1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Piala Dunia Kebanggaan Afrika

11 Juni 2010

Penyelenggaraan turnamen akbar ini di Afrika Selatan menjadikan benua Afrika kembali jadi perhatian dunia, setelah cukup lama diabaikan. Tapi perbedaan antara negara-negara di Afrika cukup besar.

Pendukung kesebelasan tuan rumah pada pertandingan pembuka melawan MeksikoFoto: AP

Harian Perancis Le Figaro menulis:

Lama sekali Afrika tidak dianggap. Benua itu terasai jauh sekali, terpencil dan tertinggal. Bagi banyak orang, namanya tidak mewakili sebuah benua, melainkan sebuah negeri, yaitu negeri Afrika. Semua negara di benua itu dianggap sama saja. Sebenarnya, ini adalah tanda ketidak pedulian dan sikap memandang remeh. Jadi, ini adalah pertama kalinya ada sebuah peristiwa global di Afrika yang diamati oleh seluruh dunia. Tentu saja, ini bukan pertemuan puncak kelompok G20 dan bukan konferensi penting PBB. Penyelenggaraan Piala Dunia kali ini terjadi pada saat ketika Afrika kembali menjadi pusat perhatian. Paling tidak, turnamen Piala Dunia akan menjadi saat-saat yang membanggakan. Ada enam negara Afrika yang ikut serta. Sementara Cina, India dan Rusia, negara-negara kaya baru, tidak jadi peserta.

Harian Perancis lainnya La Croix berkomentar:

Infrastruktur, organisasi dan penggunaan dana, semuanya tidak sesuai dengan gambaran Afrika yang biasa kita lihat. Seluruh dunia kali ini menatap ke benua hitam. Bagi warga Afrika, hari-hari ini adalah hari-hari membanggakan. Ketimpangan sosial, kekerasan, kekecewaan dan kemiskinan memang tidak bisa lenyap begitu saja. Tapi orang harus bisa bergembira dengan Afrika Selatan, yang berani menerima tantangan besar menyelenggarakan turnamen ini. Jangan lupa, penyelenggaraan olimpiade bagi Cina dulu juga bukan sekedar peristiwa olahraga yang besar.

Harian Austria der Standard menulis:

FIFA menjanjikan hal yang muluk kepada Afrika Selatan, bahwa dari Eropa akan datang lebih dari 500.000 pengunjung Piala Dunia. Ternyata yang datang hanya setengahnya. Ini dampak dari krisis ekonomi dan harga tiket pesawat yang mahal. Tapi ada juga rasa takut dan sentimen negatif. Manajer klub sepakbola FC Bayern Uli Hoenoeß misalnya menyatakan tidak mau berangkat ke Piala Dunia dan menyebut terpilihnya Afrika Selatan sebagai tuan rumah Piala Dunia sebagai keputusan yang salah. Alasannya adalah masalah keamanan. Ini pernyataan tidak berbobot, sama seperti slogan 'ujian bagi Afrika', seluruh Afrika. Memang Afrika Selatan terletak di benua yang sama seperti Marokko, Tunesia, Mesir dan Pantai Gading. Tapi jarak dan perbedaan antara mereka sangat besar.

Harian Inggris Independent menilai, Afrika Selatan tidak bisa disamakan dengan bangsa Afrika lain.

Presiden Afrika Selatan Jacob Zuma mengundang seluruh pimpinan 52 negara Afrika untuk menghadiri upacara pembukaan Piala Dunia di Johannesburg. Tapi Piala Dunia ini tidak terasa sebagai sebuah panggung bagi seluruh Afrika untuk tampil pada dunia. Padahal ini yang diharapkan ketika tahun 2004 Afrika Selatan diumumkan sebagai tuan rumah Piala Dunia 2010. Kenyataannya, Afrika Selatan adalah satu dari sedikit negara di Afrika, yang punya cukup sumber daya untuk menyelenggarakan turnamen semacam ini.

Hendra Pasuhuk/afp/dpa

Editor: Yuniman Farid