Skandal pilot mabuk yang menerpa maskapai penerbangan murah Citilink tidak cuma berujung pada pemecatan kapten Tekad Purna Agniamartanto. Kedua petinggi Citilink juga mengundurkan diri.
Iklan
Kasus mabuk seorang pilot Citilink berbuntut panjang. Menyusul hujan kritik dan gugatan penumpang, Direktur Utama Citilink, Albert Burhan dan Direktur Operasional, Hadinoto Soedigno mengundurkan diri dari jabatannya. Hal tersebut diumumkan kedua petinggi maskapai anak perusahaan Garuda Indonesia itu di Jakarta, Jumat (30/12).
Skandal Citilink berawal dari ulah pilot Tekad Purna Agniamartanto yang sedianya akan menerbangkan pesawat Airbus A320 dari Surabaya ke Jakarta, Rabu (28/12). Saat memberikan pengumuman dari dalam kokpit pesawat, penumpang mencurigai gaya bicara pilot yang tidak jelas dan ngelantur. "We're going to get ready, everything is ready. Oh yes,yes.. already..already," kata Agniamartanto lewat pengeras suara pesawat.
Akibatnya sebagian penumpang meninggalkan pesawat dan meminta pilot diganti. Beberapa bahkan membatalkan penerbangannya sekaligus.
Saksi mata juga melaporkan, pilot saat itu datang dengan langkah terhuyung-huyung. Seusai pemeriksaan dengan X-ray, sejumlah barang miliknya juga tercecer, dan topinya jatuh beberapa kali.
Pilot dipecat
Mula-mula para petinggi Citlink membantah bahwa pilot mabuk. Vice President Corporate Communication Citilink, Benny Butarbutar mengatakan, pilot memang datang terlambat dan tergopoh-gopoh. Benny juga menegaskan, hasil pemeriksaan pilot di klinik kesehatan bandara, hasilnya juga negatif. Tapi pilot Agniamartanto kemudian dipecat dari pekerjaannya dengan berbagai alasan, "mulai dari sikap yang ceroboh, hingga tidak mengindahkan prosedur kerja," kata Albert Burhan saat itu.
Namun skandal tidak berhenti pada pemecatan Agniamartanto saja. Kamis (29/12) Kementerian Perhubungan melayangkan surat peringatan pertama kepada Citilink menyusul temuan adanya lima penyimpangan. Selain tidak melakukan pemeriksaan kesehatan pada pilot, Citilink juga diperingati karena tidak melaksanakan pengarahan kepada pilot seperti prosedur yang diwajibkan.
Pengunduran diri kedua petinggi Citilink masih harus mendapat persetujuan dari Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) sebagai pemegang saham terbesar maskapai pelat merah tersebut.
Maskapai Indonesia Terburuk di Dunia
Sembilan dari sepuluh maskapai penerbangan dengan rekam jejak paling buruk di dunia berasal dari Indonesia. Daftar muram ini disusun situs penerbangan Airlineratings.com. Berikut sepuluh maskapai yang patut dihindari
Foto: Reuters
Rapor Merah Maskapai Indonesia
Sebanyak 10 maskapai didaulat sebagai yang paling buruk di dunia tahun 2016. Celakanya sembilan di antaranya berasal dari Indonesia. Daftar yang dirilis situs Airlineratings.com itu terutama menyoroti aspek perawatan pesawat, kesadaran keamanan dan manajemen penerbangan yang dinilai berisiko. Sepuluh yang masuk dalam daftar cuma mendapat angka satu atau bahkan nol dari lembaga rating tersebut.
Foto: picture-alliance/AP Photo/F.Lisnawati
Blue Wing Airlines, Suriname
Maskapai asal Suriname ini beroperasi sejak 2002. Sebenarnya tahun 2007 Blue Wing Airlines sempat dicoret dari daftar hitam penerbangan Uni Eropa. Tapi maskapai yang awalnya cuma bermodalkan pesawat kecil seperti Cessna atau DHC Twin Otter itu kembali mendapat larangan terbang di Eropa tahun 2010. Airline Ratings mencatat Blue Wing sebagai maskapai terburuk selama dua tahun berturut-turut
Foto: Imago/Star-Media
Batik Air, Indonesia
Batik Air didirikan oleh Lion Air 2013 silam buat melayani rute penerbangan ke kota kecil, semisal Bandung, Kupang atau Bengkulu. November 2015 silam salah satu pesawat Batik Air tergelincir di bandara Adisucipto, Yogyakarta. Insiden tersebut adalah satu-satunya kecelakaan yang dicatat oleh maskapai berusia muda ini. Batik Air juga masuk dalam daftar larangan terbang versi Uni Eropa.
