1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

040408 SEK-Affäre Libyen

4 April 2008

Laporan harian "Süddeutsche Zeitung" menyebutkan para petugas SEK secara ilegal memberikan pelatihan bagi pasukan keamanan di Libya, dan untuk itu mengantongi bayaran sampai 15.000 Euro atau hampir 218 juta Rupiah.

Menteri Dalam Negeri Nordrhein-Westfalen, Ingo WolfFoto: picture-alliance/ dpa

Petunjuk yang diterima tahun 2007 oleh Lembaga Kriminalitas Jerman tingkat negara-bagian di Düsseldorf, ibaratnya membunyikan semua alarm peringatan yang ada. Delapan anggota satuan tugas istimewa polisi Jerman, Spezialeinsatzkommando, disingkat SEK, diduga memberikan pelatihan bagi satuan-satuan anti teror dari pemimpin revolusi Muammar al-Gaddafi secara diam-diam. Mereka itu berasal dari kota Bielefeld, Köln dan Essen. Hal itu langsung diinformasikan kepada Menteri Dalam Negeri Negara Bagian Nordrhein-Westfalen, Ingo Wolf, yang menyatakan:

"Ketika kami mendapat informasi, bahwa delapan polisi asal Nordrhein-Westfalen diduga ambil bagian dalam pelatihan serupa itu, kami langsung menanggapi dan membentuk komisi mengenainya di Düsseldorf. Kini keputusannya terletak pada kejaksaan."

Diperkirakan seluruhnya ada sekitar 30 petugas polisi dari berbagai negara-bagian Jerman termasuk seorang tentara yang terlibat. Jum'at (04/04) Kementrian Dalam Negeri Nordrhein-Westfalen di Düsseldorf membenarkan, bahwa terhadap delapan anggota satuan tugas istimewa polisi yang dicurigai itu telah dilakukan skorsing. Mereka kini bertugas sebagai polisi biasa dan tidak akan kembali lagi menjadi petugas satuan istimewa SEK.

Pihak kejaksaan kota Düsseldorf melakukan pengusutan terhadap seorang petugas, karena diperkirakan membocorkan rahasia kedinasannya. Laporan suratkabar menyebutkan dua petugas dari Nordrhein-Westfalen berada di Libia selama enam bulan. Untuk melatih satuan-satuan anti-teror itu, mereka bukan hanya dibayar dengan uang melainkan juga menikmati liburan secara cuma-cuma di Tunisia.

Seorang bekas petugas satuan anti teror Jerman GSG9, yang sementara ini memegang posisi tinggi dalam sebuah perusahaan keamanan swasta, dikatakan merekrut sejumlah petugas pada berbagai kepolisian di tingkat negara-bagian dan di tingkat federal, termasuk seorang tentara Jerman untuk memberikan pelatihan tersebut.

Dua tahun lalu para petugas asal Nordrhein-Westfalen itu dikatakan berlibur ke Libya untuk melatih pasukan khusus dari pemimpin revolusi Muammar al-Gaddafi. Menteri Dalam Negeri Nordrhein-Westfalen, Ingo Wolf menekankan: "Kelakuan para polisi itu sama sekali tidak dapat diterima."

Metode dan taktik dari satuan tugas istimewa kepolisian Jerman merupakan hal yang harus dirahasiakan. Kalau itu diperlihatkan dalam melatih satuan-satuan di Libya, maka petugas yang bersangkutan berarti melanggar rahasia kedinasan. Juru bicara fraksi SPD pada parlemen Nordrhein-Westfalen, Karsten Rudolf, menuntut penyingkapan sejelas-jelasnya. Karena kalau polisi Nordrhein-Westfalen mendidik pasukan keamanan di Libya tanpa sepengetahuan atasan, maka itu tidaklah dapat didiamkan.

Kementrian Pertahanan Jerman membenarkan bahwa terhadap seorang tentara kini sedang dilakukan pengusutan untuk melakukan hukuman disipliner, karena ia diduga memberikan pelatihan di Libya selama waktu senggangnya. Menurut Kementrian Dalam Negeri, tidak ada pertanda, bahwa anggota aktif pasukan antiteror Jerman GSG9 ikut memberikan pelatihan. (dgl)