Kantor berita Kyodo pada Jumat (03/09) melaporkan Perdana Menteri Jepang Yoshihide Suga akan segera mundur. Beberapa sumber mengatakan Suga tidak akan mencalonkan diri dalam pemilihan pimpinan partai.
Iklan
Perdana Menteri Jepang Yoshihide Suga dipastikan tidak akan mencalonkan diri dalam pemilihan pemimpin Partai Demokrat Liberal (LDP), partai yang berkuasa di Jepang, dan secara efektif mengakhiri masa jabatannya setelah hanya satu tahun berkuasa, kata Sekretaris Jenderal LDP, Toshihiro Nikai kepada wartawan.
"Hari ini (03/09), di rapat eksekutif, presiden (partai) Suga mengatakan, dia ingin memfokuskan upayanya pada langkah-langkah anti-virus corona dan tidak akan mencalonkan diri dalam pemilihan kepemimpinan," kata Nikai.
"Jujur, saya terkejut. Sungguh disesalkan. Dia melakukan yang terbaik, tetapi setelah mempertimbangkan dengan hati-hati, dia membuat keputusan ini," tambahnya.
Penyelenggaraan pemilihan pemimpin LDP dijadwalkan pada 29 September mendatang. Pemenangnya nanti diproyeksikan menjadi perdana menteri. Sebelumnya, pemerintah telah mempertimbangkan untuk mengadakan pemilihan umum pada 17 Oktober lalu.
Vaksinasi COVID-19 Hingga ke Daerah Terpencil di Dunia
Tim medis menempuh perjalanan panjang dan sulit untuk memvaksinasi orang-orang di seluruh dunia. Pekerjaan itu membawa mereka melintasi pegunungan dan sungai, menaiki pesawat, perahu, bahkan juga berjalan kaki.
Foto: Tarso Sarraf/AFP
Mendaki gunung
Dibutuhkan fisik yang bugar bagi tenaga medis untuk memvaksinasi penduduk di daerah pegunungan di tenggara Turki. "Orang sering tinggal berdekatan dan infeksi bisa menyebar dengan cepat," kata Dr. Zeynep Eralp. Orang-orang di pegunungan tidak suka pergi ke rumah sakit, jadi "kita harus pergi ke mereka," tambahnya.
Foto: Bulent Kilic/AFP
Melintasi daerah bersalju
Banyak orang lanjut usia tidak dapat melakukan perjalanan ke pusat vaksinasi. Di Lembah Maira di Alpen Italia barat, dekat perbatasan dengan Prancis, dokter mendatangi rumah ke rumah untuk memberi suntikan COVID-19 kepada penduduk yang berusia lebih dari 80 tahun.
Foto: Marco Bertorello/AFP
Penerbangan ke daerah terpencil
Dengan membawa botol berisi beberapa dosis vaksin, perawat ini sedang dalam perjalanan ke Eagle, sebuah kota di Sungai Yukon di negara bagian Alaska, AS, daerah dengan penduduk kurang dari 100 orang. Masyarakat adat diprioritaskan dalam banyak program imunisasi.
Foto: Nathan Howard/REUTERS
Beberapa warga perlu diyakinkan
Setiap hari, Anselmo Tunubala keluar masuk pemukiman di pegunungan Kolombia barat daya untuk meyakinkan warga tentang pentingnya vaksinasi. Banyak warga meragukan vaksin dan cenderung mengandalkan pengobatan tradisional, serta bimbingan para pemuka agama.
Foto: Luis Robayo/AFP
Jalan kaki selama berjam-jam
Pria dan wanita dalam foto di atas berjalan hingga empat jam untuk mendapatkan suntikan vaksin COVID-19 di desa terpencil Nueva Colonia di Meksiko tengah. Mereka adalah penduduk asli Wixarika, atau lebih dikenal dengan nama Huichol.
