PM Israel Siap Bahas Isu Kesepakatan Nuklir Iran di Jerman
12 September 2022
Perdana Menteri Israel Yair Lapid mengatakan ada "tanda-tanda yang menggembirakan" bahwa rencana Israel untuk menghentikan kebangkitan kembali kesepakatan nuklir berhasil.
Iklan
Perdana Menteri Israel Yair Lapid tiba di Jerman pada Minggu (11/09) sebagai upaya untuk membujuk kekuatan Barat untuk menghentikan rencana menghidupkan kembali perjanjian nuklir dengan Iran.
Lapid dijadwalkan bertemu dengan Presiden Jerman Frank-Walter Steinmeier, Kanselir Olaf Scholz, dan Menteri Luar Negeri Annalena Baerbock pada Senin (12/09).
Pada hari Sabtu (10/09), Jerman, Prancis, dan Inggris menyuarakan keprihatinan tentang komitmen Iran untuk menghidupkan kembali kesepakatan nuklir 2015.
Berbicara pada rapat kabinet sebelum lawatannya ke Eropa, Lapid berterima kasih kepada ketiga negara atas "posisi kuat" mereka.
Kesepakatan nuklir Iran tergantung pada keseimbangan
Israel telah lama menentang kesepakatan itu karena yakin upaya itu tidak akan menghentikan Iran menjadi negara nuklir.
Perjanjian 2015, yang secara resmi dikenal sebagai Rencana Aksi Komprehensif Gabungan (JCPOA), memberikan keringanan sanksi kepada Iran sebagai imbalan karena membatasi program nuklirnya.
Lapid mengatakan kepada kabinetnya bahwa "Israel sedang melakukan upaya diplomatik yang berhasil untuk menghentikan kesepakatan nuklir dan mencegah pencabutan sanksi terhadap Iran," dan menambahkan, "ini belum berakhir. Jalannya panjang. Namun, ada tanda-tanda yang menggembirakan."
Pada awal bulan ini, Iran mengatakan telah menyampaikan tanggapan terbarunya terhadap proposal yang diusulkan Uni Eropa untuk menghidupkan kembali kesepakatan itu. Iran tidak mengungkapkan tanggapannya, tetapi Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken mengatakan bahwa jawaban terbaru Iran adalah langkah "mundur."
Iklan
Lapid dan korban selamat Holocaust akan kunjungi Wannsee
Pemimpin Israel itu juga membawa beberapa korban selamat Holocaust bersamanya dalam perjalanan tersebut.
"Saat kami turun dari pesawat bersama-sama dan tiba di Jerman, kami disambut oleh pengawal kehormatan militer Jerman," kata Lapid setelah tiba pada Minggu (11/09) malam.
Monumen-Monumen Peringatan Yahudi di Berlin
Peristiwa Holocaust sudah hampir delapan dekade yang lalu, tetapi itu tidak dilupakan. Berbagai peringatan besar dan kecil di seluruh ibu kota Jerman, Berlin dibuat untuk memperingati kelamnya kejahatan NAZI.
Foto: DW/M. Gwozdz
Peringatan Holocaust
Tugu peringatan di pusat ibu kota Jerman ini dirancang oleh arsitek New York, Peter Eisenmann. Hampir 3.000 blok batu dipasang memperingati enam juta orang Yahudi dari seluruh Eropa yang dibunuh oleh NAZI.
Foto: picture-alliance/Schoening
Pelat-pelat peringatan
Pelat kuningan ini sangat kecil, hanya 10 kali 10 sentimeter (3,9 x 3,9 inci). Anda dapat menemukannya di mana-mana di trotoar di Berlin. Ini dibuat untuk memperingati orang-orang yang dulu tinggal di dekat lokasi lempengan ditempatkan, sebelum mereka dideportasi oleh NAZI. Total ada lebih dari 7.000 dari batu semacam ini di Berlin.
Foto: DW/T.Walker
Rumah Konferensi Wannsee
Lima belas pejabat tinggi NAZI bertemu di vila ini di Danau Wannsee pada tanggal 20 Januari 1942 untuk membahas pembunuhan sistematis orang Yahudi Eropa yang mereka sebut "solusi akhir untuk Yahudi". Kini rumah tersebut jadi peringatan tentang dimensi genosida yang tak terbayangkan.
