PM Jepang yang Baru akan Adakan Pemilu Dadakan Oktober 2024
30 September 2024
Perdana Menteri Jepang yang baru, Shigeru Ishiba, mengatakan ia akan mengadakan pemilihan umum yang dipercepat pada tanggal 27 Oktober mendatang.
Iklan
Senin (30/9), Perdana Menteri Jepang yang baru, Shigeru Ishiba, mengatakan bahwa ia bermaksud mengadakan pemilihan umum pada tanggal 27 Oktober mendatang. Jajak pendapat ini akan diadakan setahun lebih awal dan akan menentukan partai mana yang akan menguasai parlemen.
“Penting bagi pemerintahan baru untuk dinilai oleh rakyat sesegera mungkin,” kata Ishiba dalam sebuah konferensi pers.
Ishiba yang akan secara resmi menjadi perdana menteri pada Selasa (1/10), mendukung upaya Bank of Japan untuk menaikkan suku bunga dan mengatakan bahwa ‘ada kemungkinan' terjadi kenaikan pajak.
Kemenangan Ishiba membuat mata uang yen melonjak menjadi sekitar 142 per dolar dari sekitar 146,50. Para investor melepas saham-saham mereka pada Senin (30/9), sehingga para eksportir pun kena imbas.
Indeks Nikkei turun 4,8%, sementara Toyota jatuh 7,6% dan perusahaan real estate Mitsui Fudosan turun 8,7%.
Kontes kepemimpinan Partai Demokratik Liberal (LDP), yang telah berkuasa hampir tanpa gangguan selama beberapa dekade, berlangsung sengit pada Jumat (27/9). Ishiba menang tipis melawan tokoh sayap kanan Sanae Takaichi.
Ishiba berjanji untuk mengembalikan kepercayaan publik terhadap partai penguasa
Para petinggi LDP mengandalkan Ishiba untuk mendongkrak popularitas partai. Sebab peringkat partai dalam jajak pendapat turun tajam di bawah perdana menteri Fumio Kishida, akibat adanya skandal dana gelap partai dan kemarahan atas kenaikan harga barang.
Mantan Menteri Pertahanan Jepang ini berjanji kepada LDP untuk memulihkan kepercayaan publik dan berjanji untuk meningkatkan belanja pertahanan dan membangun hubungan yang lebih kuat dengan Amerika Serikat, dengan latar belakang agresi dari Cina dan Korea Utara.
Ishiba mendukung pembentukan "NATO Asia” dan mengatakan bahwa Jepang harus merespons dengan lebih kuat terhadap pelanggaran wilayah udara atau perairannya oleh Cina atau Rusia, seperti yang telah terjadi berulang kali dalam beberapa minggu terakhir.
Ishiba, (67) memiliki dukungan kuat dari beberapa anggota partai. Namun, ia juga dikenal menentang kebijakan partai dan merupakan kritikus kuat terhadap mantan Perdana Menteri Shinzo Abe yang dibunuh pada tahun 2022.
Iklan
Ishiba mulai menunjuk orang-orang dalam pemerintahannya
Dalam laporan media seperti ditulis AFP, Ishiba mempertimbangkan untuk menunjuk Katsunobu Kato sebagai menteri keuangan, yaitu mantan sekretaris kabinet yang mencalonkan diri dalam pemilihan kepemimpinan LDP.
Mantan menteri pertahanan Gen Nakatani juga disebut akan kembali ke pekerjaan lamanya sementara Takeshi Iwaya, mantan menteri pertahanan lainnya, akan menjadi menteri luar negeri.
Penjahat Perang Jepang yang Didewakan
Mereka bertanggungjawab atas kematian jutaan warga sipil dan masih mendapat tempat kehormatan di kuil Yasukuni. Betapapun besar kejahatannya, mereka dianggap sebagai pahlawan. Siapa mereka dan apa dosa-dosanya?
Foto: Keystone/Getty Images
Hideki Tojo
Hideki Tojo adalah Perdana Menteri Jepang dari 1941 hingga 1944 dan kepala staf militer. Ia didakwa bertanggungjawab atas pembantaian 4 juta penduduk Cina dan melakukan eksperimen senjata biologi kepada tawanan perang. Setelah Jepang kalah, Tojo sempat berniat bunuh diri dengan pistol. Tapi niat tersebut batal dan ia dihukum gantung tahun 1948.
Foto: Keystone/Getty Images
Kenji Doihara
Doihara mengawali karirnya tahun 1912 sebagai agen rahasia di Beijing. Pria yang fasih berbahasa Mandarin ini mendirikan "Kerajaan Manchuria," bersama kaisar terakhir Cina, Puyi. Kerajaan tersebut adalah pemerintahan boneka Jepang. Tahun 1940, Doihara terlibat dalam serangan ke Pearl Harbor dan digantung delapan tahun kemudian.
