PM Jepang Sanae Takaichi bertemu Presiden Amerika Serikat Donald Trump pada Selasa (28/10) di Tokyo. Kepada wartawan, Takaichi mengatakan bahwa di bawah kepemimpinan Trump “dunia mulai menikmati lebih banyak perdamaian.”
Trump bertemu dengan PM Jepang di Tokyo, di mana keduanya mendiskusikan isu-isu ekonomi dan keamananFoto: Mark Schiefelbein/AP Photo/dpa/picture alliance
Iklan
Juru bicara Gedung Putih, Karoline Leavitt, mengatakan bahwa Perdana Menteri Jepang Sanae Takaichi akan menominasikan Presiden Amerika Serikat Donald Trump untuk Hadiah Nobel Perdamaian.
Takaichi bertemu Trump di Tokyo pada Selasa (28/10), di mana keduanya membahas isu ekonomi dan keamanan.
"Dalam waktu singkat, dunia mulai menikmati lebih banyak perdamaian,” ujar Takaichi melalui penerjemah. "Saya pribadi sangat terkesan dan terinspirasi oleh Anda, pak Presiden (Trump)," tambahnya.
Para Pejuang Perdamaian
Seluruhnya 101 orang dan 24 organisasi tercatat jadi pemenang hadiah Nobel Perdamaian yang dianugerahkan sejak 1901. Kilas foto beberapa diantaranya.
Foto: picture-alliance/dpa
2013 : Organisasi Bagi Pelarangan Senjata Kimia
Organisasi bagi pelarangan Senjata Kimia (OPCW) dianugerahi hadiah Nobel perdamaian 2013. Organisasi ini memantau ditaatinya konvensi senjata kimia dari tahun 1997. Saat ini organisasi aktif di Suriah, untuk memulai pemusnahan senjata kimianya.
Foto: picture-alliance/dpa
2012: Uni Eropa
Dianugerahi Nobel Perdamaian sebagai contoh bagi kerjasama damai seluruh negara anggotanya. Dengan itu Uni Eropa membantu mendorong perdamaian dan demokrasi di seluruh Eropa.
Foto: picture-alliance/dpa
2011 : Tiga Aktivis Perempuan
Tiga orang perempuan dianugerahi Nobel Perdamaian untuk perjuangannya bagi hak-hak perempuan serta upaya damai bagi demokrasi dan toleransi di negaranya. Masing-masing pejuang demokrasi dari Yaman :Tawakkul Karman. Aktivis perdamaian Liberia : Leymah Gbowee dan presiden Liberia : Ellen Johnson Sirleaf.
Foto: dapd
2010 Liu Xiaobo
Komite Nobel memberi penghargaan kepada penulis Cina Liu Xiaobo atas perjuangannya yang amat panjang dan tanpa kekerasan untuk perubahan mendasar situasi hak asasi manusia di Cina. Pembangkang dan penggagas manifesto hak warga "Charta 08" sejak 2009 divonis hukuman 11 tahun penjara dengan tuduhan berniat makar.
Foto: picture-alliance/dpa
2009 Barack Obama
Penganugerahan Nobel Perdamaian kepada presiden AS Barack Obama menuai kritik, terlalu dini dan ibaratnya panjar bagi pekerjaan yang belum tuntas. Obama memang mengajukan konsep bagi dunia bebas senjata atom, tapi hal itu belum ada penerapannya.
Foto: picture-alliance/dpa
2007 : Al Gore
Mantan wakil presiden AS ini bersama ketua dewan iklim PBB, Rajendra Kumar Pachauri dianugerahi Nobel Perdamaian terkait kiprahnya dalam perlindungan iklim. Dalam pidato penerimaan hadiah, Al Gore menuding Amerika Serikat dan Cina bertanggung jawab atas kelalaian terkait perlindungan iklim.
Foto: AP
2003: Shirin Ebadi
Pakar hukum asal Iran Shirin Ebadi merupakan Muslimah sekaligus perempuan warga Iran pertama yang mendapat anugerah Nobel Perdamaian dengan pujian khusus. Ebadi berjuang untuk penerapan demokrasi dan hak asasi manusia, khususnya hak kaum perempuan dan anak-anak di Iran.
Foto: DW
1993 : Frederik de Klerk dan Nelson Mandela
Frederik de Klerk sebagai presiden Afrika Selatan saat itu, memberikan kontribusi besar bagi pembubaran sistem Apartheid. Nelson Mandela ketua African National Congress berjuang untuk itu, dan dipenjarakan selama 27 tahun. Kedua tokoh diberi penghargaan untuk kontribusi mereka dalam menghapus Apartheid di Afrika Selatan.