Foto: picture-alliance/dpa
Melacak 17 memorial
Mawar putih di trek 17 di stasiun Grunewald ini untuk memperingati lebih dari 50.000 orang Yahudi Berlin yang dikirim ke kamp kematian mereka dari sini. 186 pelat baja menunjukkan tanggal, tujuan dan jumlah orang yang dideportasi. Kereta pertama menuju ke ghetto Litzmannstadt (Łódź) pada tanggal 18 Oktober 1941, kereta terakhir ke kamp konsentrasi Sachsenhausen pada 5 Januari 1945.
Foto: imago/IPON
Bengkel kerja orang buta Otto Weidt
Hackesche Höfe di Berlin Mitte disebutkan di setiap panduan perjalanan. Ini adalah labirin halaman belakang di mana banyak orang Yahudi tinggal dan bekerja - misalnya di pabrik sikat pengusaha Jerman Otto Weidt. Selama era NAZI, ia mempekerjakan banyak orang Yahudi buta dan tuli dan menyelamatkan mereka dari deportasi dan kematian. Lokakarya orang buta ini sekarang menjadi museum.
Foto: picture-alliance/Arco Images
Pusat mode Hausvogteiplatz
Jantung metropolis mode Berlin pernah berdetak di sini. Sebuah tanda peringatan yang terbuat dari cermin tinggi mengingatkan banyaknya para perancang busana dan stylist Yahudi yang membuat pakaian untuk seluruh orang Eropa di Hausvogteiplatz. NAZI mengambil alih dari pemiliknya yang beretnis Yahudi. Kerusakan pusat fesyen Berlin ini tak terhindarkan selama Perang Dunia Kedua.
Foto: picture-alliance/dpa/J. Kalaene
Monumen Peringatan di Koppenplatz
Sebelum masa Holocaust, 173.000 orang Yahudi tinggal di Berlin, pada tahun 1945 tersisa hanya ada 9.000. Monumen "Der verlassene Raum" terletak di tengah kawasan pemukiman Koppenplatz. Ini adalah pengingat warga Yahudi yang diambil dari rumah mereka tanpa peringatan dan tidak pernah kembali.
Foto: DW
Museum Yahudi
Arsitek Daniel Libeskind memilih desain dramatis: dilihat dari atas, bangunan itu tampak seperti Bintang Daud yang rusak. Museum Yahudi adalah salah satu museum yang paling banyak dikunjungi di Berlin, menawarkan gambaran sejarah Jerman-Yahudi yang bergolak.
Foto: AP
Pemakaman Yahudi di Weissensee
Masih ada delapan pekuburan Yahudi yang tersisa di Berlin. Yang terbesar di distrik Weissensee, dan terdiri dari lebih dari 115.000 kuburan yang jadi kuburan Yahudi terbesar di Eropa. Pada tanggal 11 Mei 1945, hanya tiga hari setelah berakhirnya Perang Dunia Kedua, ibadah Yahudi pertama diadakan di sini.
Foto: Renate Pelzl
Sinagoga Baru
Ketika Sinagoga Baru di Oranienburger Strasse pertama kali ditahbiskan pada tahun 1866, itu dianggap sebagai sinagoga terbesar dan paling megah di Jerman. Sinagoga ini terbakar saat Perang Dunia Kedua. Pada tahun 1995, sinagoga yang direkonstruksi diresmikan. Sejak itu, kubah emas setinggi 50 meter sekali lagi mendominasi pemandangan kota Berlin. Penulis: Kerstin Schmidt (ap/ml)
Foto: Renate Pelzl
10 foto1 | 10
"Ini adalah kemenangan mereka, milik saya sebagai putra seorang penyintas Holocaust dan kemenangan kita sebagai rakyat dan bangsa. Kami tidak akan pernah lupa," katanya.
Para penyintas akan bergabung dengannya dan Scholz dalam kunjungan ke Wannsee di Berlin, di mana para petinggi Nazi bertemu pada tahun 1942 untuk merencanakan pembunuhan massal orang-orang Yahudi.