Polisi Belanda Gagalkan Rencana Serangan Teror Besar
28 September 2018
Satuan Anti Teror Belanda menangkap 7 pria di Rotterdam hari Kamis (27/9). Mereka diduga merencanakan serangan besar-besaran dengan senapan mesin dan bom rakitan.
Iklan
Polisi Belanda mengatakan hari Kamis (27/9) di Rotterdam, mereka telah menggagalkan rencana serangan teroris besar-besaran dan menangkap tujuh tersangka ekstremis dalam berbagai razia di seluruh negeri.
Para pria itu dilaporkan berencana melakukan serangan berskala besar pada suatu acara massal dengan tujuan menyebabkan korban sebesar-besarnya. Penangkapan itu dilakukan setelah investigasi sejak April lalu.
"Polisi menangkap tujuh pria pada Kamis ... (perencanaan mereka) diduga berada pada tahap yang sangat lanjut untuk serangan teroris besar-besaran di Belanda," kata kantor jaksa penuntut umum dalam sebuah pernyataan.
Menteri Kehakiman Belanda Ferdinand Grapperhaus Kamis malam mengatakan: "Sebuah sel teroris berhasil dilumpuhkan".
Para tersangka berencana untuk menyerang sebuah acara besar dengan menggunakan granat tangan, senjata otomatis dan sabuk bahan peledak, kata kantor kejaksaan.
Polisi tidak menyebutkan lokasi target serangan yang direncanakan, yang menurut kantor kejaksaan akan termasuk aksi pemboman mobil secara terpisah.
Investigasi sejak bulan April
Para tersangka berasal dari Arnhem, kota pelabuhan Rotterdam dan desa-desa yang dekat dengan kedua kota tersebut. Dua orang dari kelompok itu diyakini memiliki hubungan dengan ISIS dan pernah melakukan atau berusaha melakukan perjalanan ke Irak dan Suriah.
Penangkapan itu mengakhiri investigasi selama berbulan-bulan yang dilakukan pihak setelah intelijen setelah menerima petunjuk mengenai seorang pria keturunan Irak yang menargetkan "sebuah peristiwa besar di Belanda di mana akan ada banyak korban." Pria berusia 34 tahun itu berasal dari Irak dan sekarang menjadi tersangka utama.
"Salah satu pria dari Arnhem ingin melakukan serangan kelompok di sebuah acara besar di Belanda dan membunuh sebanyak mungkin korban, demikian hasil pengusutan Dinas Intelejen Belanda," kata kantor kejaksaan.
Rencana serangan teror sudah tahap lanjutan
Jaksa mengatakan bahwa penyelidikan itu akhirnya menyimpulkan harus dilakukan penangkapan segera karena persiapan serangan teror sudah mencapai tahap lanjutan.
"Para tersangka sedang mencari senjata AK47, pistol, granat tangan, rompi peledak bunuh diri dan bahan mentah untuk membuat beberapa bom mobil," kata kejaksaan.
Para tersangka berusia 21 sampai 34 tahun dan akan dihadapkan kepada hakim di pengadilan Rotterdam hari Jumat (28/9).
Solidaritas Dunia Terhadap Perancis
Dari Sydney hingga San Fransisco, berbagai kota di dunia ikut menghormati korban serangan teror di Paris. Monumen-monumen bersejarah diterangi dalam warna-warni bendera Perancis sebagai bentuk solidaritas
Foto: Reuters/J. Reed
Dukungan Lewat Lampu
Gedung bersejarah City Hall di San Fransisco diterangi dengan warna biru, putih dan merah, menyusul serangan teror di Paris. Berbicara kepada rekan sejawatnya di Perancis, Menteri Pertahanan AS, Ashton Carter menjanjikan "segala bentuk bantuan" dalam perang melawan kebiadaban IS.
Foto: Reuters/St. Lam
"Hati Kami Remuk Bersamamu"
"Malam ini gedung Opera akan diterangi dengan warna biru, putih & merah, bendera Perancis. Kami turut berkabung dan berdiri disampingmu, Paris," kicau Maik baird, Perdana Menteri negara bagian New South Wales, Australia.
Foto: Reuters/J. Reed
Belum Ada Serangan Udara
Ikon kota Toronto, Kanada, CN Tower juga disinari warna bendera Perancis. Kendati melayangkan simpatinya buat penduduk Perancis, PM Kanada, Justin Trudeau, mengklaim terlalu dini buat Kanada untuk mempertimbangkan serangan udara terhadap IS di Suriah.
Foto: Reuters/Ch. Helgren
Dukungan dari Cina
Menara Oriental Pearl TV di kawasan perbankan, Luijiazui di Shanghai juga ikut serta dalam aksi solidaritas internasional. Jurubicara Kementrian Luar Negeri, Hong Lei, mengatakan pihaknya "sangat terkejut," atas serangan tersebut dan menyatakan solidaritas terhadap Perancis dalam perang melawan teror.
Foto: Getty Images/AFP/J. Eisele
Simpati dari Meksiko
Monumen kemerdekaan Meksiko, Angel de la Independencia, yang sangat ramai dikunjungi turis berubah warna pada Sabtu malam.
Foto: Reuters/T. Bravo
Berbagi Trauma
Gedung One World Trade Centre di New York yang dibangun di atas puing-puing menara kembar yang hancur berkat serangan teror 11.09.2001, menyinari menaranya dalam warna warni bendera Perancis. Menyusul seragnan di Paris, kepolisian New York menyiagakan aparatnya untuk memperketat pengamanan hingga batas waktu yang belum ditentukan.
Foto: Getty Images/D.-P. Wright
Solidaritas Berjarak 10.000 KM
Dari Taipei untuk Paris: menara ikonik Taiwan, Taipei 101, juga berubah warna untuk mengenang korban yang tewas dalam serangan teror IS di Paris, Jumat 13/11/15.
Foto: Reuters/P. Chuang
Belasungkawa dari Selandia Baru
Menara Sky Tower di Auckland ikut serta dalam aksi solidaritas buat korban serangan teror di Paris. Perdana Menteri Selandia Baru, John Key, sempat menyuarakan kelegaannya begitu mengetahui putrinya yang belajar seni di Paris berada dalam kondisi baik. "Pikiran kami bersama keluarga korban," ujarnya.