Pemerintahan baru Inggris berupaya memperkuat hubungan dengan Jerman, termasuk penyusunan perjanjian keamanan dan pertahanan baru.
Iklan
Perdana Menteri Inggris Keir Starmer tiba di Jerman pada hari Rabu (28/08), kunjungan bilateral pertamanya sejak menjabat tujuh minggu lalu.
Presiden Jerman Frank-Walter Steinmeier menyambut Starmer sebelum bertemu dengan Kanselir Jerman Olaf Scholz, yang menerimanya dengan penghormatan militer di Berlin.
Scholz dan Starmer telah bertemu sejak Starmer menjadi perdana menteri. Pada awal Juli, mereka berdua menghadiri KTT NATO di Washington dan KTT Komunitas Politik Eropa di Inggris.
Kunjungan Starmer dilakukan setelah terjadinya gelombang kerusuhan anti-imigrasi baru-baru ini di Inggris yang dipicu oleh serangan pisau. Menurut para pejabat hal tersebut dipicu oleh elemen sayap kanan dan informasi palsu di kota Southport bulan lalu.
Ayo berlangganan gratis newsletter mingguan Wednesday Bite. Recharge pengetahuanmu di tengah minggu, biar topik obrolan makin seru!
Membangun kembali hubungan Inggris dengan UE dan Jerman
Inggris secara resmi meninggalkan Uni Eropa pada tahun 2020, tetapi masih tetap menjadi anggota NATO, kelompok negara demokrasi industri G7, dan kelompok negara ekonomi terbesar di dunia G20.
Iklan
Ia telah berjanji untuk membangun kembali kepercayaan dengan sekutu Eropa yang rusak akibat Brexit. Waktunya mungkin simbolis, karena pendahulu Starmer yang konservatif, Rishi Sunak, menunggu 18 bulan sebelum mengunjungi Berlin.
Starmer berjanji untuk "mengatur ulang" hubungan Inggris dengan UE, tetapi pada hari Rabu di Berlin ia mengesampingkan bergabung kembali dengan blok tersebut.
"Itu tidak berarti membalikkan Brexit atau memasuki kembali pasar tunggal atau serikat pabean, tetapi itu berarti hubungan yang lebih dekat di sejumlah bidang," kata Starmer di konferensi pers setelah bertemu Scholz.
Pemerintahnya mengatakan sebelum perjalanan itu bahwa memperkuat hubungan dengan Jerman adalah "penting" untuk mengatasi migrasi ilegal dan "mendorong pertumbuhan ekonomi di seluruh benua dan terutama di Inggris."
Partai Buruh juga mengatakan akan mengupayakan perjanjian keamanan dan pertahanan dengan Jerman. Kesepakatan itu akan serupa dengan perjanjian "Lancaster House" dengan Prancis.
Namun, diperkirakan akan memakan waktu beberapa bulan untuk bernegosiasi dan tidak akan selesai hingga awal tahun depan, kata kantor perdana menteri.
Tujuannya adalah untuk meningkatkan bisnis dan perdagangan, memperdalam kerja sama pertahanan dan keamanan, serta meningkatkan "tindakan bersama terhadap migrasi ilegal," tambahnya.
Dukungan untuk Ukraina
Scholz dan Starmer juga membahas dukungan militer untuk Ukraina. Kedua negara mendapat tekanan atas bantuan mereka untuk Kyiv guna membantunya melawan invasi Rusia.
Brexit: Tarik Ulur Politik Inggris Keluar Dari Uni Eropa
Inggris kejutkan dunia dengan hasil referendum 23 Juni 2016 yang sepakat keluar dari Uni Eropa. Mulailah rentang waktu penuh kisruh, tarik uluk dan adu kekuatan politik di Eropa terkait Brexit.
Foto: picture-alliance/empics/Y. Mok
Juni 2016: Kehendak Rakyat Inggris
Hasil referendum yang diumumkan 24 Juni 2016, hampir 52 persen dari pemilih setuju, Inggris keluar dari Uni Eropa. Perdana Menteri Inggris saat itu, David Cameron dari partai konservatif menerima "kehendak rakyat Inggris, dan mengundurkan diri sehari setelah referendum..
Foto: picture-alliance/dpa/A. Rain
Juli 2016: Brexit berarti Brexit
Mantan Menteri Dalam Negeri, Theresa May gantikan posisi Cameron sebagai Perdana Menteri pada 11 Juli. Ia menjanjikan´Brexit berarti Brexit´. Sebelumnya, May diam-diam dukung kampanye Inggris tetap di Uni Eropa. Dia tidak secara jelas mengatakan kapan akan memulai pembicaraan diberlakukannya Pasal 50 Perjanjian Uni Eropa terkait masa dua tahun sebelum Inggris resmi keluar Uni Eropa.
Foto: Reuters/D. Lipinski
Maret 2017: Kami siap Berpisah
May tandatangani nota diplomatik untuk memulai Pasal 50, 29 Maret. Beberapa jam kemudian, Duta Besar Inggris untuk UE, Tim Barrow serahkan nota itu kepada Presiden Dewan Eropal, Donald Tusk. Inggris dijadwalkan keluar dari Uni Eropa 29 Maret 2019. Tusk merespon nota itu dengan komentar: “Kami sudah siap berpisah. Terima kasih dan selamat tinggal”.
