1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya
SosialGlobal

Polisi Australia ‘Panen’ Denda Pelanggar Lockdown

15 Juli 2020

Dalam 6 hari terakhir, polisi Australia jatuhkan denda senilai Rp 9 miliar bagi pelanggar lockdown. Pesanan ayam goreng dalam jumlah besar bantu singkap rencana pesta secara sembunyi-sembunyi.

Polisi bersiaga di Melbourne, Australia
Polisi bersiaga di Melbourne, Australia, menyusul peningkatan infeksi Covid-19Foto: Reuters/AAP Image/D. Pockett

Putus asa dalam menahan laju sebaran wabah Covid-19, negara bagian Victoria di Australia pada pekan lalu kembali memberlakukan lagi kebijakan lockdown selama enam minggu. Kebijakan ini memaksa sekitar lima juta orang warganya kembali ke dalam rumah. Meski demikian, Victoria telah mendaftarkan 238 kasus baru virus corona dalam 24 jam terakhir. 

Perdana Menteri negara bagian Victoria, Daniel Andrews, menyatakan kegeramannya atas tindakan sejumlah orang yang melanggar aturan selama masa penguncian ini. Andrews memperingatkan bahwa akibat kelakuan orang-orang tersebut, masa pembatasan bisa saja diperpanjang. 

“Jika orang tidak melakukan hal yang benar, kita harus berlakukan pembatasan tambahan dan berpotensi memperpanjang ... masa pembatasan ini,” kata Andrews kepada wartawan di Melbourne, Rabu (15/07). 

Pesanan ayam goreng bocorkan pesta rahasia 

Sejumlah orang tersebut memang telah membuat pusing kepolisian Melbourne yang juga menjadi ibu kota negara bagian Victoria. Sebagian warga menolak tetap berada di rumah dan secara sembunyi-sembunyi mengadakan pesta dan acara perkumpulan. Akibatnya, mereka terpaksa harus membayar denda. 

Hanya sepekan setelah lockdown kembali diberlakukan, pihak kepolisian Melbourne mengatakan telah mengeluarkan hukuman denda terhadap lebih dari 500 kasus dengan nilai total mencapai 902,000 dolar Australia atau sekitar Rp 9 miliar.  

Di antara mereka yang terkena denda yaitu dua pria yang ketahuan bermain Pokemon GO di sebuah mobil yang tengah diparkir. Ada pula sekelompok orang yang mengaku sedang "mengisi baterai ponsel" di rumah seorang teman, dan seorang pria sedang makan di salah satu restoran cepat saji KFC. 

Kelompok lain bahkan didenda sebesar 26.000 dolar Australia (sekitar Rp 265 juta) karena telah menyelenggarakan pesta di sebuah rumah. Polisi mengetahui adanya pesta tersebut karena mendapat informasi tentang pemesanan makanan dalam jumlah besar di KFC. 

Sekitar 1.500 kasus baru Covid-19 telah tercatat sejak diberlakukannya masa penguncian. Kantong-kantong penularan baru di perumahan publik, panti jompo dan sekolah juga bermunculan. 

“Yang jadi keprihatinan tersendiri bagi kami adalah terus berlangsungnya acara pesta dan acara kumpul-kumpul,” ujar asisten komisaris polisi Rick Nugent.

Selama masa lockdown penduduk Melbourne hanya diperbolehkan meninggalkan rumah untuk bekerja, belajar, mencari perawatan medis, berolahraga, atau membeli barang-barang kebutuhan pokok. 

Polisi tertibkan kerumunan pengantre donat gratis 

Di Sydney, di negara bagian New South Wales, pada hari Senin (13/07) polisi terpaksa dipanggil untuk menegakkan aturan jarak sosial karena produsen makanan ringan populer asal Amerika Serikat yaitu Krispy Kreme menawarkan donat gratis kepada orang-orang yang berulang tahun selama masa isolasi.

Promosi ini pun menarik banyak orang datang ke toko Krispy Kreme di Sydney hingga terjadi kerumunan. Penjabat asisten komisioner negara bagian New South Wales, Tony Cooke, mengecam promosi itu sebagai tindakan yang "tidak masuk akal".  

Selama ini Australia digembar-gemborkan sebagai negara yang berhasil meredam laju penyebaran wabah Covid-19. Tetapi dalam minggu terakhir ini Australia mengalami peningkatan kasus baru. Negara-negara bagian terpadat di Australia pun kembali memberlakukan pembatasan pergerakan yang lebih keras jika wabah Covid-19 tidak segera dapat dikendalikan. 

Secara nasional, Australia kini mencatat sekitar 10.500 kasus Covid-19, sementara jumlah kematian meningkat menjadi 111 kasus pada hari Rabu setelah seorang perempuan berusia 90-an meninggal karena virus ini. 

ae/as (Reuters, AFP)