Pilkada Jakarta: Tolok Ukur Pertarungan Politik Nasional
13 Februari 2017
Pemilihan gubernur Jakarta kali ini jadi barometer peta kekuasaan dan arah pergerakan politik Indonesia jelang pemilu legislatif dan pemilu presiden yang akan digelar serentak 2019.
Iklan
Rabu 15 Februari 2017, Indonesia menggelar pilkada serentak di 101 wilayah, pada tingkat provinsi, kabupaten dan kota di seluruh nusantara. Jajak pendapat berkaitan dengan Pilkada ini menjadi penting untuk mengukur kekuatan politik jangka menengah menjelang digelarnya pemilihan umum nasional 2019. Inilah pemilu serentak yang menjadi acuan sejarah demokrasi, karena pemilu legislatif nasional dan regional serta pemilu presiden digelar pada tahun ini.
Dalam pilkada serentak 2017 isu agama menjadi persoalan yang ramai diseret-seret ke ranah politik. Khususnya upaya ini amat kentara dalam Pilkada di DKI Jakarta, di saat Gubernur petahana DKI Jakarta, Basuki "Ahok" Tjahaja Purnama, yang beretnis Tionghoa dan beragama Kristen, maju mencalonkan diri bertarung melawan dua penantangnya yang beragama Islam. Tiba-tiba saja "Ahok" diramaikan dan harus menghadapi kasus dugaaan penistaan agama.
Dilansir Asia Sentinel, beberapa kalangan menilai pertarungan ini tampaknya adalah konfrontasi tak langsung antara dua kelompok yang berseberangan. Di satu sisi kelompok Islamis konservatif, yang diduga didukung oleh mantan Presiden Indonesia, Susilo Bambang Yudhoyono, yang menggulirkan putranya, Agus Hartimurti Yudhoyono sebagai kandidat gubernur DKI Jakarta. Melawan kelompok sekularis dipimpin oleh Presiden Joko Widodo di sisi lainnya, yang disimbolkan oleh sosok Ahok.
7 Fakta Pilkada 2017
Pilkada Jakarta menjadi salah satu pertempuran politik panas dalam era demokratisasi di tanah air. Pertarungan untuk memimpin kota berpenduduk lebih dari 10 juta jiwa itu memicu ketegangan politik.
Gubernur petahana ini mengambil alih kepemimpinan Jakarta tahun 2014, setelah Joko Widodo memenangkan kursi kepresidenan.Di era reformasi, ia jadi gubernur Jakarta pertama beretnis Cina-beragama Kristen. Saat proses Pilkada berjalan, ia tersandung kasus dugaan penistaan agama. Komitmen Ahok termasuk penganggulangan banjir kronis, mengatasi kemacetan lalu lintas & meningkatkan kinerja birokrasi.
Foto: Reuters/Antara Foto/H. Mubarak
Dari militer ke politik: Agus H. Yudhoyono
Dia adalah putra tertua mantan presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan pensiun dari militer pada usia 38 tahun dan ingin menjadi gubernur. Dia didukung oleh Partai Demokrat dan beberapa partai-partai Islam. Kampanye Agus yang didampingi Sylviana Murni berfokus pada peningkatan kehidupan kaum miskin Jakarta dan berjanji menyokong dana tunai untuk keluarga berpenghasilan rendah.
Foto: Reuters/Antara Foto/R. Esnir
Calon akademisi: Anies Baswedan
Baswedan, 47, adalah mantan menteri pendidikan di pemerintah Joko Widodo.Dia didukung oleh Gerindra, partai yang dipimpin Prabowo Subianto. Kampanye Anies Baswedan dan pasangannya pengusaha Sandiaga Uno berfokus pada peningkatan pendidikan publik dan memerangi tingginya biaya hidup di ibukota.
Foto: Reuters/Antara Foto/M. Agung Rajasa
Proses voting di Jakarta
Hasil resmi pemungutan suara diperkirakan akan diumumkan 08-10 April 2017. Jika tidak ada kandidat mencapai suara mayoritas di babak pertama, maka dua kandidat yang mengamankan suara terbanyak akan kembali bersaing di putaran kedua. Kandidat yang tidak puas dengan hasil pemilu dapat membawa sengketa hasil pemungutan suara ke Mahkamah Konstitusi.
Foto: Reuters
Situasi khusus
Jika Ahok memenangkan pemilihan di Jakarta tapi divonis bersalah di pengadilan untuk kasus hukum dugaaan penistaan agama, maka ia masih diperbolehkan tetap menjabat sebagai gubernur selama proses banding masih berlangsung.
