1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Pidato Kanselir Merkel di Parlemen Eropa

18 Januari 2007

Kanselir Angela Merkel berpidato di parlemen Eropa di Strassburg untuk menjabarkan program kepemimpinan Jerman di Dewan Eropa.

Angela Merkel ketika berpidato di Strassburg
Angela Merkel ketika berpidato di StrassburgFoto: AP

Road Map Angela Merkel untuk Eropa. Demikian komentar harian Italia La Repubblica:

"Untuk menjelaskan programnya di ruang sidang Parlemen Eropa, sang kanselir Jerman menampilkan pidato yang kaya akan kutipan dan diinspirasi oleh jiwa Eropa yang khas Jerman. Dengan menunjukkan kesederhanaan, Merkel menyadari tugas berat yang dihadapinya. Di mana melalui cara ini, Merkel berusaha mengetahui keinginan masing-masing negara anggota serta dicapainya kompromi demi terwujudnya konstitusi Eropa. Dan jika masa kepemimpinan Jermannanti berakhir, Merkel akan menampilkan sebuah Road Map, yang akan membantu ke arah pengesahan sebuah teks konstitusi.“

Tentang pidato Merkel di depan Parlemen Eropa harian Spanyol El Mundo melihat lebih banyak pragmatisme daripada kata-kata besar. Harian yang terbit di Madrid ini berkomentar:

"Kanselir Jerman Angela Merkel telah menjelaskan, kekuatannya tidak terletak pada ucapan besar melainkan pada jalur yang pragmatis. Ini juga menunjukkan sasarannya. Ia menginginkan tercapianya kesepakatan tentang konstitusi baru bagi Uni Eropa, yang diharapkan mulai berlaku sekitar Maret 2009. Merkel ingin agar Uni Eropa memandang ke masa depan dan tidak terus menerus disibukkan dengan kegagalan proyek konstitusi lama. Rencananya itu mungkin sangat berambisi, tapi juga kurang realistis.“

Tentang politik Berlin untuk Uni Eropa, harian Prancis Ouest France berkomentar, Jerman membutuhkan mitra yang berani mengambil keputusan.

"Terdapat masa di mana Prancis menentukan langkah Eropa. Jerman yang ketika itu masih terpecah membantunya. Jacques Delors menjadi lambang pengaruh Prancis ini. Duet Prancis-Jerman semakin baik memainkan peranannya sebagai motor Eropa. Dan kanselir Jerman menyelaraskan irama dengan Istana Elysee. Masa itu telah berlalu. Karena sang kanselir tidak tahu, siapa yang akan terpilih sebagai presiden Prancis. Maka dalam mengolah agenda rencana Uni Eropa yang dijanjikannya akhir Juni nanti terpaksa merahasiakannya. Selain itu, ia harus meyakinkan manfaat atau paling tidak kepentingan Uni Eropa kepada masyarakat yang skeptis. Angela Merkel menemukan pilihan yang tepat dengan mengangkat masalah energi dan lingkungan hidup. Kita harapkan bahwa kanselir di lingkungan anggota Uni Eropa menemukan mitra yang mendukung kepemimpinannya di Dewan Eropa. Dan ini sebagai peluang bagi satu langkah baru."