Pada pidato pertamanya di Sidang Umum PBB, Donald Trump menyebut pemimpin Korut sebagai "rocket man" dan mengancam untuk "menghancurkan" total negara tersebut.
Iklan
Presiden AS Donald Trump tidak berusaha menahan diri saat menyampaikan pidato perdananya di hadapan para pemimpin dunia pada Sidang Umum PBB ke-72 di New York. Beberapa kalimat pidatonya dijuluki oleh para pengamat sebagai "Trumpisms".
Kalimat yang paling banyak dikutip adalah saat ia menyebut pemimpin Korea Utara sebagai "rocket man" dan bahwa apa yang dilakukan Kim Jong Un adalah "misi bunuh diri". Trump juga mengancam, kalau perlu akan "menghancurkan" total Korea Utara jika negara itu terus mengembangkan senjata nuklirnya.
Trump threatens to 'totally destroy' North Korea
00:45
Tidak hanya Korea Utara yang menjadi sasaran kecaman Trump. Ia kembali mengulang sentimen negatifnya tentang Iran dan kesepakatan nuklir Iran yang dicapai pada era pemerintahan Barack Obama. "Kesepakatan nuklir Iran adalah salah satu transaksi terburuk dan paling sepihak yang pernah dilakukan Amerika. Kesepakatan itu memalukan bagi AS," tandas Trump.
Trump slams Iran at United Nations
00:38
This browser does not support the video element.
Namun, dalam pidato berapi-apinya tentang Korea Utara, Iran dan juga krisis yang berkelanjutan di Venezuela, Trump tidak menawarkan usulan konkret menyangkut kebijakan baru atau tuntutan yang jelas.
Wakil Presiden RI, Jusuf Kala yang hadir di New York, memberikan tanggapannya tentang pidato Trump kepada detik.com. "Ya seperti biasa, Presiden Trump itu berpidato dalam sudut pandang Amerika untuk Amerika. Ya sebenarnya kita harapkan sudut pandang dia untuk dunia. Jadi sangat Trump. Tentang spirit dunia untuk kepentingan Amerika. Tidak melihat dunia ini membutuhkan apa."
vlz/as (ap, afp)
Gertakan Militer Trump
Belum lama memangku jabatan sebagai presiden AS, tapi Donald Trump sudah lancarkan sejumlah aksi militer riskan. Bagaimana dampaknya pada perdamaian global?
Foto: picture-alliance/AP Photo/J. Locher
Tomahawk Buat Assad
Trump kerap tabuh genderang perang dan lontarkan ancaman opsi militer lewat pesan pendek twitter. Aksi nyata baru dilakukan awal April 2017 dengan serangan peluru kendali Tomahawk ke pangkalan angkatan udara Suriah. Pemicunya tuduhan bahwa pasukan Al Assad lancarkan serangan gas beracun ke kawasan yang dikuasai pemberontak Suriah dan tewaskan 80 warga sipil.
Foto: picture-alliance/AP Images/US Navy/F. Williams
Rusia dan Iran Disasar
Sasaran sebetulnya dari serangan rudal Tomahawk itu adalah Rusia dan Iran. Moskow yang jadi sekutu erat rezim di Damaskus hendak ditekan untuk menceraikan Bashar al Assad. Rusia dan Iran balik meminta pengusutan independen terkait kasus serangan gas beracun di kubu pemberontak itu.
Foto: Reuters/S. Karpukhin
Korea Utara Digertak
Serangan rudal ke Suriah juga disebut untuk membuat jera rezim Korea Utara. Sebagai gertakan tambahan, Trump memerintahkan armada pemukul Carl Vinson mengubah haluan ke perairan Korea. Jawaban dari Pyongyang cukup tegas, jika diserang negara komunis itu akan membalas tanpa ampun, bahkan dengan senjata atom.
Foto: picture-alliance/Zumapress/M. Brown
Manuver dengan Korea Selatan
Gertakan AS ditambah dengan latihan pengerahan logistik perang bersama Korea Selatan. Latihan Militer ini diikuti 50 kapal perang, ratusan kendaraan berat dan lebih 7000 serdadu. Sebelumnya Washington juga mengirim sistem penangkis rudal THAAD ke Korsel, yang memicu kemarahan Cina.
Foto: Reuters/U.S. Department of Defense/Missile Defense Agency
Induk Semua Bom buat ISIS
Belum lagi konflik mereda, Trump perintahkan aksi militer menghebohkan. Yakni melancarkan pemboman dengan“Induk Semua Bom“ atau MOAB yang merupkan bom non-nuklir terkuat ke sarang Islamic State –ISIS di Afghanistan. Tujuannya menghancurkan jaringan terowongan bawah tanah milik ISIS. Korban tewas lebih 100 anggota militan.
Foto: picture-alliance/DoD/Newscom
Siapkan Bom Atom?
Kini militer AS juga mulai menguji coba bom atom versi terbaru dari tipe B61-12. Disebutkan, bom seberat 350 kg itu punya daya ledak 10 kali lipat bom non-nuklir terbesar MOAB. Apakah AS juga akan mengerahkan bom atom sebagai gertakan militer? Apakah Trump berani memicu perang atom? Semua diamati dengan tegang. Foto: rudal di armada Carl Vinson. Ed:as/ap(dari berbagai sumber)