Foto: picture alliance / dpa
Fokus KPU: ancaman keras bagi politik uang
Dalam UU Pilkada diatur: "Setiap orang yang dengan sengaja menjanjikan atau memberikan uang atau materi lainnya sebagai imbalan kepada WNI untuk mempengaruhi pemilih agar tidak menggunakan hak pilih, gunakan hak pilih dengan cara tertentu sehingga suara jadi tidak sah, memilih calon tertentu, atau tidak memilih calon tertentu diancam penjara antara 36-72 bulan dan denda Rp.200 juta- 1 milyar.
Foto: Reuters
Bukan hanya di Jakarta
7,1 juta orang terdaftar untuk memilih di Jakarta. Namun, pilkada bukan hanya diadakan di Jakarta. Pilkada serentak diikuti 101 daerah yang tersebar di 31 provinsi. Tujuh provinsi termasuk Jakarta akan memilih gubernur. Di 31 provinsi berlangsung pemilihan walikota dan bupati. Ed: ap/yf (rtr/kpu)
Foto: picture-alliance/dpa
7 foto1 | 7
Muncul kekhawatiran bahwa periode pasca pilkada dapat dirusak oleh aksi kekerasan serta benturan horizontal yang mengatasnamakan agama. Karena itulah, lebih dari 30.000 perwira militer dan polisi akan dikerahkan selama pilkada berlangsung untuk menjaga keamanan, demikian dikatakan kata seorang juru bicara polisi seperti dikutip dari Asia Sentinel.
Prestasi kerja tidak jadi prioritas?
Sebagai gubernur, Ahok dinilai cukup sukses dan efektif menggulirkan proyek-proyek infrastruktur yang belum pernah ada sebelumnya. Ia juga tegas menindak korupsi dan penyalah gunaan wewenang. Namun, gubernur DKI Jakarta berusia 50 tahun ini juga menjadi sasaran kritik lawan-lawan politiknya karena kerap menggunakan kata-kata yang dianggap kasar di televisi.
Inilah yang jadi peluru buat menghantam gubernur yang tegas hingga bisa meratakan lokasi pelacuran Kalijodo yang dulu seolah tidak bisa disentuh. Tiba-tiba saja digelar aksi unjuk rasa besar-besaran terhadap Ahok pada bulan November dan Desember 2016. Aksi yang didukung Front Pembela Islam (FPI) itu sempat menimbulkan kekhawatiran bahwa kerusuhan akan menyebar. Dalam aksi terakhir Sabtu, 12 Februari 2017, polisi polisi menolak untuk memberikan izin. Namun aksi tetap digelar dan terbatas di Masjid Istiqal.
Cuitan #SayaBertanya SBY 'Bikin' Netizen Gaduh
Ungkapan hati mantan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono lewat twitter, akhir-akhir ini makin diperhatikan netizer. Terutama ketika muncul cuitan #SayaBertanya yang mendadak viral.
Foto: twitter/SBYudhoyono
Bermula dari ‘curhat‘ SBY
Awalnya Susilo Bambang Yudhoyono mencurahkan isi hatinya sehubungan dengan aksi unjuk rasa di depan rumahnya di Kuningan, Jakarta. Ia menceritakan: "Saudara-saudaraku yg mencintai hukum & keadilan, saat ini rumah saya di Kuningan "digrudug" ratusan orang. Mereka berteriak-teriak. *SBY*.” Cuitan itu ditulis di twitter hari Senin, 6 Februari 2017.
Foto: twitter/SBYudhoyono
Netizer menyambut cuitan SBY
SBY yang merupakan ayah salah satu pasangan calon gubernurDKI Jakarta meneruskan cuitannya. Tak lama kemudian area Twitter dibanjiri tagar #SayaBertanya yang kemudian menjadi topik terpopuler obrolan di twitter.
Foto: Twitter/hendra_pasaribu
Topik‘ trending‘
Tagar #SayaBertanya untuk beberapa waktu bertahan sebagai topik paling 'trending‘. Namun tema yang ditulis pengguna media sosialpun makin beragam.
Foto: Twitter/Derinoarya
Semangat, kritik, sindiran
Dengan tagar sama, salah satu pengguna media sosial mengungkit isu soal asal-usul ibu dari Presiden Joko Widodo kerap dipertanyakan masyarakat pengguna media sosial dan sempat jadi salah satu isu yang dimanfaatkan untuk kampanye hitam dalam pemilu presiden lalu.
Foto: Twitter/ulinyusron
Para artis tak mau ketinggalan
Beberapa artis juga tak mau ketinggalan. Di antaranya Acha Septriasa yang beberapa kali menulis di Twitter dengan tagar ini.
Foto: Twitter/septriasa_acha
Kapan nikah?
