1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

PM Inggris Cameron ke Indonesia bahas Kersajama Perdagangan

27 Juli 2015

Perdana Menteri Inggris David Cameron mengadakan kunjungan ke Asia Tenggara mulai Senin. Tujuan pertamanya ke Indonesia. Agenda utama membahas kerjasama perdagangan dan upaya memerangi ISIS.

England Birmingham Premierminister David Cameron
Foto: picture alliance/empics/P. Ellis

PM Inggris David Cameron memulai kunjungan empat hari ke Asia Tenggara dan mendarat di Jakarta hari Senin (27/07). Cameron membawa delegasi ekonomi dengan 30 pengusaha disertai Menteri Perdagangan. Dari Indonesia, PM Inggris akan melanjutkan lawatan ke Singapura, Vietnam dan Malaysia.

Di Indonesia, Cameron dijadwalkan bertemu dengan Presiden Joko Widodo. Selain membahas kerjasama perdagangan, tema utama adalah kegiatan terorisme kelompok ISIS. Di Inggris, ISIS berhasil merekrut ratusan anak muda untuk bergabung dengan kelompok teror itu di Suriah dan Irak.

Baru-baru ini, anggota ISIS melancarkan serangan di kawasan pantai Tunisia, yang menewaskan 30 turis dari Inggris. Inilah kunjungan David Cameron yang pertama ke luar Eropa, sejak terpilih lagi jadi Perdana Menteri bulan Mei lalu.

Dalam sambutannya sebelum memulai perjalanan, Cameron mengatakan ia akan berbicara dengan para pemimpin Asia Tenggara tentang "salah satu ancaman terbesar yang dihadapi dunia saat ini".

"Kita hanya akan bisa mengalahkan para teroris brutal ini, jika kita mengambil tindakan baik di dalam negeri maupun di luar negeri. Jika kita bersatu dengan negara-negara di seluruh dunia menghadapi musuh bersama ini," kata David Cameron.

Kersajama perdagangan dan isu perubahan iklim

Cameron selanjutnya mengatakan, Inggris bisa berbagi pengalaman dan menawarkan pelatihan kontra-terorisme. Di lain pihak, Inggris juga bisa belajar dari Indonesia dan Malaysia bagaimana mengatasi ekstremisme dan membangun masyarakat yang toleran.

Di sektor perdagangan, Inggris sedang berusaha mencari pasar baru di Asia yang berkembang sangat dinamis. PM Inggris mengatakan, ia membawa penawaran bisnis senilai lebih dari £ 750 juta ( sekitar US$ 1,2 milyar).

"Selama 20 tahun ke depan, 90 persen pertumbuhan ekonomi global diharapkan datang dari luar Eropa, dan Inggris harus siap berpartisipasi dan mengambil keuntungan," katanya.

"Itu sebabnya saya senang mengembangkan kerjasama bisnis untuk pasar yang luas dan dinamis ini, dengan membawa penawaran senilai lebih dari £ 750 juga dan membuka peluang orang-orang yang bekerja keras di negara saya."

Cameron antara lain disertai tokoh-tokoh senior bisnis Inggris, termasuk pembuat mesin Rolls-Royce dan pembuat peralatan konstruksi JCB.

Selain membahas kerjasama perdagangan, di Indonesia David Cameron juga akan membicarakan tentang upaya penanggulangan perubahan iklim, menjelang pertemuan puncak di Paris akhir tahun ini. Indonesia adalah salah satu penghasil emisi gas rumah kaca terbesar dunia, antara lain karena deforestasi yang meluas.

Bahas rencana eksekusi mati warga Inggris

Ada juga tema sensitif yang tampaknya akan dibicarakan Cameron dalam pertemuan dengan Presiden Jokowi. Yaitu mengenai rencana eksekusi mati seorang warga Inggris yang divonis mati karena penyelundupan narkoba.

Foto: Reuters/D. Cerny

Warga Inggris Lindsay Sandiford dijatuhi hukuman mati Januari 2013, setelah tertangkap menyelundupkan 4,7 kilogram kokain melalui Bandar Udara Ngurah Rai, Bali, pada 28 Mei 2012. Ketika dijatuhi hukuman mati, terhukum berusia 56 tahun.

Bulan April lalu, atas perintah Presiden Jokowi, kejaksaan Indonesia melaksanakan eksekusi warga asing oleh regu tembak di Pulau Nusakambangan. Eksekusi itu sempat mengundang kecaman keras dari berbagai negara. Eksekusi gelombang pertama terhadap para terpidana mati narkoba dilaksanakan Januari lalu. Presiden Jokowi mengatakan, semua terpidana mati akan dieksekusi tahun ini juga.

hp/ml (afp,rtr,dpa)

Lewatkan bagian berikutnya Topik terkait