Foto: AFP/Getty Images
1991 : Aung San Suu Kyi
Sejak akhir 1980 Aung San Suu Kyi berjuang tanpa kekerasan bagi demokratisasi dan hak asasi manusia di Myanmar yang dulu bernama Birma. Ia tidak bisa menerima langsung anugerah itu, karena bersatus tahanan dan mendekam di penjara. Anak lelakinya mewakili Aung San Suu Kyi menerima hadiah Nobel Perdamaian. Tahun 2010 ia dibebaskan dari tahanan rumah dan sejak 2012 menjadi anggota parlemen.
Foto: dapd
1990 : Mikhail Gorbachev
Dengan politik Glasnost dan Perestroikanya, Mikhail Gorbaschev memungkinkan peredaan ketegangan dan runtuhnya Tembok Berlin sekaligus juga penyatuan kembali Jerman. Tapi 1990 Gorbachev tidak bisa menerima sendiri anugerah itu, karena ketegangan politik dalam negeri Uni Soviet ketika itu.
Foto: picture-alliance/dpa
1983 : Lech Walesa
Ketua serikat buruh bebas Polandia Solidarność ini berada di dalam tahanan rumah, ketika diumumkan mendapat Nobel Perdamaian. Lech Walesa mengirim anaknya Bogdan serta istrinya Danuta untuk menerima penghargaan di Oslo. Tahun 1990 Lech Walesa menang pemilu dan menjadi presiden Polandia.
Foto: AP
1973 : Henry Kissinger dan Le Duc Tho
Henry Kissinger dan Le Duc Tho pada 23 Januari 1973 merundingkan rincian akhir kesepakatan gencatan senjata antara Amerika Serikat dengan Vietnam Utara. Kedua tokoh dianugerahi Nobel perdamaian bagi prestasinya menciptakan perdamaian di Vietnam. Le Duc Tho menolak menerima penghargaan dengan alasan di negaranya tetap belum tercipta perdamaian.
Foto: picture-alliance/dpa
1971 : Willy Brandt
Ia adalah tokoh politik pertama Jerman yang dianugerahi Nobel Perdamaian seusai perang dunia kedua. Willy Brandt diberi penghargaan untuk upayanya meredakan ketegangan dan kesetaraan dengan Blok Timur.
Foto: picture-alliance/dpa
13 foto1 | 13
Ambisi Trump mengejar Nobel Perdamaian
Sejak kembali menjabat pada Januari lalu, Trump semakin gencar menyoroti perannya dalam menciptakan perdamaian dunia. Ia mengklaim telah mengakhiri sejumlah konflik besar dan menyebut dirinya pantas menerima Nobel Perdamaian.
Iklan
Namun, banyak pengamat menilai klaim itu berlebihan. Menurut analis, pujian dari para pemimpin dunia terhadap Trump kini juga menjadi strategi diplomatik untuk menjaga hubungan baik dengan Washington.
Selain Takaichi, sejumlah tokoh lain telah lebih dulu menominasikan Trump untuk penghargaan tersebut.
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menyebut Trump "layak mendapatkannya”, sementara Presiden Gabon Brice Oligui Nguema memuji peran Amerika Serikat dalam memediasi perdamaian antara Rwanda dan Republik Demokratik Kongo.
"Trump telah membawa perdamaian ke wilayah yang selama ini dianggap mustahil. Saya percaya ia pantas mendapat Nobel Perdamaian,” ujar Nguema pada Juli lalu.
Sepanjang sejarah, hanya dua presiden Amerika yang pernah menerima Nobel Perdamaian, yakni Jimmy Carter dan Barack Obama.
Usai dipuji PM Jepang, Trump temui keluarga korban penculikan oleh Korea Utara
Presiden Amerika Serikat Donald Trump bertemu keluarga warga Jepang yang diculik oleh agen Korea Utara beberapa dekade lalu. Pertemuan itu berlangsung di Tokyo, tak lama setelah Perdana Menteri Jepang Sanae Takaichi memuji kepemimpinan Trump dan menyatakan akan menominasikannya untuk Hadiah Nobel Perdamaian.
Dalam pertemuan tersebut, Trump menegaskan bahwa Amerika Serikat "akan mendukung sepenuhnya” upaya keluarga korban untuk mencari kejelasan nasib kerabat mereka yang hilang.
Korea Utara selama bertahun-tahun membantah tuduhan penculikan, sebelum akhirnya pada 2002 mengakui bahwa agen-agennya menculik 13 warga Jepang untuk dijadikan pelatih bahasa dan budaya bagi mata-mata Korea Utara.
Pertemuan itu digelar menjelang kemungkinan pertemuan antara Trump dan Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un, seiring keberangkatan presiden Amerika tersebut ke Korea Selatan dalam lanjutan tur Asia-nya.
Artikel ini pertama kali terbit dalam bahasa Inggris