Baim Wong juga tak tahan untuk menulis dengan tagar serupa, mempertanyakan kapan ia bisa meninggalkan status ‘jomblo’nya.
Foto: Twitter/mrbaimwong
Kaesang bertanya
Yang banyak menarik perhatian netizen, adalah ketika putra Presiden Joko Widodo (Jokowi) , Kaesang Pangarep menuliskan sesuatu dengan dimulai kata-kata : #SayaBertanya di akun facebook-nya.
Foto: Twitter/mungatipawitane
7 foto1 | 7
Demonstrasi yang telah menarik kerumunan besar dari provinsi di luar Jakarta, dinilai kalangan analis politik sebagai kebangkitan politik Islam dan memicu kekhawatiran, bahwa aksi-aksi semacam itu bisa menggerakan Indonesia ke arah republik Islam. Pemerintahan Joko "Jokowi" Widodo mencermati ancaman serius tersebut dan mengecam kelompok-kelompok yang memanfaatkan agama sebagai alat politik untuk menumbangkan Ahok, yang menjadi gubernur, pasca Joko Widodo naik ke posisi presiden tahun 2014.
Jokowi menegaskan dalam pidatonya, ada aktor politik di balik aksi ormas Islam itu. Ia juga mengatakan ada upaya makar, yang kemudian diikuti dengan aksi penangkapan sejumlah tokoh. Di lain pihak, walau tidak dituduh langsung, mantan presiden Suslio Bambang Yudhoyono langsung membantah mendanai aksi-aksi unjuk rasa. Di media sosial SBY meratapi tuduhan terhadap dirinya dan memposisikian dirinya sebagai "korban".
Apa yang dipertaruhkan?
"Sebagai barometer politik di Indonesia, tentu saja Jakarta mendapatkan semua perhatian, terutama dengan pencalonan Ahok," ujar Siti Zuhro, peneliti politik senior dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) kepada media Asia Sentinel.
"Namun, kita perlu menggarisbawahi bahwa Jakarta membutuhkan pemilu yang adil dan bersih. Terlebih lagi kita perlu membiasakan diri, dimana pemenang akan menghormati yang kalah dan orang-orang yang kalah akan mengucapkan selamat dan mendukung pemenang. Latar belakang etnis dan agama Ahok adalah faktor penting yang dimainkan oleh lawan politiknya. Tapi saya berpikir bahwa ia membakar sendiri masalah ini, karena Anda tidak bisa mengatakan itu hanya 'keseleo lidah' untuk pernyataan yang disebutkan berulang-ulang", ujar peneliti LIPI itu.
"Banyak kalangan di Jakarta mengatakan bahwa hal tersebut tidak apa-apa, selama ia melakukan pekerjaan yang baik sebagai gubernur dan melakukan kinerja kerja yang baik. Jika kita membandingkan dia dengan para pemimpin lokal lainnya, kita tahu bahwa kita memiliki pemimpin yang baik lainnya yang bebas dari masalah, jika dibandingkan dengan Ahok," tambah Siti Zuhro Peneliti LIPI ini memberikan contoh pemimpin lokal di Surabaya dan Banyuwangi di Jawa Timur, serta di Bandung di Jawa Barat.
Wara Wiri Gubernur Petahana
Meski segudang prestasi, gaya kepemimpinan Basuki Tjahaja Purnama di Jakarta banyak mendulang kontroversi. Ini sejumlah skandal yang digunakan musuh politiknya untuk menohok bekas Bupati Belitung Timur tersebut
Foto: picture-alliance/AP Photo/D. Alangkara
Pro dan Kontra
Gayanya yang blak-blakan dan terbuka kerap memicu perang mulut dengan sejumlah politisi atau pejabat di Jakarta. Ahok yang mengincar kursi DKI 1 pada Pilkada 2017 harus menghadapi sejumlah skandal untuk bisa melanjutkan masa jabatannya. Mampukah musuh-musuh politiknya menjungkalkan Ahok?
Foto: picture-alliance/epa/B. Indahono
Singkat Kata Penistaan Agama
Berawal dari pidatonya di Pulau Seribu ihwal politisasi surat Al-Maidah 51, Ahok kini berseteru dengan kelompok Islam konservatif yang digalang FPI buat mencari keadilan di depan meja hijau. Polemik penistaan agama menjadi bola liar pada pilkada, lantaran dampaknya pada elektabilitas yang dinamis dan sulit diukur. Sidang kasus penodaan agama menjadi batu sandungan terbesar ahok menuju kursi DKI 1
Foto: Reuters/B. Indahono/Pool
Reklamasi Sarat Kontroversi
Simpang siur soal kewenangan pemberian izin reklamasi pantai utara Jakarta adalah batu sandungan terbesar buat Ahok jelang Pilkada 2017. Sang gubernur diyakini menyalahi aturan soal pemberian izin. Proyek raksasa tersebut akhirnya ditunda setelah pemerintah turun tangan. KPK menangkap anggota DPRD DKI Sanusi dan Direktur Agung Podomoro Land, Ariesman Widjaja, atas dugaan kasus suap reklamasi.