Foto: Gemeinfrei/Unbekannt
Iwane Matsui
Matsui didakwa terlibat dalam pembantaian Nanjing 1937 yang menewaskan 300.000 penduduk Cina dalam sepekan. Kini sejahrawan meyakini keputusan pembantaian itu datang dari keluarga kekaisaran. Namun tidak seperti perwira militer yang terlibat, keluarga ningrat itu tidak pernah didakwa. Matsui dieksekusi mati tahun 1948.
Foto: Gemeinfrei
Heitaro Kimura
Tahun 1939, Kimura mengobarkan perang brutal terhadap milisi bersenjata Partai Komunis Cina. Ia mendirikan kamp konsentrasi yang menampung ribuan tawanan perang. Tahun 1944 Kimura lalu dikirim ke Burma buat memimpin pasukan Jepang. Ia memaksa tawanan buat membangun jalur kereta api sepanjang 415 ke Thailand. Akibatnya 13.000 serdadu tewas. Kimura mati digantung tahun 1948.
Foto: Gemeinfrei
Koki Hirota
Hirota memimpin pemerintahan Jepang hingga Februari 1937 dan kemudian menjabat menteri luar negeri. Ia didakwa terlibat dalam pembantaian Nanjing. Hirota (tengah) adalah satu-satunya politisi sipil yang digantung tahun 1948.
Foto: Keystone/Getty Images
Seishiro Itagaki
Pada September 1931 Itagaki mengarsiteki pemboman jalur kereta api di Manchuria. Jepang memanfaatkan peristiwa itu buat mendeklarasikan perang terhadap Cina. Itagaki kemudian dikirim ke Korea Utara, Malaysia dan Indonesia sebelum menyerah tahun 1945.
Foto: Gemeinfrei
Akira Muto
Sejak perang berkecamuk, Muto bertempur di Cina dan kemudian didakwa terlibat dalam kejahatan perang, antara lain pembantaian Nanjing. Menurut majelis hakim, Muto tidak cuma membiarkan tawanan perang kelaparan, tetapi juga "menyiksa dan membunuh" mereka.
Foto: Gemeinfrei
Yosuke Matsuoka
Di bawah kepemimpinannya Jepang meninggalkan Liga Bangsa-bangsa setelah dituding memulai perang terhadap Cina. Matsuoka yang kemudian menjabat sebagai menteri luar negeri termasuk inisator perjanjian triparti antara Jepang, Nazi Jerman dan Fasis Italia. Setelah perang Matsuoka meninggal dunia sebelum dieksekusi mati.
Foto: Gemeinfrei/Japanese book Ningen Matsuoka no Zenbo
Osami Nagano
Marsekal Osami Nagano memerintahkan serangan Jepang ke pangkalan militer AS di Pearl Harbor pada 7 Desember 1941. Sebanyak 12 kapal perang AS menjadi korban dan lebih dari 2400 serdadu tewas. Nagano meninggal dunia akibat radang paru-paru tahun 1946 sebelum sempat diseret ke pengadilan penjahat perang di Tokyo.
Foto: Gemeinfrei
Toshio Shiratori
Toshio Shiratori adalah otak di balik propaganda Jepang. Ia pernah menjabat duta besar italia dan termasuk aktor yang aktif mendorong aliansi dengan Adolf Hitler dan Benito Mussolini. Sebagai penasehat utama Kementrian Luar Negeri, ia yang mengarsiteki ideologi fasis militer Jepang di daerah-daerah pendudukan. Toshio dihukum penjara seumur hidup dan meninggal tahun 1949.
Foto: Gemeinfrei
Yoshijiro Umezu
Antara 1939 dan 1945, Umezu mengkomandoi Milisi Guandong yang berkekuatan 700.000 serdadu. Kendati ia menentang kapitulasi Jepang, Umezu (berbaju militer di baris terdepan) diperintahkan menandatangani dokumen kapitulasi pada 2 September 1945. Umezu dihukum penjara seumur hidup dan meninggal dunia tahun 1949.
Foto: AP
11 foto1 | 11
Taro Saito, ekonom senior di NLI Research Institute, mengatakan kepada AFP bahwa Ishiba sejauh ini berfokus pada bagaimana meningkatkan keuangan publik di Jepang, yang memiliki salah satu tumpukan utang tertinggi di dunia.
"Ia tampaknya tidak begitu tertarik pada kebijakan-kebijakan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi, meskipun yang paling penting bagi Jepang adalah pertumbuhan yang rendah daripada kesehatan fiskal,” kata Saito.
Kepala Sekretaris Kabinet Yoshimasa Hayashi, yang dilaporkan akan tetap berada di bawah Ishiba, menolak berkomentar mengenai jatuhnya saham, tapi ia mengatakan bahwa pemerintah akan ‘membuat penilaian dengan kepala dingin'.
"Kami akan terus mengamati dengan saksama tren-tren di pasar keuangan di dalam dan luar negeri dengan penuh kewaspadaan dan sambil bekerja sama dengan Bank of Japan, kami akan melakukan yang terbaik dalam pengelolaan ekonomi dan keuangan,” katanya.