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Petani Inggris Terancam Kerugian

7 Agustus 2007

Wabah penyakit kuku dan mulut yang muncul di Inggris, jika tidak secepatnya ditanggulangi dapat menghancurkan eksistensi peternak Inggris dan juga Eropa.

Ratusan ternak sapi di Inggris akan dimusnahkan karena terinfeksi penyakit mulut dan kuku.
Ratusan ternak sapi di Inggris akan dimusnahkan karena terinfeksi penyakit mulut dan kuku.Foto: AP

Sejumlah surat kabar Eropa masih mengomentari dampak wabah penyakit mulut dan kuku yang kembali muncul di Inggris. Setelah dipastikannya kasus kedua wabah penyakit mulut dan kuku di sebuah peternakan lagi di selatan Inggris, para petani dan peternak kini terancam kerugian jutaan Euro. Wabah ini, jika tidak secepatnya ditanggulangi, dapat menghancurkan eksistensi peternak Inggris dan juga Eropa. Demikian komentar harian Spanyol El Pais dalam tajuknya. Lebih lanjut harian yang terbit di Madrid ini menulis : Bagaimana dapat muncul wabah penyakit yang sangat ditakuti para peternak tsb? Pertanyaan ini mutlak harus dijawab tuntas. Penyakit kuku dan mulut memang tidak membahayakan manusia. Akan tetapi bagi cabang ekonomi pertanian dan peternakan, wabah ini berarti ancaman kehancuran. Karena aturan perlindungan wabah paling keras yang harus diberlakukan. Pengalaman tahun 2001 menunjukkan, untuk mencegah penyebaran wabah penyakit kuku dan mulut, jutaan ternak besar harus dimusnahkan. Dampak kerugian ekonominya tidak hanya dirasakan di sektor konsumsi, namun juga di sektor wisata dan sektor ekonomi lainnya.

Sementara harian ekonomi Inggris Financial Times dalam tajuknya menulis : Vaksinasi hewan ternak mungkin perlu dilakukan. Lebih jauh harian yang terbit di London ini berkomentar : Tanpa vaksinasi, Inggris sejauh ini memang dapat menunjukkan citra peternakannya yang bebas penyakit, dan memiliki akses bagus ke pasaran. Jadi argumen utamanya adalah, pemusnahan dan bukannya vaksinasi. Tapi dalam kasus terbaru, argumen tsb tidak terlalu meyakinkan. Sebab jenis virus , yang menyerang sama persis dengan virus yang berasal dari laboratorium di Pirbright. Tapi jika sekarang vaksinasi tetap tidak diyakini sebagai langkah pelindung yang efektiv, lebih baik jangan dilakukan. Tapi opsi vaksinasi terbatas juga jangan cepat ditolak, jika virus wabah penyakit itu terus menyebar.

Sedangkan harian konservatif Norwegia Aftenposten yang terbit di Oslo lebih menyoroti kinerja PM Inggris Gordon Brown dalam mengatasi krisis. Dalam tajuknya harian ini menulis : Brown harus menghadapi tiga masalah sekaligus, yakni terorisme, banjr dan wabah penyakit kuku dan mulut. Ketiganya dapat dihadapi dengan kepala dingin dan kompeten. Kini mayoritas rakyat Inggris semakin mendukungnya, setelah berpaling dari Blair gara-gara perang Irak.

Terakhir harian Jerman Ostsee Zeitung yang terbit di Rostock dalam tajuknya berkomentar : Kasus wabah penyakit ternak terbaru di Inggris, menunjukkan dengan jelas, betapa ringkihnya dunia kita menghadapi penyakit infeksi mengerikan semacam itu. Masyarakat pertanian di seluruh dunia, yang menjalankan industri peternakan amat ketakutan eksistensinya akan hancur. Kini ditetapkan peraturan karantina dan dihentikannya impor. Pelan-pelan kita belajar lagi, bagaimana menghadapi pesan yang disampaikan alam. Dengan globalisasi, dunia memang semakin kecil dan semakin tidak aman. Ancaman bukan hanya datang dari kelompok teroris, tapi juga dari wabah penyakit global.