Foto: Getty Images/AFP/A. Berry
Lion Air, Indonesia
Maskapai raksasa milik Rusdi Kirana ini berambisi merajai langit Asia. Untuk itu Lion Air memesan ratusan pesawat termutakhir dari Boeing dan Airbus. Lion sempat masuk dalam daftar hitam Uni Eropa. Namun kemudian pertengahan tahun 2016 dicabut dari daftar tersebut. Maskapai ini pun sempat berada di posisi buncit dalam daftar lansiran Airlineratings.com.
Foto: Reuters
Citilink, Indonesia
Citilink yang beroperasi sejak tahun 2012 adalah upaya Garuda Indonesia untuk mengimbangi arus penerbangan murah yang sedang menggeliat di tanah air. Saat ini Citilnk telah memesan puluhan pesawat A320 teranyar dari Airbus. Namun maskapai asal Surabaya ini tetap masuk dalam daftar hitam Uni Eropa dan diplot sebagai salah satu maskapai paling buruk di dunia oleh Airlineratings.com
Foto: Reuters
Kalstar Aviation, Indonesia
Maskapai yang didirikan oleh sebuah agen perjalanan bernama sama di Samarinda ini beroperasi sejak 2008. Saat ini Kalstar Aviation mengusung armada mini yang kebanyakan jenis pesawat berbaling-baling ATR buatan Perancis. Pesawat Kalstar pernah tercatat tergelincir di Kupang baru-baru ini.
Foto: Getty Images/A. Berry
Sriwijaya Air, Indonesia
Beberapa insiden minor tercatat dalam sejarah Sriwijaya Air yang baru seumur jagung. Didirikan oleh keluarga Lie, maskapai ini pernah tergelincir 2008 lalu di Bandar Udara Sultan Thaha dan menabrak tiga orang. Insiden diakibatkan kerusakan pada sistem hidraulik rem. Sebanyak 13 orang mengalami luka-luka. Serupa dengan maskapai lain dalam daftar, Sriwijaya Air juga dilarang terbang di Eropa
Foto: ADEK BERRY/AFP/Getty Images
Trigana Air Service, Indonesia
Nama Trigana Air Service mencuat sejak kecelakaan di Oksibil, Papua, yang menewaskan 56 penumpang. Sejak saat itu nama maskapai milik konglomerat Rubijanto Adisarwono ini masuk dalam daftar hitam Eropa. Trigana berarmadakan sejumlah pesawat baling-baling ATR dan Boeing 737-200.
Foto: picture-alliance/dpa/M. Irham
Wings Air, Indonesia
Wings Abadi Airlines adalah maskapai lain yang dimiliki sepenuhnya oleh grup Lion Air. Serupa dengan Batik Air, maskapai yang beroperasi sejak 2003 ini lebih banyak melayani rute penerbangan ke kota-kota kecil. Wings Air masih tercatat dalam daftar larangan masuk Uni Eropa.
Foto: Flickr/Anton Muhajir
Xpress Air, Indonesia
Didirikan tahun 2003, Xpress Air awalnya cuma melayani rute penerbangan di timur Indonesia. Sejak 2007 maskapai ini masuk dalam daftar larangan terbang Uni Eropa. Xpress Air berarmadakan 12 pesawat yang sebagian besar tipe Boeing 737.
TransNusa Air Service
Beroperasi sejak 2005, maskapai milik pengusaha muda Juvenile Jodjana ini awalnya harus meminjam pesawa milik Pelita Air dan Trigana Air. Trans Nusa yang bermarkas di Kupang lalu banyak mengoperasikan pesawat baling-baling ATR untuk melayani rute di timur Indonesia.