1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Shinzo Abe di Iran: "Jepang Ingin Bantu Redakan Ketegangan"

13 Juni 2019

Shinzo Abe adalah Perdana Menteri Jepang pertama yang mengunjungi Iran sejak revolusi Islam. Kunjungan itu dilakukan di tengah meningkatnya ketegangan di Teluk Persia dan kawasan Timur Tengah.

Der iranische Präsident Hassan Rouhani (R) trifft den japanischen Premierminister Shinzo Abe
Foto: ISNA

Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe hari Kamis (13/6) bertemu dengan pemimpin tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei dan Presiden Hassan Rouhani. Ini adalah kunjungan pertama seorang PM Jepang ke Republik Islam Iran yang dibentuk setelah revolusi Islam tahun 1979. Jepang adalah sekutu utama AS di bidang politik dan perdagangan, namun secara tradisional menjaga hubungan baik dengan Iran.

"Pertemuan dengan Mr. @AbeShinzo, Perdana Menteri Jepang," tulis Ali Khamenei lewat akun resminya di Twitter, disertai foto kedua pemimpin.

Iran saat ini menghadapi situasi sulit dalam perselisihan pahit dengan Amerika Serikat sejak Presiden AS Donald Trump menarik diri dari Perjanjian Nuklir 2015, pada bulan Mei tahun lalu. Trump juga menerapkan kembali sanksi-sanksi ekonomi terhadap Iran.

Sanksi unilateral Washington ini melumpuhkan ekonomi Iran, sekaligus juga memaksa Tokyo menghentikan pembelian minyak Iran yang dulunya merupakan pemasukan substansial. Politik Trump itu juga memicu penumpukan kekuatan militer di kawasan Teluk.

Selain itu, ketegangan di wilayah Teluk juga ikut meningkat. Arab Saudi hari Kamis memperingatkan Iran tentang "konsekuensi serius", setelah pemberontak Huthi di Yaman yang didukung Iran menyerang bandara Saudi di dekat perbatasan dengan rudal dan melukai 26 orang.

Shinzo Abe (kiri) bertemu pimpinan tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei di TeheranFoto: Ilna

Jepang ingin redakan ketegangan

"Hari ini, ketegangan meningkat di Timur Tengah. Beberapa ahli menunjukkan bahwa konflik mungkin bisa meruncing secara tidak sengaja," kata Abe dalam konferensi pers bersama Presiden Iran Hassan Rouhani (foto artikel) di Teheran. Dia menambahkan bahwa Jepang berharap dapat memainkan peran terbaik dalam kapasitasnya untuk meredakan ketegangan. "Ini adalah satu-satunya pemikiran yang membawa saya ke Iran", tegas PM Jepang itu.

Pada konferensi pers yang sama, Presiden Iran Hassan Rouhani mengatakan; "mengharapkan perubahan yang sangat positif di Timur Tengah dan dunia, jika Amerika Serikat menghentikan tekanan ekonominya terhadap Iran melalui sanksi."

"Jika muncul beberapa ketegangan, akarnya berasal dari perang ekonomi Amerika melawan Iran. Setiap kali itu berhenti, kita bisa menyaksikan perubahan yang sangat positif di kawasan maupun di dunia," kata Rouhani menambahkan.

"Kami tidak akan memulai konflik di kawasan, bahkan terhadap AS. Tetapi jika perang dimulai terhadap kami, kami  akan memberikan tanggapan yang tegas," ujar presiden Iran itu.

Mendapat restu AS

Abe memulai kunjungannya ke Iran pada hari Rabu(12/6). Jepang berhenti mengimpor minyak mentah dari Iran pada Mei 2018 karena ancaman sanksi AS terhadap republik Islam itu.

Rouhani mengatakan dia melihat "minat Jepang untuk terus membeli minyak dari Iran dan memperbaiki masalah keuangan" dan untuk menjamin "pengembangan hubungan bilateral" yang sedang berlangsung.

Juru bicara kementerian luar negeri Jepang, Takeshi Osuga, menerangkan bahwa pembahasan masalah penjualan minyak Iran ke Jepang memang menjadi "keinginan pihak Iran."

Sebelum berkunjung ke Iran, PM Jepang Shinzo Abe melakukan percakapan telepon dengan Presiden AS Donald Trump, kata seorang juru bicara pemerintah Jepang. PM Jepang itu menjelaskan misi kunjungannya ke Iran dan sudah membahas hal itu ketika Trump berkunjung ke Tokyo bulan lalu.

"Kami percaya, sangat penting bahwa, di tingkat kepemimpinan, kami menyerukan pada Iran sebagai kekuatan regional utama untuk meredakan ketegangan, mematuhi perjanjian nuklir dan memainkan peran konstruktif bagi stabilitas kawasan," kata Kepala Sekretaris Kabinet Jepang Yoshihide Kata Suga.

hp/as (afp, rtr, dpa)