Foto: picture alliance / Photoshot
Juni 2017: Perundingan Dimulai
Menteri Brexit, David Davis dan ketua jururunding UE, Michel Barnier memulai perundingan di Brussel pada 19 Juni. Perundingan pertama diakhiri dengan kesepakatan Inggris akan mematuhi aturan UE terkait sisa negosiasi. Tahap pertama membahas persyaratan keluarnya Inggris dan tahap kedua membahas hubungan UE dan Inggris pasca-Brexit.
Foto: picture alliance/ZUMAPRESS.com/W. Daboski
Juli – Oktober 2017: Uang, Hak-hak dan Irlandia
Tahap kedua perundingan dimulai dengan berfoto bersama tim Inggris yang terlihat tak siap. Perundingan gagal raih kemajuan terkait tiga masalah pasca-Brexit: Berapa banyak yang masih harus dibayar Inggris ke anggaran UE, bagaimana dengan hak warga negara UE dan Inggris dan apakah Inggris tetap dapat membuka perbatasan antara Irlandia dan Irlandia Utara.
Foto: Getty Images/T.Charlier
November 2017: May Tunjukkan Kemajuan?
Kemajuan baru terlihat setelah putaran perundingan ke-6 di awal November. Inggris setuju untuk membayar 57 miliar Euro atau sekitar Rp 900 triliun sebagai “biaya perceraian”. Awalnya May hanya mau membayar 20 juta, padahal UE telah menghitung biayanya sebesar 60 juta Euro. Laporan konsensi Inggris ini memicu kemarahan di kalangan politikus dan media pro-Brexit.
Foto: picture-alliance/dpa/S. Hoppe
Desember 2017: Maju ke fase ke-2
Para pimpinan dari 27 anggota UE secara resmi menyetujui “kemajuan yang cukup” itu untuk diteruskan ke fase kedua: transisi periode pasca-Brexit dan masa depan hubungan perdagangan UE-Inggris. Perdana Menteri Theresa May mengungkapkan kegembiraannya atas keputusan ini, sebaliknya Presiden Dewan Eropa, Tusk memperingatkan bahwa perindingan putaran kedua akan “sangat sulit.
Foto: picture-alliance/AP Photo/dpa/O. Matthys
September 2018: Tidak ada ceri untuk Inggris
Proposal May tidak berjalan mulus. Pada pertemuan puncak di Salzburg akhir September, para pimpinan UE sampaikan kepada May bahwa proposalnya tidak dapat diterima. Presiden Dewan Eropa,Tusk menyindir May lewat Instagram dengan postingan foto mereka yang sedang melihat sepotong kue: “Sepotong kue barangkali? Maaf, tidak ada ceri”. Ini sindiran bahwa Inggris cuma mau keuntungan sepihak dari Eropa.
Foto: Reuters/P. Nicholls
November 2018: Kemajuan di Brussel
Para pimpinan UE dukung draft kesepakatan perceraian serta deklarasi politis soal hubungan pasca-Brexit setebal 585 halaman. Draft ini dikecam habis anggota parlemen yang pro maupun kontra Brexit dalam perdebatan di Parlemen Inggris beberapa minggu sebelumnya. Menteri Brexit, Dominic Raab bersama dengan beberapa menteri mencoba memicu mosi tidak percaya di bulai Mei.
Foto: Getty Images/AFP/E. Dunand
Desember 2019: May Lolos Dari Mosi Tidak Percaya
Menghadapi oposisi yang sulit, May menunda pemungutan suara di parlemen pada 10 Desember. Besoknya ia bertemu Kanselir Jerman, Angela Merkel untuk mencari kepercayaan diri dalam meyakinkan para anggota parlemen yang skeptis kembali ke kesepakatan. Sementara ia pergi, anggota parlemen dari Partai Konservatif ajukan mosi tidak percaya. May menang mosi kepercayaan di hari berikutnya.
Foto: Getty Images/S. Gallup
Januari 2019: Kesepakatan ditolak
Kesepakatan Brexit May, ditolak Parlemen Inggris dengan 432 suara dan hanya 202 suara mendukungnya. Sebagai respon hasil tersebut, Presiden Dewan Eropa, Donald Tusk sarankan agar Inggris tetap bertahan di Uni Eropa. Partai Buruh Inggris menyerukanmosi tidak percaya terhadap Perdana Menteri. Ini adalah tantangan berat dalam kepemimpinan kedua May dalam bulan-bulan terakhir.
Foto: Reuters
11 foto1 | 11
"Jelas, kami selalu mendorong sekutu untuk melanjutkan dukungan krusial bagi Ukraina," kata juru bicara Starmer menjelang kunjungan tersebut.
Sekutu Barat telah bereaksi hati-hati terhadap serangan Ukraina baru-baru ini ke Kota Kursk, Rusia. Kekhawatiran utamanya adalah senjata mereka dapat digunakan di tanah Rusia, yang dapat menempatkan mereka dalam konfrontasi langsung dengan Moskow.
Jerman telah menjadi penyumbang bantuan terbesar kedua untuk Ukraina setelah AS, tetapi mungkin akan mengurangi bantuan tersebut tahun depan.