Foto: Fotolia/aseph
Sumber Waras Tanah Bertulah
Berawal dari audit Badan Pemeriksa Keuangan, pembelian lahan di rumah sakit Sumber Waras memicu kontroversi karena diindikasikan sarat korupsi. Kasusnya hingga ditangani KPK. Negara ditengarai merugi sekitar 191 miliar Rupiah lantaran pembengkakan harga tanah. Tapi pemerintah daerah DKI meragukan keabsahan audit BPK karena dinilai menghitung harga tanah di jalan yang salah.
Foto: Gacad/AFP/Getty Images
Tumbang Luar Batang
Dengan rencana menata kampung Luar Batang dan Pasar Ikan di Jakarta Utara untuk dijadikan Kawasan Wisata Bahari Sunda Kelapa, Ahok menggusur rumah penduduk yang berdiri di atas tanah ilegal. Penggusuran itu mendulang kritik karena dinilai merugikan kaum miskin. Pemda DKI berkilah telah menyediakan rumah susun yang lebih layak untuk penduduk Luar Batang.
Foto: Reuters/Beawiharta
Darah Kurban di Jalur Hijau
Menjelang hari raya Idul Adha ratusan massa Front Pembela Islam menyantroni Gedung DPRD DKI Jakarta. Mereka mengecam Ahok karena telah melarang penyembelihan dan penjualan hewan kurban. Pemda DKI sebaliknya mengatakan cuma menjalankan peraturan daerah yang melarang penjualan hewan kurban di jalur hijau.
Foto: Reuters/Darren Whiteside
Geger Kalijodo
Selama berpuluh tahun Kalijodo dibiarkan menjadi sarang prostitusi gelap. Ahok nekad menggusur kawasan tersebut untuk dijadikan jalur hijau. Langkah pemda DKI disambut gugatan di PTUN oleh sejumlah tokoh masyarakat Kalijodo. Ahok juga dikritik lantaran menyertakan 1000 tentara dan polisi untuk mengawal penggusuran. Kisruh langsung mereda setelah penggusuran berakhir.
Foto: Imago/Xinhua
Kisruh Bantar Gebang
Berawal dari keluhan DPRD Bekasi soal sampah Jakarta, kisruh seputar TPS Bantar Gebang kembali bergulir. Ahok sebaliknya menuding pengelola TPS, PT. Godang Tua wanprestasi. Hasilnya truk-truk sampah DKI dihadang massa tak dikenal. Ahok pun bentrok dengan DPRD. Kisruh berakhir setelah Presiden Joko Widodo turun tangan.
Foto: Reuters/D. Whiteside
Anggaran Siluman
Akhir 2014 Ahok murka lantaran menemukan dana siluman sebesar 8,8 trilyun dalam rancangan APBD 2015 yang telah digodok DPRD DKI. Setelah coret sana-sini, APBD kembali diserahkan kepada parlemen untuk dibahas. Namun DPRD memilih berpolemik karena merasa tudingan Ahok soal adanya indikasi mafia anggaran tidak berdasar. APBD DKI akhirnya baru disahkan bulan Februari dengan menggunakan pagu ABPD 2014.
Foto: Imago
9 foto1 | 9
Menurut jajak pendapat Indikator Politik Indonesia, kontroversi penistaan agama yang dimulai tahun lalu telah secara signifikan merusak elektabilitas Ahok. Survei terbaru menemukan bahwa 57 persen responden berpendapat Ahok menghujat agama. Ahok telah menyangkal tudingan itu. Sementara hanya 27 persen responden yang tidak setuju dengan tuduhan bahwa Ahok telah menista agama, sementara 15-16 persen sisanya menyatakan tidak tahu. Survei tersebut juga menunjukkan sebagian besar responden yang berpendapat Ahok telah melakukan penistaan, berkomitmen akan memilih calon lain, yakni Anies Baswedan, mantan menteri pendidikan yang dipecat Joko Widodo.
Namun, jajak pendapat itu mengatakan, Ahok tetap di posisi terdepan karena banyak pemilih cenderung memilih dia atas catatan prestasinya sebagai gubernur dalam membenahi kerja pemerintahan, setelah beberapa dekade penuh kekacauan dan korupsi.
