Rekaman suara gembong ISIS Al-Baghdadi disebar di internet. Jika rekaman baru itu terbukti asli, berarti berita kematian Baghdadi yang dilansir Rusia Juni lalu ternyata tidak benar.
Padahal bulan Juni lalu, Rusia mengklaim bahwa Baghdadi kemungkinan besar tewas dalam sebuah serangan udara dekat Raqqa, salah satu markas besar ISIS di utara Suriah.
"Hati-hati dengan kekalahan, atau perasaan kalah, waspadalah terhadap ajakan negosiasi atau menyerah. Jangan letakkan senjata," kata Baghdadi, merujuk pada pengikutnya di Irak, Suriah, Arab Saudi, Afrika Utara dan tempat-tempat lain di Afrika.
Departemen Luar Negeri AS mengatakan masih mencoba untuk memverifikasi rekaman tersebut, namun menyatakan bahwa rekaman itu mungkin saja asli..
"Kami tahu ada rekaman audio yang diklaim berasal dari Abu Bakr Al-Baghdadi dan kami sudah mengambil langkah untuk memeriksanya," kata seorang sumber intelijen dalam pernyataan kepada kantor berita AFP.
Mobil Pembunuh Milik Islamic State
Ratusan serangan bom bunuh diri yang diklaim Islamic State di Irak dan Suriah dijalankan dengan mengandalkan kendaraan lapis baja. Saking efektifnya, ISIS selalu melibatkan mobil pembunuh itu di setiap pertempuran.
Foto: Reuters/T. Al-Sudani
Militerisasi Kendaraan Sipil
Meski tidak memiliki pengetahuan dan sumber daya yang memadai, kelompok teror Islamic State tetap berusaha memproduksi kendaraan tempur buatan sendiri. Hasilnya adalah apa yang oleh militer AS disebut VBIED, alias bahan peledak buatan berbasis kendaraan lapis baja.
Foto: Reuters/T. Al-Sudani
Bom Berjalan
Kenyataannya kendaraan lapis baja buatan ISIS bukan kendaraan tempur sama sekali, melainkan bagian dari perlengkapan bom bunuh diri. Lempengan baja digunakan untuk melindungi pelaku pemboman dari hujan peluru sebelum mencapai sasaran serangan.
Foto: Reuters/T. Al-Sudani
Ujung Tombak Serangan Teror
Serangan bom bunuh diri dengan VBIED sedemikian efektif, sehingga ISIS tercatat pernah memiliki hingga seratusan kendaraan maut tersebut. Dalam upayanya menebar teror, kelompok pimpinan Abu Bakar al-Baghdadi itu tidak tebang pilih dalam memilih kendaraan. Sebagian besar VBIED buatan ISIS menggunakan kendaraan sipil yang disita dari penduduk lokal.
Foto: Reuters/T. Al-Sudani
Kokoh dan Mematikan
Seusai membebaskan Mosul, pasukan Irak baru-baru ini menemukan 23 kendaraan pembom milik ISIS yang belum digunakan. VBIED yang ditemukan militer Irak dinilai merupakan desain teranyar yang menggunakan lempengan baja berganda, sehingga hanya bisa dihancurkan oleh senjata berat seperti pelontar granat (RPG), rudal anti tank atau meriam artileri.
Foto: Reuters/T. Al-Sudani
Menebar Takut, Memecah Konsentrasi
Ironisnya VBIED tidak digunakan untuk melumpuhkan kekuatan musuh, melainkan untuk membidik target sekunder seperti menghancurkan infrastruktur militer atau sekedar memecah konsentrasi dan menebar rasa takut lewat ledakan besar. Meski begitu keberhasilan VBIED menghancurkan targetnya di medan perang bisa berdampak pada jalannya pertempuran, klaim militer Irak.
Foto: Reuters/T. Al-Sudani
Warna di Balik Kematian
Di Irak ISIS mencatat keberhasilan besar dengan VBIED. Untuk itu mereka menggunakan cara licik yakni dengan mencat warna kendaraan maut itu sesuai dengan warna seragam aparat keamanan Irak yang sedang berperang. Warna biru digunakan untuk menyerang polisi, hijau untuk satuan anti teror dan VBIED berwarna hitam untuk menyerang pasukan elit Irak.
Foto: Reuters/T. Al-Sudani
Sendiri Menjemput Ajal
VBIED biasanya dioperasikan oleh seorang pelaku bom bunuh diri. Tidak jarang ISIS menurunkan kendaraan kedua sebagai umpan. Namun begitu VBIED hanya efektif jika digunakan untuk medan perang urban. Di Suriah, serangan bom mobil oleh ISIS terhadap pasukan pemerintah sering gagal lantaran medan yang terbuka seperti di gurun.