Foto: Ulises Ruiz/AFP/Getty Images
Vaksinasi di sungai
Komunitas Nossa Senhora do Livramento di Rio Negro di Brasil hanya dapat dijangkau melalui sungai. "Cantik! Hampir tidak sakit," kata Olga Pimentel setelah disuntik vaksin. Dia tertawa dan berteriak "Viva o SUS!" - "panjang umur pelayanan kesehatan masyarakat Brasil!"
Foto: Michael Dantas/AFP
Hanya diterangi cahaya lilin
Presiden Brasil Jair Bolsonaro menentang vaksinasi COVID-19. Namun, di sisi lain kampanye itu telah berjalan. Penduduk asli keturunan budak Afrika, termasuk di antara yang kelompok pertama yang divaksinasi. Raimunda Nonata yang tinggal di daerah tanpa listrik, disuntik vaksin dibantu penerangan cahaya lilin.
Foto: Tarso Sarraf/AFP
Rela mendayung jauh
Setelah vaksinasi, seorang wanita tua dan putrinya mendayung menjauhi Bwama, pulau terbesar di Danau Bunyonyi di Uganda. Pemerintah negara Afrika tengah sedang mencoba untuk memasok daerah terpencil dengan vaksin COVID-19.
Foto: Patrick Onen/AP Photo/picture alliance
Medan yang berat
Perjalanan lain melintasi perairan tanpa perahu. Dalam perjalanan menuju desa Jari di Zimbabwe, tim medis harus melewati jalan yang tergenang air. Menurut badan kesehatan Uni Afrika, CDC Afrika, kurang dari 1% populasi di Zimbabwe telah divaksinasi penuh.
Foto: Tafadzwa Ufumeli/Getty Images
Dari rumah ke rumah
Banyak orang di Jepang tinggal di desa terpencil, seperti di Kitaaiki. Warga yang tidak bisa ke kota, dengan senang hati menyambut dokter dan tim medis di rumah mereka untuk mendapatkan suntikan vaksin COVID-19.
Foto: Kazuhiro Nogi/AFP
Barang yang sangat berharga
Indonesia meluncurkan kampanye vaksinasi pada Januari 2021. Di Banda Aceh, tim medis melakukan perjalanan menggunakan perahu ke pulau-pulau terpencil. Vaksin di dalam kotak pendingin merupakan barang yang sangat berharga sehingga perjalanan tim medis didampingi petugas keamanan.
Foto: Chaideer Mahyuddin/AFP
Tanpa masker dan tidak menjaga jarak
India menjadi negara terdampak parah pandemi COVID-19. Pada pertengahan Maret 2021, petugas medis mendatangi desa Bahakajari di Sungai Brahmaputra. Sekelompok wanita mendaftar untuk mendapatkan vaksin. Tidak ada yang memakai masker atau menjaga jarak aman. (ha/hp)
Foto: Anupam Nath/AP Photo/picture alliance
12 foto1 | 12
Kritik atas penanganan pandemi COVID-19
Yoshihide Suga mengambil alih kekuasaan setelah Shinzo Abe mengundurkan diri pada September 2020 dengan alasan kesehatan yang memburuk. Setahun menjabat, dukungan terhadap Suga menurun di bawah 30 persen di tengah upaya Jepang berjuang melawan infeksi COVID-19.
Suga mendapat banyak kritik atas lambatnya penanganan terhadap pandemi, termasuk kampanye inokulasi di seluruh negeri. Kebijakannya tidak cukup untuk menghentikan lonjakan kasus varian Delta yang lebih menular.
Suga berencana untuk merombak kabinet dan eksekutif partainya, tetapi rencana itu batal dilakukan, kata dua sumber partai kepada Reuters, yang berbicara dengan syarat anonim karena sensitivitas situasi saat ini.
Fumio Kishida, mantan menteri luar negeri, masuk dalam bursa pemilihan pemimpin LDP. Pada Kamis (02/09), Kishida mengkritik Suga atas penanganan COVID-19 dan mendesak mengeluarkan paket stimulus untuk memerangi pandemi.
Jepang telah mencatat hampir 16.000 kematian selama pandemi virus corona.