Jajak pendapat lainnya, yang dilakukan Charta Politika menunjukkan bahwa 39 persen responden mengatakan mereka akan memilih Ahok dan pasangannya Djarot Saiful Hidayat, sementara Anies yang didukung oleh mantan presiden Prabowo Subianto mendapat dukungan 31,9 persen,. Paket ketiga, pasangan Agus H. Yudhoyono dan Sylviana Murni berada di posisi buncit dengan dukungan 21,3 persen.
Putaran kedua menggiring arah politik
Jajak pendapat menunjukkan tren bahwa Ahok akan menang pada putaran pertama, hari Rabu (15/02). Tetapi jika ia gagal untuk mengamankan lebih dari 50 persen suara, maka dalam putaran kedua, ia bakal menghadapi hadangan hebat. Kemungkinan suara yang tak memilih Ahok pada putaran pertama, akan beralih memberikan suaranya baik kepada Anies ataupun Agus.
Anak tertua SBY, Agus Yudhoyono dipensiunkan dari karir militernya yang menjanjikan menjelang pemilu. Hal ini memicu kritik luas bahwa mantan presiden SBY berusaha untuk melanggengkan dinasti politiknya. Selain dilabel sebagai calon yang masih ‘hijau‘, Agus sering dikritik karena janjinya untuk memberikan bantuan tunai sebesar Rp1 miliar untuk masing-masing RW sebagai taktik politik uang.
Sementara itu, Anies Baswedan, yang merupkan pendukung kuat Jokowi di pemilu 2014, kini merapat ke Prabowo, yang dulu secara terbuka kerap dikritiknya.
Ahok dan Penggusuran
Pemerintah ibukota terus lakukan penggusuran. Di tengah aksi penolakan warga, pemerintah DKI Jakarta menggusur Pasar Ikan Luar Batang di Jakarta Utara.
Foto: Reuters/Beawiharta
Ribuan Aparat Diturunkan
Meski diwarnai protes, pemerintah DKI Jakarta tetap lakukan penertiban bangunan di zona satu dan zona dua kawasan Pasar Ikan Luar Batang, Penjaringan, Jakarta Utara. Lebih 4000 aparat gabungan Polda Metro Jaya TNI dan satuan pamong praja diturunkan ke lokasi. Untuk antisipasi demonstrasi, petugas juga membawa water cannon.
Foto: Reuters/Beawiharta
Kericuhan Pecah
Petugas memperingatkan warga sebelum mesin-mesin berat meluluhlantakkan perumahan nelayan di Luar Batang. Penduduk tak mau menyerah begitu saja. Sebagian berusaha pertahankan rumah mereka dan berdiri menantang petugas, sebelum pada akhirnya petugas tetap hancurkan rumah mereka.
Foto: Reuters/Beawiharta
Warga Berhadapan dengan Petugas
Warga yang menentang penggusuran tampak berhadap-hadapan dengan petugas. Menurut Pemprov DKI Jakarta dari total 240 kios yang ada di dekat kawasan Museum Bahari itu, sekitar 100 kios di antaranya justru dijadikan tempat tinggal. Pemprov DKI juga mengatakan, setelah akuarium raksasa dipindahkan ke Ancol, banyak warga memasuki lokasi ini.
Foto: Reuters/Beawiharta
Nasib Pemukim Dipertanyakan
Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok mengatakan tidak akan meratakan seluruh bangunan di sekitar Museum Bahari-Pasar Ikan, melainkan mengembalikan konsep kios di Pasar Ikan Luar Batang seperti zaman kolonial Belanda dahulu. Namun bagaimana nasib para pemukim ini kemudian?
Foto: Reuters/Beawiharta
Kemana Mereka Pergi?
Tampak warga menggotong barang miliknya, ketika alat berat mulai meratakan bangunan yang dikategorikan ilegal di Luar Batang 11 April 2016.
Foto: Reuters/Beawiharta
Hujan Kritikan
Kebijakan penggusuran yang dilakukan pemprov DKI Jakarta mendulang kritik, di antaranya dari Konsorsium Masyarakat Miskin Kota (Urban Poor Consortium-UPC), yang melihat rakyat kecil selalu menjadi korban, dengan alasan menempati tanah negara. Padahal menurut UPC, banyak oknum di pemerintahan yang menjual lahan kepada warga, namun pemerintah tidak menindak oknum-oknum tersebut.
Foto: Reuters
Sebelumnya Kalijodo
Akhir Februari lalu, Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama melakukan penggusuran kawasan Kalijodo, guna kembalikan fungsi lahan. Warga terkejut karena merasa kurangnya sosialisasi. Warga yang punya KTP disediakan rumah susun, sementara yang tak punya KTP ditawarkan pulang ke kampung halaman. Pemerintahan Ahok juga menggusur warga di kolong tol Pluit.