Foto: Reuters/T. Al-Sudani
7 foto1 | 7
"Meskipun kami tidak memiliki alasan untuk meragukan keasliannya, namun kami tidak memiliki verifikasi pada saat ini," katanya.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia Maria Zakharova mengatakan kepada AFP, dia belum memiliki informasi tentang rekaman suara al-Baghdadi.
Hari Kamis kemarin (28/9), AS kembali melakukan serangan udara di Libya. Inilah serangan militer pertama sejak Presiden Donald Trump mengambil alih kursi presiden. Sasarannya adalah konvoi pasukan ISIS yang berkemah dekat gurun Sirte. Beberapa militan terluka, beberapa lainnya ditangkap dan beberapa "bahan-bahan" disita, kata Sadiq Al-Sour, pejabat kantor Kejaksaan Agung Libya, dalam sebuah konferensi pers di Tripoli.
Penyesalan Para WNI Simpatisan ISIS
Mereka terbuai kemakmuran yang dijanjikan Islamic State dan memutuskan pergi ke Suriah. Janji surga tak sesuai kenyataan, mereka pun menyesal.
Foto: picture-alliance/AP Photo/H. Malla
Tergiur janji manis
Banyak keluarga tergiur dengan janji kekalifatan Islamic State alias ISIS di Suriah dan Irak yang ditawarkan lewat internet. Harapan mendapat pendidikan dan layanan kesehatan gratis, upah tinggi dan jalani keislaman kekhalifahan mendorong gadis Indonesia memboyong keluarganya ke Suriah.
Foto: picture-alliance/AP Photo
Sampai menjual properti
Keluarga Nurshardrina Khairadhania, bahkan sampai menjual rumah, kendaraan dan perhiasan untuk membiayai perjalanan mereka ke Raqqa, Suriah. Sesampainya di sana, kenyataan tak sesuai harapan. Tiap perempuan muda dipaksa menikahi gerilayawan ISIS. Semntara yang pria wajib memanggul senjata dan berperang. Nur dan bibinya masuk dalam daftar calon pengantin yang disiapkan buat para gerilyawan.
Foto: picture-alliance/AP Photo/H. Malla
Beberapa bulan penuh derita
Beberapa bulan setelah menderita di Raqqa, Nur dan keluarganya melarikan diri dengan membayar penyelundup buat keluar dari wilayah ISIS. Neneknya meninggal dunia, pamannya tewas dalam sebuah serangan udara dan beberapa anggota keluarga lainnya dideportasi sejak baru tiba di Turki. Bersama ibu, adik dan sanak saudara yang lainnya Nur berhasil masuk kamp pengungsi Ain Issa, milik militer Kurdi.
Foto: Getty Images/AFP/D. Souleiman
Jalani interogasi
Para WNI pria yang lari dari ISIS pertama-tama diamankan militer Kurdi dan diinterogasi. Setelah perundingan panjang, kini mereka dipulangkan ke Indonesia dan jalani program deradikalisasi yang disiapkan pemerintah. Menyesal! Tinggal kata tersebut yang bisa dilontarkan.
Foto: picture-alliance/AP Photo/H. Malla
Surga atau neraka?
Banyak relawan dari Indonesia yang ingin menjadi jihadis atau pengantin jihadis, untuk mengejar 'surga' yang dijanjikan Islamic State di Suriah atau Irak. Namun menurut mereka yang ditemui adalah 'neraka'
Foto: picture-alliance/AP Photo/H. Malla
Nur: IS tidak sesuai kaidah Islam
Dalam wawancara dengan Associated Press, Nur menceritakan perilaku jihadis ISIS tidak sesuai kaidah Islam yang ia pahami. "ISIS melakukan represi, tak ada keadilan dan tak ada perdamaian. Warga sipil harus membayar semua hal, listrik, layanan keseahatan dan lainnya. Sementara jihadis ISIS mendapatkannya secara gratis."
Foto: picture-alliance/AP Photo/H. Malla
Proses pemulangan
Banyak kalangan yang tergolong naif atau garis keras atau gabungan keduanya bergabung dengan ISIS, pada akhirnya menyerahkan diri atau ditangkap aparat keamanan. Pejabat Kurdi di Raqqa menyebutkan proses itu interogasi diperkirakan berlangsung hingga enam bulan, sebelum diambil keputusan bagi yang bersangkutan.
Foto: picture-alliance/AP Photo/H. Malla
Termasuk dari Jerman
Banyak warga negera-negara lain yang juga terbuai janji ISIS. Termasuk dari Jerman. Majalah mingguan Jerman Der Spiegel melaporkan bulan Juli 2017, sejumlah perempuan Jerman yang bergabung dengan ISIS dalam beberapa tahun terakhir, termasuk gadis berusia 16 tahun dari kota kecil Pulsnitz dekat Dresden, menyesal bergabung dengan ISIS. Ed (ap/as/berbagai sumber)