PM Selandia Baru Kecam Kegagalan PBB atas Perang Ukraina
7 Juli 2022
Jacinda Ardern menuding peran Dewan Keamanan PBB yang gagal dalam menanggapi perang di Ukraina. Ia menyerukan adanya reformasi sistem di lembaga global itu.
Iklan
Perdana Menteri Selandia Baru Jacinda Ardern menyebut Dewan Keamanan PBB telah gagal dalam menanggapi invasi Rusia ke Ukraina, Kamis (07/07). Ia juga menyebut peran Rusia yang dinilai "bangkrut secara moral” terkait invasi negara itu ke Ukraina.
Pernyataan Ardern itu disampaikan dalam pidato di sebuah lembaga intelektual Lowy Institute yang berbasis di Sydney, Australia.
Seruan reformasi Dewan Keamanan PBB
Ardern telah lama menentang sistem hak veto Dewan Keamanan PBB yang hanya dipegang oleh lima anggota tetap yakni Cina, Prancis, Rusia, Amerika Serikat, dan Rusia. Ia juga kembali menyerukan upaya untuk mereformasi lembaga tersebut.
Ia menyebut "kegagalan" PBB atas Ukraina disebabkan oleh posisi Rusia dengan hak veto di Dewan Keamanan. Rusia telah menggunakan tempatnya di dewan untuk mengambil "posisi bangkrut secara moral setelah perang yang bangkrut secara moral dan ilegal", ungkap Ardern.
Negara Pemasok Senjata ke Ukraina
Perang yang dilancarkan Rusia di Ukraina terus berkobar. PBB berusaha medorong dialog damai. Namun, sejumlah negara NATO mengirim lebih banyak senjata ke Ukraina. Senjata apa yang sudah dan akan disuplai ke Ukraina?
Foto: Thomas Imo/photothek/picture alliance
Amerika Serikat, Beragam Senjata
Pentagon memasok beragam persenjataan ke Ukraina senilai 2,5 miliar USD. Antara lain peluru kendali anti pesawat terbang Javelin buatan Inggris (foto). Selain itu, AS merencanakan pengiriman 300 kendaraan lapis baja dan sejumlah meriam artileri yang bisa dikendalikan lewat GPS lengkap dengan amunisinya. Juga Washington akan kirim 11 helikopter transport tipe MI-17 buatan Uni Sovyet.
AS juga mengirim sekitar 300 Drone Switchblade yang dipuji gampang dikendalikan dan tidak perlu stasiun peluncur canggih di darat. Dengan bobot hanya beberapa kilogram Switchblade bisa diangkut dengan ransel dan punya daya jelajah hingga 10 km. Drone sekali pakai ini bisa dikendalikan secara presisi untuk diledakkan menghancurkan target musuh.
Foto: AeroVironment/abaca/picture alliance
Jerman, Tank Gepard
Pemerintah Jerman sudah menyetujui pengiriman senjata berat, berupa tank anti serangan udara jenis Gepard. Dikembangkan tahun 1970-an, tank ini selama tiga dekade jadi tulang punggung sistem pertahanan anti serangan udara Jerman. Dilengkapi meriam kaliber 23mm yang mampu menembus lapis baja, dulu terutama dirancang untuk melumpuhkan helikopter tempur MI-24 buatan Rusia.
Foto: Carsten Rehder/dpa/picture alliance
Turki, Drone Bayraktar
Turki sudah memasok 20 drone tempur Bayraktar TB2 ke Ukraina. Penjualan drone ini pada tahun 2021 mulanya tidak ada kaitannya dengan perang yang dilancarkan Rusia. Tapi seiring perkembangan situasi di Ukraina, drone buatan Turki ini jadi salh satu senjata berat yang dikirim ke Ukraina dari salah satu anggota NATO.
Foto: Mykola Lararenko/AA/picture alliance
Republik Ceko, Tank T-72 M4
Republik Ceko menjadi negara pertama anggota NATO yang mengirim senjata berat ke Ukraina. Bulan Januari 2022 seiring penguatan pasukan Rusia di perbatasan Ukraina, Praha mengirim amunisi dan granat anti panser. Setelah invasi Rusia, Republik Ceko mengirimkan tank tipeT-72 M4 buatan Uni Sovyet (foto) dan panser tipe MBP.
Foto: Jaroslav Ozana/CTK/dpa/picture alliance
Polandia, MIG-29
Polandia merencanakan pengiriman sejumlah pesawat tempur tipe MIG-29 buatan Rusia ke Ukraina lewat negara ketiga. Namun NATO menolak rencana ini, karena dengan itu berarti pakta pertahanan Atllantik Utara akan dianggap terlibat secara langsung dalam perang di Ukraina. Warsawa akhirny hanya mengirim senjata tempur dan amunisinya.
Foto: Cuneyt Karadag/AA/picture alliance
Negara NATO Lain, Akan Kirim Senjata Taktis
Anggota NATO lainnya seperti Inggris, Prancis, Belanda, Belgia dan Kanada sudah menjanjikan pengiriman bantuan persenjataan ke Ukraina. PM Inggris Boris Johnson sesumbar akan mengirim rudal anti armada laut, sementara PM Belanda Mark Rutte menjanjikan akan mengirim panser tempur. Namun sejauh ini belum ada yang melakukan pengiriman senjata (as/yf)
Foto: U.S. Army/Zuma/imago images
7 foto1 | 7
Selandia Baru akan mengupayakan reformasi di Dewan Keamanan PBB untuk memastikan bahwa nilai dan relevansinya tidak berkurang. "Kita harus mereformasi Perserikatan Bangsa-Bangsa sehingga kita tidak harus bergantung pada masing-masing negara yang memberlakukan sanksi otonom mereka sendiri,” kata Ardern.
Selain itu, Ardern juga menilai Rusia harus dimintai pertanggungjawaban atas invasinya. Ia menyerukan Pengadilan Kriminal Internasional di Den Haag untuk mendapatkan sumber daya yang dibutuhkan untuk menyelidiki dan menuntut kejahatan perang. Selandia Baru juga berkomitmen untuk membantu Ukraina melawan Rusia di pengadilan, tambahnya.
Iklan
Peran Cina di Ukraina
Perdana Menteri Selandia Baru itu juga memperingatkan agar tidak mengambil pandangan "hitam dan putih" tentang dunia. Ia menyebut invasi Ukraina sebagai perang antara Barat dan Rusia atau demokrasi melawan otokrasi, dan menyingkirkan pemain penting seperti Cina.
"Jangan berasumsi bahwa Cina sebagai anggota Dewan Keamanan tidak memiliki peran dalam memberikan tekanan sebagai tanggapan atas hilangnya integritas teritorial di tangan Rusia," ungkap Ardern.
Ardern juga menyinggung ekspansi Cina di kawasan Asia Pasifik. Sejauh ini Bejing terus mengembangkan pengaruh diplomatik dan keamanannya di Kepulauan Pasifik. Salah satunya penandatanganan pakta keamanan rahasia dengan Kepulauan Solomon pada April lalu yang telah menimbulkan kekhawatiran di antara beberapa negara Barat.
Ardern mengatakan Cina telah lama menjadi pemain di kawasan itu dan akan salah jika mengharapkan negara-negara Kepulauan Pasifik yang berdaulat untuk "berpihak". Ardern menyebut ketika ketegangan meningkat di Pasifik, diplomasi harus menjadi "alat terkuat". Ia juga memperingatkan agar tidak mengisolasi pemain besar alih-alih terlibat dengan mereka.