Foto: Reuters/Antara Foto/W. Putro
Penggusuran demi Penggusuran
Sebelumnya juga telah dilakukan penggusuran di beberapa wilayah lain, seperti Bukit Duri, Jakarta Selatan yang ingin dibuat tanggul. Lalu Kampung Pulo, Jakarta Timur yang merupakan langganan banjir. Mei 2015, pemprov DKI juga melakukan penggusuran di kawasan bantaran Ancol, Pinangsia.
Foto: Getty Images/AFP/B. Ismoyo
8 foto1 | 8
Mantan menteri pendidikan yang didukung oleh partai oposisi utama itu, diam-diam mengeruk keuntungan merebut hati pemilih Muslim yang tidak senang dengan Ahok yang dituding menista agama Islam.
Dalam survei-survei teranyar, Anies Baswedan menjadi lawan terberat Ahok. Seorang petinggi partai Gerindra yang mendnukung Anies Baswedan membantah bahwa kubu Anies memainkan isu, namun mengakui bahwa Anies mendekati para pemilih Muslim, di wilayah gusuran yang marah akibat penggusuran paksa untuk memerangi banjir.
"Anies telah memastikan dia mendengar suara para korban penggusuran paksa yang mayoritas Muslim, "ujar Arief Poyuono dari Gerindra, seperti dikutip dari reuters.
Popularitas Anies Baswedan mulai membumbung sejak Prabowo Subianto, yang kalah tipis dalam pemilu presiden 2014, pemilu, mulai berkampanye atas namanya, sementara pemimpin Gerindra itu pun akan kembali ke panggung politik nasional dalam pemilu 2019, kata Poyuono.
Anies Baswedan beralih memainkan isu agama dengan harapan memenangkan suara, meskipun para analis memperingatkan bahwa taktik yang diambil Anies ini berisiko mengipasi intoleransi yang lebih besar.
"Dengan Ahok yang bisa dibilang menggalang suara pluralis, tim kampanye Anies dan pendukung politiknya jelas berfokus pada suara Muslim pada saat identitas ini telah menjadi semakin terpolarisasi dan dipolitisasi, " ujar Ian Wilson, dosen di Universitas Murdoch, Australia.
Dikutip dari Kantor berita reuters, Anies Baswedan, Sabtu (11/02) tampil di Masjid Istiqlal, dalam aksi yang antara lain digagas FPI dan GNPF MUI di mana sejumlah tokoh agama mengimbau agar ribuan orang yang menghadiri doa bersama di masjid itu memilih pemimpin Muslim.
Pat Gulipat ala Rizieq Shihab
Rizieq Shihab yang dulu gemar beradu otot dengan penguasa kini menjadi primadona politik jelang Pilkada. Tapi meski kian berpengaruh, sepak terjangnya kerap membuat gaduh. Kini Rizieq kembali digoyang.
Foto: Getty Images/Adek Berry
Pelarian Terakhir
Sejak 2014 Rizieq Shihab menjadi pelarian terakhir buat calon pejabat tinggi yang kekurangan suara buat memenangkan pemilu. Saat itu Front Pembela Islam (FPI) didekati duet Prabowo dan Hatta hanya sebulan menjelang pemilihan umum kepresidenan. Kini pun Rizieq kembali dirayu dua pasangan calon gubernur DKI yang butuh dukungan buat menggusur Basuki Tjahaja Purnama.
Foto: picture-alliance/dpa/B.Indahono
Tolak Perempuan
Rekam jejak politik FPI sudah berawal sejak era Megawati. Dulu Rizieq menggalang kampanye anti pemimpin perempuan. Saat itu organisasi bentukannya mulai mendulang dukungan lewat aksi-aksi nekat seperti menggerudug lokasi hiburan malam. Namun di tengah popularitasnya yang meluap, Rizieq dijebloskan ke penjara karena menghina Sukarno dan Pancasila.
Foto: Adek Berry/AFP/Getty Images
Tanpa Daya Pikat
Sebulan menjelang pemilihan presiden pertama 2009, FPI mendeklarasikan dukungan buat Jusuf Kalla dan Wiranto. Serupa 2014, saat itu pun deklarasi dukungan oleh Rizieq gagal mendatangkan jumlah suara yang diharapkan. Pengamat sepakat, ormas agama serupa FPI belum memiliki daya pikat untuk menyihir pemilih muslim.
