1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya
PolitikFinland

PM Finlandia Marin Tersingkir, Orpo Klaim Menang Pemilu

3 April 2023

Perdana Menteri Finlandia Sanna Marin mengakui kekalahan tipisnya dari oposisi kanan-tengah dalam pemilihan parlemen. Pemilu berlangsung tak lama sebelum Finlandia resmi bergabung dengan NATO.

Pemilu Parlemen Finlandia
Marin mengucapkan selamat kepada Orpo pada hari Minggu (02/04)Foto: Heikki Saukkomaa/Lehtikuva via AP/picture alliance

Hasil pemilihan umum (pemilu) parlemen di Finlandia yang dipublikasikan pada Senin (03/04) dini hari menunjukkan bahwa Partai Demokrat Sosial Perdana Menteri (PM) Sanna Marin muncul sebagai partai terbesar ketiga, di belakang Partai Koalisi Nasional (NCP) yang beraliran kanan-tengah dan Partai Finlandia yang beraliran kanan.

Namun, perolehan suara begitu ketat dan koalisi partai menjadi semakin rumit. Setelah semua hasil suara dihitung, Partai Demokrat Sosial (SDP) hanya memperoleh 19,9% suara, membuat Partai Konservatif dengan 20,8% suara memenangkan persaingan ketat pemilu legislatif kali ini. Partai Finlandia juga berada di posisi kedua dengan perolehan suara sebanyak 20,1%.

Petteri Orpo dari NCP mengklaim kemenangan

"Anda tahu? Ini adalah kemenangan yang luar biasa," ujar pemimpin NCP Petteri Orpo, kepada para pendukungnya yang bersorak-sorai di Helsinki pada hari Minggu (02/04) malam.

NCP kini berada dalam posisi untuk memimpin negosiasi pembentukan pemerintahan Finlandia baru, dan pilihannya untuk bermitra dengan pihak oposisi sayap mana akan sangat menentukan masa depan politik di negara tersebut.

Secara teori, Partai Koalisi Nasional dapat dengan mudah bersekutu dengan Partai Sosial Demokrat atau Partai Finlandia, ditambah satu atau dua partai kecil lainnya. Namun nyatanya, NCP saling berselisih dengan kedua rivalnya dalam beberapa hal.

"Berdasarkan hasil ini, pembicaraan mengenai pembentukan pemerintahan baru Finlandia akan dimulai di bawah kepemimpinan Partai Koalisi Nasional," kata Orpo.

Petahana Marin mengakui kekalahan

PM Finlandia saat ini, Sanna Marin, tengah berjuang untuk masa jabatan keduanya. Pada tahun 2019 silam, Marin menjadi perdana menteri termuda di dunia yang saat itu menjabat pada usia 34 tahun.

"Selamat kepada pemenang pemilu, selamat kepada Partai Koalisi Nasional, selamat kepada Partai Finlandia. Demokrasi telah berbicara," tutur Marin kepada para pendukungnya.

Marin mencoba untuk fokus pada hal-hal positif, dengan mengatakan bahwa Partai Demokrat Sosial telah "mendapatkan dukungan, kami telah mendapatkan lebih banyak kursi." Marin menambahkan bahwa, "itu adalah pencapaian yang luar biasa, bahkan jika kami tidak menempati posisi pertama hari ini.”

Dari 200 kursi yang tersedia di parlemen, partai Marin memenangkan 43 kursi, lebih banyak dibandingkan dengan 40 kursi pada pemilu sebelumnya.

Meskipun Marin tetap menjadi salah satu perdana menteri yang paling populer di Finlandia, pemerintahannya terhambat oleh kekhawatiran tentang perekonomian negara tersebut, salah satu faktor yang mencuat dalam pemilu tahun ini.

Pemilu parlemen Finlandia kali ini berlangsung tak lama setelah negara ini bergabung dengan aliansi NATO, yang sebelumnya sempat tertunda akibat invasi Rusia ke Ukraina, di mana Finlandia tetap berjuang untuk netral selama Perang Dingin berlangsung.

Meskipun sikap Marin terhadap Rusia dianggap cukup kuat, kaum konservatif tetap menyerang Marin atas skandal dirinya yang tertangkap kamera tengah berpesta dan mengatakan bahwa PM Finlandia itu tidak layak untuk menjabat.

NCP memfokuskan diri pada perekonomian Finlandia

Petteri Orpo, yang berusia 53 tahun, kemungkinan besar akan menjadi perdana menteri Finlandia selanjutnya, karena partainya berada di urutan pertama. NCP telah memimpin dalam jajak pendapat selama hampir dua tahun, tetapi sempat tergelincir kembali dengan Partai Demokrat Sosial dalam beberapa bulan terakhir, sebelum kembali muncul mengamankan keunggulan tipis partai tersebut pada hari Minggu (02/04).

Orpo dan kaum konservatif menyalahkan Marin atas perekonomian yang semakin lemah, di mana Finlandia tengah berjuang dengan kenaikan biaya hidup dan krisis energi yang juga didorong akibat dari perang Rusia di Ukraina.

Partai konservatif berjanji dalam kampanyenya untuk mengurangi pengeluaran negara dan menghentikan kenaikan utang publik Finlandia, yang telah mencapai lebih dari 70% dari PDB negara tersebut, sejak Marin menjabat sebagai perdana menteri.

Akankah Orpo membuka diskusi dengan Partai Finlandia?

Sebelum pemilu berlangsung, Orpo mengatakan bahwa dia tidak akan mengesampingkan negosiasi dengan siapa pun, sementara Marin mengatakan bahwa Partai Demokrat Sosial akan memerintah bersama NCP, tetapi tidak akan mengambil bagian dalam koalisi apa pun yang melibatkan kerja sama dengan partai Finlandia, yang dituduh PDS sebagai partai "rasis secara terbuka."

Pemimpin Partai Finlandia Rikka Pura mengatakan bahwa tujuan utama mereka adalah untuk mengurangi imigrasi dari negara-negara berkembang di luar Uni Eropa, yang dianggap "berbahaya". Partai ini juga menyerukan langkah-langkah penghematan ekonomi negara, yang sejalan dengan misi NCP.

Sedangkan, partai-partai kecil lainnya di Finlandia, kemungkinan besar akan menjadi bagian dari koalisi dengan partai-partai besar seperti NCP, SDP, dan Partai Finlandia di masa depan. Tiga partai kecil teratas diantaranya, yakni Partai Tengah Finlandia dengan suara sebesar 11,3%, Partai Hijau dengan 7%, dan Aliansi Kiri Sosialis dengan perolehan suara sebanyak 7,1%.

kp/ha (AFP, Reuters, dpa)

Lewatkan bagian berikutnya Topik terkait