1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Pijat Ular Piton

Agus Setiawan5 November 2013

Bagi kebanyakan orang mungkin ular piton adalah hewan yang mengerikan. Namun, sebuah spa di Jakarta justru menjual layanan pijat ular piton. Bagaimana reaksi pelanggan?

Foto: picture alliance / AP

Feri Tilukay berbaring di meja pijat. Matanya terpejam, ia tersenyum saat tiga ekor ular besar merayapi sekujur tubuhnya. Dia adalah salah satu dari sekelompok kecil pelanggan yang cukup berani untuk mencoba "pijat ular ".

"Ini sensasi yang sangat unik," kata laki-laki berusia 31 tahun di akhir pijat. "Treatment semacam ini bisa memacu adrenalin,“ sambungnya. Saat itu ia hanya mengenakan celana pendek dan tampak begitu santai ketika Jasmine, Muscle dan Brown - tiga reptil besar memijatnya.

Peminat dari Luar Negeri

Ular-ular itu menggelantung di leher, lalu melingkari perut dan punggung Feri. Paulus Abraham, pengelola spa menuturkan, Feri termasuk dari sedikit pelanggan yang berasal dari Indonesia. Kebanyakan peminat pijat ular ini berasal dari Eropa, Jepang atau Korea Selatan.

Untuk menjaga keselamatan pelanggan, di ruang pijat itu ditempatkan dua orang pengawas. Selain itu mereka juga bertugas untuk memastikan bahwa ular-ular yang mulutnya ditutup dengan plester itu bergerak dan tak hanya diam melingkar.

Hilangkan Fobia

Ketika tak melakukan pijatan, ular-ular itu disimpan dalam kotak plastik besar dan diberi anti-septik. Harga pijat ular berdurasi 90 menit itu adalah Rp. 480.000.

Berbeda dengan orang-orang yang melakukan pijat ular yang kebanyakan hanya mencari sensasi baru atau petualangan, Feri punya alasan lain. Ia ingin mengakhiri fobia ular yang telah menyertainya seumur hidup.

"Saya dulu takut ular, saya punya fobia. Tapi setelah melakukan perawatan ini beberapa kali, fobia itu mulai menghilang dan sekarang aku suka ular," kata Feri yang berprofesi sebagai akuntan itu. Saat itu ia telah menyelesaikan tiga sesi pijat ular.

Dikecam Pelindung Hewan

Spa yang menawarkan pijat ular ini terletak di Jakarta dan saat ini memiliki lima ekor ular. Ular-ular ini diberi makan kelinci hidup. Pijat ular itu adalah salah satu dari 300 layanan treatment yang ditawarkan di sini. Pijat ini dimulai sekitar setahun lalu dan mendapat respon baik dari pelanggan.

Meski demikian, tak semua orang menyenangi pijat ular. Organisasi pelindung hewan "Jakarta Animal Aid Network" mengkritik pijat ular ini. "Kami marah jika mendengar segala sesuatu berkaitan dengan eksploitasi hewan, termasuk ular," kata Benvika juru bicara kelompok ini.

Menanggapi pernyataan itu, pengelola spa Abraham bersikeras bahwa ia tak melakukan eksploitasi. Menurutnya ular-ular itu bahkan senang memijat manusia. "Kami tidak memperlakukan mereka seperti pekerja, kami memperlakukan mereka seperti teman atau keluarga," katanya.

asb/vlz (afp, ap)

Lewatkan bagian berikutnya Topik terkait