Foto: picture-alliance/dpa
Perang di Jakarta
Namun roda nasib berbalik arah buat Rizieq. Sejak 2013, dia telah menggalang kampanye menentang Gubernur Petahana Basuki Tjahaja Purnama lantaran tidak beragama Islam. Puncaknya pada 14 Oktober 2014 FPI menggalang aksi demonstrasi sejuta umat. Namun yang datang cuma ribuan orang. Pilkada DKI Jakarta 2016 akhirnya menawarkan panggung buat FPI untuk kembali menanamkan pengaruh.
Foto: Getty Images/AFP/A. Berry
Kampanye Anti Gubernur Kafir
Pidato Ahok yang mengritik politisasi Al-Quran untuk pemilihan umum dan pilkada menjadi umpan buat FPI. Bersama GNPF-MUI, Rizieq menyeret Ahok ke pengadilan dengan dakwaan penistaan agama. Ia pun menggelar aksi protes melawan Ahok yang kali ini mengundang ratusan ribu umat Muslim dari seluruh Indoensia. Manuver tersebut coba dimanfaatkan pasangan calon lain untuk menggembosi dukungan terhadap Ahok
Foto: Getty Images/AFP/A. Berry
Koalisi Oposisi
Rizieq lagi-lagi naik daun. Ia pun didekati Agus Yudhoyono dan Anies Baswedan yang membutuhkan suara tambahan buat memenangkan pilkada. Untuk pertamakalinya FPI berpeluang memenangkan salah satu calon untuk merebut kursi strategis. Tapi serupa 2003, kali ini pun sepak terjang Rizieq di arena politik mendatangkan lawan yang tak kalah garang.
Foto: AFP/Getty Images
Pertaruhan Terakhir
Saat posisinya melambung, Rizieq Shihab terancam kembali diseret ke penjara dengan berbagai dakwaan, antara lain penghinaan simbol negara dan pornografi. Tapi sang Habib tidak tinggal diam dan memilih melancarkan serangan balik kepada Ahok, seakan nasibnya ditentukan pada hasil Pilkada DKI. Pertaruhan Rizieq menyimpan risiko tinggi. Namun jika berhasil, maka kuasa adalah imbalannya.
Foto: Getty Images/Adek Berry
7 foto1 | 7
Politik uang dan disharmoni
Dalam pilkada 2017 kali ini, mengapung pula kekhawatiran, bahwa ketatnya persaingan dapat menyebabkan praktik pembelian suara, demikian dilontarkan Indonesia Corruption Watch (ICW). Untuk mencegah politik uang, petugas Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) diharapkan memberi perhatian khusus bagi daerah miskin, baik sebelum dan pada hari pemilihan. Penggunaan identitas palsu juga harus diantisipasi.
"Pemerintah harus secara terbuka mengatasi masalah ini secara permanen, atau kita semua akan menjadi saksi dari masalah hukum setelah pilkada," ujar Siti Zuhro peneliti dari LIPI.
Kapolda Jakarta, Inspektur Jenderal M. Iriawan mengirimkan pesan yang kuat bagi mereka yang akan mengganggu jalannya pemilihan gubernur DKI Jakarta dan mengganggu ketertiban. "Tidak boleh ada yang mengacaukan Pilkada Jakarta, jika tidak, mereka akan berhadapan dengan saya, militer dan semua penduduk kota," ancam Iriawan. "Jakarta merupakan barometer bagi Indonesia. Pemerintah dan warga Jakarta menginginkan pemilu yang aman, lancar dan damai," tambahnya.
Pasca kejatuhan Soeharto pada tahun 1998 dan masa transisi Indonesia menuju demokrasi, pola-pola Islam konservatif di tanah air, yang kerap dipengaruhi oleh gerakan garis keras dari Timur Tengah, kelihatan semakin memiliki ruang untuk berkembang. Kebebasan baru itu pula yang telah telah memungkinkan pertumbuhan kelompok garis keras, seperti Front Pembela Islam (FPI). Pemerintahan yang silih berganti telah dikritik gagal mengatasi gerakan radikal karena takut dituduh menyerang Islam.
"Pasca-Soeharto, 'Islamisasi' masyarakat telah makin signifikan," kata Bonar Tigor Naipospos, wakil kepala Setara Institute, dikutip dari kantor berita AFP. "Selama itu adalah untuk meningkatkan ketaatan masyarakat kepada Tuhan, tidak apa-apa, tapi kami sekarang melihat fenomena yang berbeda, yakni munculnya radikalisme."
Jika Ahok kalah dalam pilkada dan dipenjara karena pasal karet penghinaan agama, maka hal itu akan menjadi kemunduran bagi upaya Indonesia untuk meningkatkan kerukunan dalam masyarakat beragam etnis dan akan meningkatkan gerakan garis keras, demikian para kritikus memperingatkan.
ap/as(asiasentinel/rtr/afp)
Memilih Pemimpin Jakarta
Tiada hari tanpa pemberitaan ‘panasnya pilkada Jakarta 2017‘. Berbagai pergolakan politik mewarnai proses pemilihan orang nomor satu di ibukota negara ini. Inilah serba-serbi dalam Pilkada DKI Jakarta 2017.
Foto: picture-alliance/NurPhoto/D. Husni
Tiga paslon Gubernur DKI Jakarta
Tiga pasangan calon gubernur dan wakil gubernur dalam pilkada DKI Jakarta 2017: Agus Harimurti Yudhoyono-Sylviana Murni dengan nomor urut 1, Basuki Tjahaja Purnama (Ahok)-Djarot Saiful Hidayat mendapat nomor urut 2. Adapun Anies Baswedan-Sandiaga Uno nomor urut 3.
Foto: picture-alliance/NurPhoto/D. Husni
Demi Jakarta yang lebih baik
Ketiga kandidat menunjukkan bahwa mereka ingin menjadikan ibukota negara menjadi kota yang nyaman dan aman bagi semua penduduknya, serta bebas dari masalah yang selama ini menghantui: banjir, macet, dll. Pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan penduduk juga jadi tolak ukur.
Foto: Roxana Duerr
Penuh pertikaian dalam pertarungan
Namun, pertarungan dalam memilih pemimpin DKI Jakarta 2017 penuh dengan perseteruan. Aksi saling gempur buzzer yang kadang mengarah pada kampanye hitam, peredaran berita bohong, saling tuding dan berbagai kekisruhan lainnya. Hiruk pikuk jelang pemilihan kepala daerah itu seolah menenggelamkan seratusan wilayah lainnya yang juga akan menggelar pilkada pada tahun 2017.
Foto: Reuters/K. Pempel
Kepentingan siapa?
Kubu petahana bertarung dengan kubu lainnya, Dalam politik, memang ada prinsip tidak ada kawan dan lawan yang abadi. Yang ada adalah kepentingan. Namun benarkah kepentingan ini adalah kepentingan rakyat?
Foto: AFP/Getty Images/Bay Ismoyo
Calon kontroversial
Jelang pilkada, Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) yang merupakan keturunan Tionghoa dan bukan Muslim, tersandung kasus dugaan penistaan agama. Proses hukum terus berlangsung hingga pilkada digelar. Iapun banyak dikritik atas kasus penggusuran.
Foto: Reuters/D. Whiteside
Demonstrasi besar
Aksi demonstrasi besar sehubungan dengan kasus dugaan penistaan agama, berlangsung pada akhir tahun 2016 di Jakarta dalam aksi yang disebut #412 dan #212. Para pemrotes yang ingin agar Ahok ditangkap, bukan hanya datang dari Jakarta, namun juga wilayah-wilayah lain.
Foto: picture-alliance/AP Photo/T. Syuflana
Calon putra mantan penguasa
Agus Harimurti Yudhoyono dikenal sebagai perwira muda cemerlang. Kakek dan ayahnya, Presiden Susilo Bambang Yudoyono-- jenderal yang sangat terkenal. Pilihan Agus untuk pensiun dini adalah proses politik yang masih terus bergulir. Namun dukungan ayahnya, kerap malah jadi ‘bumerang‘ dalam pencalonan Agus. Masyarakat masih harus menunggu bagaimana performa Agus di medan politik.
Foto: Getty Images/AFP/A. Berry
Mantan menteri yang kontroversial
Anies Baswedan membawa karakter-karakter kebalikan dari petahana. Mantan menteri pendidikan dan wakilnya Sandiaga Uno, mengaku banyak menemui tokoh nasional di selama masa kampanye. Namun pertemuan pria yang dulu dikenal amat moderat dengan Front Pembela Islam (FPI) memicu kekecewaan sebagian kalangan. Debat paslon memberi ruang bagi publik melihat kualitas calon yang mereka pilih.
Foto: Reuters/M. Agung Rajasa
Perang hukum dan medsos
Berkaitan dengan situasi jelang Pilkada DKI, perang hukum diwarnai aksi saling lapor ke kepolisian. Mulai dari laporan terhadap Ahok atas dugaan penistaan agama diikuti laporan terhadap ketua FPI, Rizieq Shibab untuk pelbagai kasus. Sementara itu, medsos pun ramai berkomentar setiap kali isu Pilkada mengemuka, apalagi jika menyangkut FPI yang dikenal berseberangan dan paslon petahana. (ap)